Ohae Hajimaseyo, Hyung! Jebal… Part 12

OHH12

 

Ohae Hajimaseyo, Hyung! Jebal… Part 12

 

Author                       : Whindalee

Cast                            :

         Leeteuk as Cho Jung Soo / Leeteuk

         Donghae as Cho Donghae

         Kyuhyun as Cho Kyuhyun

Support Cast            :

         Ajusshi Lee (OC)

         Siwon

         Ryewook as Kyuhyun’s Friend

         Han Hyu Ra & Cho Min Soo (OC) as Kyuhyun’ seomma&appa.

Genre                        : Brothership, Tragedy, Angst, Family, Friendship, Hurt, & Sad.

Length                       : Continue

 

Sebelumnya…

 

“Aku ingin mengakhiri segalanya, hyung. Tapi itu sulit.. Dan jika kau sungguh akan membawanya, aku menyetujui itu, hyung. Akan lebih baik jika ia tinggal bersamamu. Dan bisakah kau selalu memberikan kabar padaku setiap minggu atau bahkan setiap hari ketika kau sudah berada disana?”

“Eoh….” ujarnya terputus.

“Donghae-ssi…. Donghae-ssi…” seorang pelayan menghampiriku sambil berlari-lari kecil, memotong ucapan Yesung hyung.

“Hyung, tolong berikan kabar terbaru Kyuhyun ketika kau tiba disana dan kuharap kau melakukan itu, karena aku akan menunggu kabar darimu setiap harinya. Jebal, hyung…”, aku berbisik sambil memegang bahu kirinya dan segera berlalu karena sosok pelayan namja yang kucurigai sebagai mata-mata Teuki hyung datang menghampiri kami.

 

Selanjutnya…

 

10:25 a.m. KST

 

Author Pov

 

Dengan kedua tangan Ryewook yang penuh untuk membawa bungkusan plastik berwarna putih. Ia pun langsung menerobos kamar Kyuhyun dengan senyum bahagiannya. Saat berada tepat dihadapan Kyuhyun yang terdiam sambil terduduk, Ryewookpun berkata sambil mencoba untuk mengembalikan senyum temannya yang satu ini,

“Kyu… Kubawakan ini untukmu! Ada apel, jeruk, dan anggur. Mana yang lebih dulu ingin kau makan? Selagi buah-buah ini masih segar.”

“Gomawo, Wookie. Tapi aku sedang tak ingin memakan apapun.” Ujar Kyuhyun tanpa menatap Ryewook.

“Oh, arraseo.. Aku mengerti!”

Ryewook tampak sedikit kecewa dengan sikap Kyuhyun yang telah kehilangan semangat hidupnya itu dan satu hal yang benar-benar membuatnya merasa sedih, ketika ia mengingat senyum serta tawa dari Kyuhyun.

“Satu bulan lagi akan ada ujian akhir… Dan aku masih membayangkan kalau kau juga akan mengikuti ujian tersebut!” Ujar Ryewook sambil memakan anggur yang ia beli sendiri dengan duduk dilantai.

“Meskipun tidak ada aku, kau pasti bisa menjalani ujian itu dengan baik.” Sahutnya pelan.

“Ottokheyo?! Selama ini kan aku selalu minta bantuanmu ketika mendapatkan soal-soal yang sulit. Dan sekarang, kemana aku harus meminta bantuan?!”, Ryewook berujar sambil memproutkan sedikit bibirnya hingga terlihat sedikit imut. Kyuhyunpun menegakkan posisi tubuhnya dengan memegang tiang infus, lalu menatap Ryewook dengan setengah kesal.

“Mwo? Jadi selama ini kau memanfaatkanku? Eoh, arrayo… Kau datang kesini, kemudian membawa berkantung-kantung buah, jadi kau mau minta bantuanku lagi untuk mengikuti ujian..!”

“Ne…” Jawab Ryewook sigap seiringan dengan anggukkan kepalanya.

“KAU GILA, WOOKIE-AH!!!” Bentak Kyuhyun kesal.

“Aigo.. Akhirnya aku bisa membuatmu marah, Kyu. Aaahhh.. Coba kau lihat itu. Wajah kesalmu, aku benar-benar merindukkannya!” Tutur Ryewook sambil terkekeh bahagia.

“Ishh, disaat seperti ini kau masih saja membuatku kesal.” Ucap Kyuhyun yang kembali bersandar disertai tawa yang ia sembunyikan.

ㅋㅋㅋㅋ… Kalau kau ingin tertawa, tertawalah! Jangan ditahan seperti itu.. Tapi jujur saja, Kyu. Aku sungguh merindukan semua itu..! Dan berjanjilah padaku, kelak kita akan berlari diluar bersama, dibawah terik matahari diiringi suara tawa bahagia kita.”

“Gomawo… Kau memang teman terbaikku, Wookie. Kuharap kau bersabar menunggu waktu itu tiba dan akuberjanji akan datang kembali menemuimu kelak.”

Senyumpun kini menghiasi wajah mereka berdua seakan saling memegang janji untuk dikehidupan selanjutnya.

 

“Apa aku mengganggu waktu bersama kalian?”, Yesung tiba-tiba saja hadir ditengah-tengah mereka sambil tersenyum tipis dan sedikit membungkuk.

“Eoh, anni, hyung… Kajja duduklah disini!” Ajak Ryewook dengan menepuk-nepuk tempat tidur Kyuhyun, agar Yesung duduk ditempat itu,sekaligus menyodorkan satu kantung berisi anggur yang telah tersisa setengah karena tak henti-hentinya Ryewook terus menyumpal mulutnya dengan buah bulat kecil berwarna ungu lekat tersebut.

“Gamshamnida..” Sahut Yesung sambil mengambil beberapa butir buah itu, meskipun tidak langsung dimakan olehnya. Ryewook pun mengangguk senang karena tawarannya kali ini tidak diacuhkan seperti yang pernah Kyuhyun lakukan padanya.

“Kyuhyun-ah, aku akan pulang ke Paris besok pagi…”

Setelah Yesung mengucapkan kata-kata itu, tiba-tiba saja suasana kamar Kyuhyun menjadi sedikit terasa asing dan terhanyut dalam keheningan.

“Tapi aku tidak akan kembali seorang diri…” Sambungnya lagi.

“Maksudmu, hyung?” Sahut Kyuhyun lemah.

“Aku harus membawamu ke Paris, Kyu. Aku juga sudah meminta saran pada Siwon dan ia setuju kalau aku melakukan itu. Disana ia akan membantumu menjalani pengobatan yang lebih baik dari Seoul. Jebal, Kyuhyun-ah… Ikutlah denganku!”

Jelas sekali terlihat Ryewook terkejut dengan raut wajahnya yang tidak percaya itu dan merasa agak keberatan dengan tawaran Yesung. Namun, ia hanya diam, tak berani mengatakan apapun.

“Seberapa baik apapun pengobatan disana, tidak akan bisa menyembuhkanku, hyung.”

“Tak ada salahnya jika kita coba, Kyu. Siapa tahu keadaanmu akan membaik ketika berada disana?!”

“Tapi aku tidak membutuhkan itu, hyung. Tidak mungkin sembuh, juga tak masalah bagiku.”

“Jangan katakan itu, Kyu! Yang terpenting saat ini adalah kau mau ikut dulu bersamaku karena aku tak bisa meninggalkanmu dengan hyungmu yang kejam itu. Kau juga sudah membohongiku, untuk apa kau katakan kalau ia telah berubah? Tapi kenyataannya ia justru lebih kejam dari yang pernah kubayangkan. Kyu, itulah alasannya mengapa aku berniat mengajakmu ke Paris dan untukapa kau tetap disini, Kyu? Akan lebih baik jika kau ikut bersama denganku. Jeongmal jebal….”

“Hajiman, hyung.. Bagaimana dengan Wookie?”

“Eoh, gwaenchanna, Kyu. Aku tidak keberatan dengan ucapan Yesung hyung, karna kupikir ucapannya itu memang benar. Kau akan hidup lebih baik disana dengan ajusshi dan ajumma Kim yang mungkin akan membantu merawatmu di Paris. Tenang saja… Kau tidak perlu menghawatirkanku, Kyu. Aku akan mengunjungimu ke Paris jika libur kuliah tiba. Chankhammaneyo?!” Imbuh Ryewook berusaha ceria, yang padahal jauh dihatinya ia sungguh tidak rela jika teman terbaik satu-satunya ini harus pergi ke kota bernama Paris tersebut. Selain itu Ryewookpun takut ketika libur kuliah tiba lalu pergi ke Paris, ia tidak lagi menjumpai Kyuhyun. Takut-takut temannya itu sudah pergi meninggalkannya.

“Kau dengar sendiri bukan, Kyu? Ryewook juga setuju, jika kau pergi bersama denganku ke Paris. Irrokhe, otthe!?”, seakan menagih jawaban, Yesung pun kembali membujuk Kyuhyun secara perlahan.

“Hajiman, hyung…”

“Jeongmal jebal, Kyu..!”

Kyuhyun sempat terdiam dan tak sengaja menatap burung yang hinggap disudut jendela kacanya itu. Tak lama kemudian, ia pun mengangguk lemah menyanggupi permintaan Yesung sejak awal.

“Tapi ada satu syarat yang harus kau lakukan, hyung..”

“Mwo ya?”

“Aku akan ikut denganmu kesana. Tapi aku tidak ingin menjalani pengobatan sama sekali karena kurasa itu percuma bukan? Disana Siwon hyung hanya akan menjaga dan merawatku, tidak lebih dari itu!”

“Eoh….” Ujar Yesung terpotong.

“Aku mengiyakan permohonanmu, hyung. Jadi kau juga harus menyanggupi kemauanku. Dengan begitu kita impas, hyung.”, karena tak ada pilihan lain menurut Yesung. Pada akhirnya ia pun mengangguk dengan sangat terpaksa disertai senyuman miris yang dibalas oleh Kyuhyun dengan senyum tipisnya. Sedangkan Ryewook menitikan air matanya tanpa diketahui oleh mereka berdua.

 

Keesokan paginya 07.15 a.m. KST.

 

Kyuhyun Pov

 

Cukup lama rasanya aku tidak menuruni anak tangga rumah ini. Baru 5 anak tangga yang kulalui, tapi rasanya sudah membuat nafasku menjadi agak sesak. Meskipun selama menuruni anak tangga ini aku dibantu oleh Yesung hyung dan Siwon hyung yang memegang selang infuse ku dengan hati-hati serta Ajusshi Lee yang telah berada di lantai bawah terlebih dahulu sambil membawa koper berisikan keperluanku.

 

Saat tengah berjalan melewati ruang tamu dan hendak menghampiri ruangan Teuki hyung. Pintu itu tiba-tiba saja terbuka dan keluarlah kedua hyungdeulku dari ruangan tersebut. Saat mereka berdua melihat kehadiranku, perlahan kulepaskan pegangan Yesung hyung yang berada dilenganku. Selangkah demi selangkah, akupun mulai menghampiri Leeteuk hyung yang terdiam tanpa menatapku didepan ruangannya dengan Donghae hyung yang tepat berada disampingnya.

Ketika jarak antara kami tidak terlalu jauh, akupun langsung memeluk kedua kakinya yang panjang tersebut sambil mulai menangis sesegukkan. Sikapku ini mungkin benar-benar mengejutkan yang lainnya termaksud Teuki hyung sendiri.

“Hyung…. Jebal…! Berikan aku satu alasan agar aku mau mengurungkan niatku untuk ke Paris. Berikan satu alasan untukku tetap bertahan dirumah ini! Kalau kau katakan aku tidak boleh pergi, maka aku akan tetap tinggal disini. Meskipun kau tidak memperhatikan atau perduli padaku, hyung. Jebal….”

“Tak ada yang melarangmu ke Paris bersama Jong Woon. Pergilah dan jangan kembali lagi walaupun kau sudah sembuh!”

 

Deg….!

 

Air mataku terasa semakin deras mengalir ketika mendengarnya mengucapkan kata-kata itu. Lalu ia pun melepaskan rangkulan tanganku dari kaki kirinya, kemudian berlalu bersama Donghae hyung yang menatapku iba.

 

Ini yang terakhir…. Terakhir kali aku bisa mendengar suaranya, terakhir kali aku bisa melihat punggungnya yang terlihat begitu kuat itu, terakir kali pula aku akan merasakan sakit seperti ini.

 

Yesung hyung pun menghampiriku dan membantuku untuk berdiri. Telapak tangannya yang hangat membuat tangisanku sedikit mereda karena entah kenapa aku jadi teringat saat eomma membantuku bangkit ketika aku terjatuh. Kutatap kesekeliling ruangan megah ini tanpa berkedip karena entah kapan aku bisa kembali kerumah ini atau memang tidak akan pernah bisa kembali ketempat ini lagi.

“Kajja, Kyu…” Ajak Yesung hyung ramah.

 

***

 

Tubuhku bersandar lemah dibangku mobil belakang mengingat kondisiku yang semakin memburuk ini. Ajusshi yang tengah mengendarai mobil inipun, sesekali memperhatikanku lewat kaca spion didepannya dan Siwon hyung yang tak jarang pula menengok kebelakang untuk memastikan bahwa keadaanku baik-baik saja.

Aku memang memutuskan untuk ikut ke Paris dengan Yesung hyung, tapi bukan untuk berobat. Melainkan untuk menjauh dari kedua hyungdeulku itu, agar kelak ketika hari kematianku hampir tiba, aku tidak melihat air mata kesedihan mereka. Aku tidak ingin melihat mereka menangisi kepergianku dan jika bisa aku bahkan tidak ingin mereka tahu kalau aku sudah pergi meninggalkan mereka.

Sebenarnya ada sedikit rasa sakit dihatiku, ketika aku harus menerima kenyataan ini semua. Apa yang telah kulakukan dikehidupanku yang dulu sehingga aku harus menanggung penderitaan seperti ini? Sulit… Terlalu sulit rasanya aku menghadapi cobaan yang terus ada bertubi-tubi ini. Aku bahkan sudah tak bisa tersenyum ceria walaupun palsu seperti dulu.

 

 

Selama perjalanan menuju bandara, terkadang aku merasakan nyeri didada dan rasa sesak yang datang setelah itu. Tapi aku harus terus menyembunyikan sakit ini hingga akhir. Karena cukup bagiku untuk membuat mereka selalu menghawatirkanku setiap saat.

Perhatianku pun teralih disepanjang jalan yang sering kulalui dulu. Aku masih membayangkan kalau dulu aku mampu berlari secepat mungkin. Berlari dan berlari kemanapun yang kumau tanpa ada yang bisa mencegahku. Satu tetes air mataku terjatuh ketika menatap pemandangan keluar jendela mobil.

“Bisakah… hentikan… mobilnya sebentar?” ucapku parau ketika hampir melewati suatu tempat. Yesung hyung yang mendengar ucapanku dengan jelas karena ia berada disampingku, langsung memerintahkan Ajusshi Lee untuk menepikan mobilnya.

“Ajusshi, tolong hentikan dulu mobil ini..”

“Geurrae…”, Ajusshi pun segera menepikan mobil ini tepat didepan gedung Teuki hyung dan Donghae hyung bekerja.

Kuturunkan kaca mobil dengan menekan tombol otomasi dibagian pintu, kemudian kulakukan hal yang biasanya kulakukan saat berada didepan gedung ini.

“SARANGHAE…!” teriakku meskipun suara yang kukeluarkan tidak lantang seperti dulu. Tanpa bisa kutahan derai air mata akhirnya jatuh berlombaan dan segera kuseka dengan lengan baju hangatku. Aku menoleh kearah tiga orang yang begitu menyayangiku ini dan tersenyum lebar seraya mengucapkan,

“Kajja… Kita pergi sekarang…”

Ternyata aku juga melihat buliran bening itu terjatuh dari pelupuk mata Yesung hyung. Aku kembali tersenyum dan menatap perusahaan hyungdeulku disertai hembusan nafas yang berat.

“Tuan Muda.. Haruskah aku ikut menyusulmu ke Paris?” tanya ajusshi ragu.

“Tidak perlu, ajusshi. Akan lebih baik jika kau tetap di Seoul. Mereka pasti akan sangat membutuhkanmu. Hyungku… Pasti mereka akan kehilanganmu, ajusshi!”

“Hajiman..”

“Ajusshi… Kau tenang saja. Lagipula sudah ada Siwon hyung dan Yesung hyung yang bisa menjagaku. Kupastikan juga akan selalu memberikan kabar padamu setiap harinya.” ujarku memotong perkataannya dan membuatnya langsung terdiam, tak melanjutkan kata-kata kembali. Lalu ia mulai menginjak pedal gas hingga mobil kembali melaju.

 

Drrrtt…. Ddrrrtt….

 

Ponsel disaku baju hangatku bergetar, saat kuraih dan melihat layar ponsel tersebut aku mendapati satu pesan singkat berasal dari Wookie. Kusentuh layar touchscreen ponsel hingga membukakan isi pesan dari teman baikku ini secara otomatis.

 

Kyuhyun-ah…. Mianhae! Aku tak bisa mengantarmu kebandara pagi ini, karena kurasa aku tak akan sanggup melihatmu pergi dari Seoul. Aku pasti akan menangis, Kyu.. Dan aku tidak ingin kau melihatku seperti itu. Aku hanya ingin mengantar kepergianmu dengan senyum. Mianhae.. Tapi aku berjanji akan mengunjungimu ke Paris saat libur kuliah tiba. Tunggu aku, Kyu… Berjanjilah…

 

Air mata yang sempat mengering, akhirnya kembali mengalir membasahi wajahku, membuat Yesung hyung menjadi cemas karena melihatku seperti ini.

“Wae geudae, Kyu?” ujarnya sambil ikut menatap ponselku.

“Anni, hyung… Hanya salam perpisahan dari Ryewook.”, aku tersenyum dengan air mata yang tidak kuseka saat menyahut ucapannya. Jemariku juga mulai menyentuh huruf-huruf perlahan demi membalas pesan singkat itu.

 

Hya, teman macam apa kau? Tidak mengantarku disaat aku akan pergi jauh! Hahaha.. Aku bercanda, Wookie! Gwaenchanna. Hajiman, jangan terlalu lama menunggu waktu yang tepat untuk mengunjungiku karena aku takut kau tidak lagi menemuiku disana.. Annyeong.. ^^v

 

Setelah pesan singkat itu terkirim, mungkin saja ia akan menangis saat membacanya. Aku terdiam dan kembali menaruh ponselku kedalam saku baju hangat, seakan berpikir apa sisa waktu ku cukup untuk menunggu kedatangan Ryewook sampai musim dingin di Paris sana.

 

Teuki hyung… Donghae hyung… Jeongmal mianhae! Aku tidak akan lagi mengganggu, menyusahkan, atau membuat kalian marah lagi padaku. Hari ini yang terakhir… Aku tak akan lagi kembali. Aku berjanji! Dan untuk Yesung hyung, Siwon hyung.. Mianhae.. Mungkin dari hari ini pula hidup kalian akan menjadi lebih sulit karena adanya kehadiranku. Aku mungkin akan menyusahkan kalian dan aku berjanji itu tak akan berlangsung dengan lama….

 

Beberapa bulan kemudian…

 

Author Pov

 

Terasa seperti tidak ada lagi hambatan ataupun gangguan dikehidupan Leeteuk. Setiap harinya selalu terpancar wajah yang bahagia disertai senyuman senang yang melebar hingga lesung pipinya membentuk. Sifat angkuhnya menurut Lee juga kian berkurang, mungkin karena tidak adanya Kyuhyun di rumah tersebut membuat Leeteuk dengan senang hati menjalani hidupnya bersama dongsaengnya yang satu lagi.

Akan tetapi, berbeda dengan Donghae yang malah merasa adanya sesuatu yang hilang dihidupnya kini. Ia juga jadi tidak banyak bicara dengan Leeteuk karena merasa hyungnya tersebut sungguh kejam dan hanya akan bicara jika itu perlu.

 

“Senang bisa bekerja sama dengan perusahaan Anda.” Tutur Leeteuk ramah sambil mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan seorang sajangnim dari perusahaan Shin.

“Na do, Leeteuk-ssi. Oh ne Donghae-ssi, kau sudah bekerja keras hari ini. Perusahaan keluarga anda sungguh luar biasa. Gamshamnida…” Ucap sajangnim Shin seraya menyambut tangan Leeteuk dan kemudian menepuk bahu Donghae pelan. Donghae pun membungkuk sambil mengucapkan kata terima kasih.

“Kapan pertemuan selanjutnya akan diadakan?” Tambah sajangnim Shin tanpa melepaskan senyum puasnya.

“Kami serahkan ini semua pada Anda, Young-ssi. Anda bisa memilih tempat yang anda suka untuk pertemuan berikutnya.” Sahut Leeteuk akrab. Sedangkan Donghae hanya menggeleng kecil karena tak percaya, bisa-bisanya ia tersenyum seperti itu setelah adanya kepergian seseorang.

 

“Eoh, arraseo.. Kalau begitu akan saya hubungi anda kembali setelah mendapatkan tempat yang cocok. Geurrae, saya harus pergi, Leeteuk-ssi dan gomapta untuk kerja keras anda.”, sajangnim itupun berlalu dari ruang rapat dengan sekertaris yeoja dibelakangnya.

Setelah mereka pergi, tak lama Donghae pun berjalan membelakangi Leeteuk yang masih berdiri ditempatnya sejak awal, tanpa mengatakan apapun.

“Hae…” Panggil Leeteuk dan membuat langkahnya harus tertahan. Lalu Donghaepun kembali membalikkan tubuhnya menatap Leeteuk tanpa ekspresi. Namun, Leeteuk hanya diam karena heran melihat tingkah dongsaengnya itu.

“Mianhamnida, hyung. Jika tidak ada yang ingin dibicarakan, aku harus segera pergi.” Ujarnya yang kembali melangkahkah kaki.

“Aku bahkan belum mengatakan apapun, Donghae-ah. Darimana kau belajar tidak tahu aturan seperti itu?!” Protes Leeteuk kesal.

 

Donghae yang rasanya sudah tidak mungkin bersabar lagi, mengepalkan tangannya kuat-kuat, dan kembali menatap Leeteuk sambil tersenyum tipis.

 

 

 

 

 

 

Tbc

10 thoughts on “Ohae Hajimaseyo, Hyung! Jebal… Part 12

Tinggalkan Balasan ke VayTeuKey Batalkan balasan