Doctor In Love ‘Part 2 – End ’

 

yesungdok

[Twoshoot]  ‘YeSeo Couple’ : Doctor In Love ‘Part 2’ FINAL 

Author        : ArVi

Cast            :
    Kim Jong Woon
    Song EunSeo
    Cha Hwang Mi

Additional Cast    :
    Hwang Rae Ha
    Lee Tae min
    Amber Liu Josephine
    Choi Minho

Disclamer    : This story original from my heart, my mind and my hand. So, this’s MINE.  This story is just for fun. Please do not be distracted by whoever the casts I have chosen. Please enjoyed this story while waiting for breaking fasting.

P/S    : Taraaaaaa….
Part endingnya finissh…
Semoga Romance nya ga sesedikit part kemarin yaakh! , udah arvi banyakin kok ^^

HAPPY READING ^^

HONDAM HOSPITAL
[NICU ]

 

 

 

Eunseo syok menyadari kenyataan kematian bayi prematur itu dan terjatuh, yang lainpun masih terpaku menyadari apa saja yang baru terjadi. Yesung sendiri masih diam mematung melihat jasad bayi yang belum selesai ia tangani, terlebih sekarang Rae Ha yang paling merasa terpukul akan hal ini langsung beranjak sambil sedikit melompat,ia mengambil alat pemompa jantung yang terjatuh dari tangan Eunseo, gadis itu terus  memompa jantung sang bayi walau grafik terus menurun, meskipun suara ‘Tiiiiiiiiiit’ panjang sudah terdengar nyaring, nampaknya Rae Ha masih belum bisa menerima kenyataan. “bertahanlah.. sedikit lagi…. Bertahanlah sedikit lagi..  kumohon”

Sedangkan dilantai Eunseo masih mengerjap-ngerjapkan mata, mengusir rasa pusingnya, Minho yang berjongkok didepannya masih membeku menatap wajah pucat pasi wanita yang berhasil menarik perhatiannya. Namun Tiba-tiba Dengan suara tenang Yesung meminta Dokter Nam Il Sook untuk menjahit pasien kembali.
“setelah itu bawa ke ICU lalu panggil walinya dan beritahukan kematian bayi mereka”

“kumohon. Sudah kukatakan agar menunggu sebentar lagi!” Rae Ha bertriak, ia benar-benar tidak bisa menerima kenyataan ini.

Dokter Nam diam, namun Yesung langsung menaikan oktaf suaranya. “apa yang sedang kau lakukan Nam Il Sook!” Bentakan Yesung terdengar sangat keras.

Il Sook menatap simpati kearah Rae Ha, juniornya yang masih terus memompa jantung sang bayi.

“yang kau lakukan ini sudah cukup!” Amber akhirnya lepas kesabaran dan menarik Rae Ha sekencang mungkin.

Namun Rae Ha belum jengah, ia malah menepis kasar tangan Amber dan kembali memompa jantung bayi itu, “ayolaah… ayolaaah”

“kau gila? Hentikan Ha ya..” Taemin berusaha menghentikannya juga, namun sama sekali tidak digubris. Mereka semua masih syok dan membeku. Bahkan diposisi yang masih sama, Minho masih berjongkok dihadapan Eunseo yang terduduk dengan syok, namja muda itu masih terus menatap wajah seniornya, merasakan sebuah keterpukulan yang menimpa Eunseo.

Kepala Yesung terasa berputar-putar, ia mengingat semua klise buruk itu lagi, saat-saat yang paling ia benci dan meruntuhkan profesionalitasnya sebagai dokter yang konsisten. Tidak. ini tidak bisa Kim Jong Woon. Kau tidak boleh terlarut dalam masa lalu itu lagi.
“kecuali mereka yang belum bisa menerima kematian ini. Keluar!” triaknya lalu melangkah keluar.

Semua orang keluar, menyisakan Eunseo yang masih terduduk lemas dan Rae Ha yang terus memompa jantung bayi prematur, Minho terlihat menarik nafas sebentar namun detik berikutnya ia bangkit dan meninggalkan Eunseo.

“cukup”
Mata Rae Ha memerah mendengar ucapan Eunseo. “jahit pasien, dan kembalikan mayatnya ke ICU”

DUGH

Alat pompa jantung itu terjatuh, mata RaeHa berkunang-kunang melihat Eunseo yang beranjak pergi meninggalkannya sendiri. Ini operasi pertamanya! Dan ia gagal! Rae Ha merasakan tonggak keputus asaan dan kehampaan yang mengikis rasa percaya dirinya.

‘aku membunuhnya’

Diluar ruang operasi, semua orang menunggu, terutama Hwang Mi, ia terlihat tersenyum picik melihat Eunseo yang berjalan tanpa sepatah katapun, mengacuhkan mereka semua, termasuk Presdir Kim.
Yeoja itu keluar dan menemui orang tua sang bayi yang langsung menyambutnya dengan tatapan penuh harap. Eunseo memejamkan matanya dengan ragu , sangat jelas bukan ini yang ingin mereka dengar.
“sudah sangat terlambat…”

Orang tua bayi itu syok bahkan ibu sang bayi nyaris pingsan lagi, tanpa perlu waktu lama ia langsung menghunuskan kemarahannya pada Eunseo. “bagaimana mungkin dengan mudahnya kau mengatakan ia telah mati! Kenapa kau biarkan anakku mati! KENAPA??!!”

Eunseo tetap menunduk walau ibu itu terus meracau “kalau kau bisa mengoprasinya , kau seharusnya bisa menyelamatkannya, bisakah kalian menyebut diri kalian sebagai dokter setelah membunuhnya?!”

Ayah bayi itu terus memegangi tubuh istrinya yang terus menggoncang-ngoncangkan bahu Eunseo,  “anakku sudah mati!” ia memukul-mukul dadanya sambil terisak, “anakku sudah mati!”

“KAU  PEMBUNUH! PEMBUNUH!” Eunseo diam ketika tubuhnya dihujami pukulan-pukulan dari ibu sang bayi, dan parahnya yeoja itu hanya diam dan diam, ia menggenggam ujung jas dokter yang ia kenakan, bukan sakit dari pukulan itu, tapi sakit dihatinya menganga lebar, kepalanya pening dan pandangannya mengabur mengingat trauma itu lagi. Hampir saja Eunseo terjatuh, NamunYesung  langsung meraup dan memeluk tubuh Istrinya, melindungi dari pukulan-pukulan itu .

“kembalikan bayiku.. kembalikaan…”

“kembalikan bayiku…” ibu sang bayi terus meracau didekapan suaminya, namun ia tetap bisa memukul-mukul punggung Yesung yang masih melindungi Eunseo. Suasana sangat dramatis, terlebih beberapa perawat masih syok akan apa yang mereka lihat. Yesung tengah memeluk Eunseo dengan erat, mengecup dengan dalam dan lama puncak kening istrinya.

(back sound – JYJ To Love ‘Junsu’)

Hwang Mi? dia terlihat mundur beberapa langkah, mata yeoja itu bahkan nyaris keluar melihat pemandangan dihadapannya. Yesung dan Eunseo ?

“wae? Kau terkejut?” Presdir Kim memandang  Hwang Mi lalu sebentar, lalu kembali menatap aksi anaknya. “dia menantuku, menantu terbaik dari yang terbaik”

***

   
    [YeSeo Home – Appgeujong , South Korea]
[07.00]

Gerimis hujan pagi ini menyisakan ketenangan. Aroma tanah dan uap air menyeruak sedari pagi buta. Seharusnya ini adalah waktu dimana semua mahluk  bangun dari balik selimut dan bersiap melakukan aktivitas seperti biasa, namun untuk kali ini, Yesung rasa dirinya perlu waktu sejenak.

Namja itu masih pada tempat semula, meski matahari sudah mulai berani menampakan diri setelah diterjang gelegar petir kemarin malam, tapi Yesung masih dalam posisi itu. Posisi dimana tak banyak yang tau bahwa semalaman ia duduk BERSIMPUH memeluk tubuh Eunseo yang tertidur tenang dipelukannya. Situasi ini lagi, ia tak perlu merasa lelah jika ini memang seharusnya ia lakukan. Ya, itu logikanya.

Yesung masih diam tanpa bergerak sedikitpun, dipandangnya seluruh titik wajah Eunseo, lebih dari semalaman harusnya cukup, tapi nyatanya Yesung masih betah diposisi itu.
Ia masih ingat, bagaimana control Eunseo yang cukup baik menyembunyikan semua ini bertahun-tahun, bahkan selama beberapa jam ketika trauma itu kembali mendatanginya kemarin.Namun  sepertinya kematian bayi itu adalah kunci berakhirnya kemunafikan diwajah sang istri.

“eugh” wajah Yesung yang biasanya konsisten kini meneduh saat melihat Eunseo menggeliat kecil dipelukannya. Wanita itu seolah melenyapkan amukan bathinnya kemarin malam, amukan bathin yang sukses membuat Yesung bingung melihat keadaan rumahnya pagi ini.

Perlahan , mata Eunseo terbuka, hal pertama yang ia lihat sebelum sinar matahari adalah Yesung. Ya , itu benar, segelap apapun hidupnya, Eunseo masih bisa melihat Yesung seorang. Karena Yesung adalah penerangnya, itu cukup realistis.

“hey” Yesung tersenyum singkat dan teduh, menatap bola mata hitam istrinya yang menari-nari menyusuri lekuk wajah Yesung, wanita itu sepertinya masih mengumpulkan kesadaran.

“terjadi sesuatu?” entah kenapa suara Eunseo bisa berat dengan desahan khas nya setelah menangis.

Yesung mengangguk, masih dalam posisi semula. Bedanya, Eunseo sudah membuka mata. “hum, kau merusak rumah lagi”

Yang diajak bicara langsung terlihat sedikit kaget, terbukti kini Eunseo hendak bangkit namun tangan Yesung yang sedari tadi memeluknya menahan dengan kokoh tubuh Eunseo.
‘wae?’ mungkin itulah arti tatapan meminta penjelasan yang langsung Eunseo lemparkan.

“kau berhutang sesuatu pagi,” Eunseo semakin heran, jarak mereka yang sedekat ini memudahkan matanya menari-nari mengelilingi maha karya seni didepannya.

“kau tau betapa beratnya dirimu? Uh.. bahkan punggungku sangat sakit setelah dicakar dan dipukuli, ah… aku bahkan kehilangan sebelah sepatu saat mencari seorang wanita bodoh yang berlari ditengah hujan dengan gila, aigoo.. kau semakin berhutang saat membiarkan punggungku encok dengan tulang yang membeku pada tempatnya semalaman suntuk”

“harusnya wanita memuakan itu sadar, jika ada hidup orang lain yang bergantung pada hidupnya. Bukan semakin membodohi diri dan membuat semuanya ikut mati.” Yesung melanjutkan ocehannya

Baru saja Eunseo ingin membuka mulutnya, Yesung langsung menunjukan senyum maut yang langsung membuat wanita itu bungkam lagi, “logikanya, kau sudah mengambil  hatiku, bagaimana aku bisa hidup tanpa hati?”

DEG

“hentikan,” Eunseo langsung mengusir perasaan itu lagi, ia hendak bangun dan menghempaskan tubuh Yesung seperti biasanya,
Namun sayang, nampaknya Yesung tidak ingin menuruti kemauan istrinya kali ini.

“kau yang berhenti!”
“sampai kapan? Katakan padaku  sampai kapan!?”
“sampai kau melihatku mati perlahan-lahan? Itu yang kau inginkan?! Katakan! Katakan dihadapanku, jangan sembunyikan semuanya sendiri, katakan sekarang, katakan jika kau ingin aku pergi!”

“Yesung cukup!”

“Tidak” cengkraman Yesung semakin keras, “kau kira setelah semua ini kau bisa membuatku melepaskanmu? Tidak. Jangan bermimpi”

Air muka Eunseo memerah, dan itu membuat Yesung puas. Ini yang ia inginkan. Meski bibir eunseo cukup berhasil mengelabui pendengarannya, meski tatapan Eunseo bisa mengelabui matanya, tapi tidak untuk perasaannya. sesungguhnya dari kemunafikan Eunseo selama ini, ia adalah wanita paling jujur, sangat mudah menebak apa yang ia inginkan jika kalian bisa membaca hatinya. dan lagi-lagi Eunseo gagal mengelabui hati Yesung.
“kau tidak bisa membohongi hatiku,”

Nafas Eunseo tersengal mendengar ucapan itu, “cukup dan lepaskan aku”

Semakin keras Eunseo meronta, Semakin kencang pegangan Yesung, tapi meskipun namja itu terlihat lebih kasar dan arogan kali ini, tapi amarah dan gejolak hatinya tengah berdebur dan menggebu.
“tak bisakah kau katakan hal lain selain ‘cukup’ ? aku tau penderitaan ini cukup untukmu, cukup untuk membuatmu ingin pergi, tapi tak bisakah kau membuatku sebagai alasan untuk bertahan?”

“jawab aku” kini suara yang tegas dan arogan itu perlahan semakin mengikis hatinya,
“bisakah kau merasakannya?”
pertanyaan bertubi-tubi dari Yesung membuat Air mata Eunseo sudah membendung disekitar matanya, bahkan kini yeoja itu seolah tak kuat lagi, dalam 1 kali kerjapan, air mata yang susah payah ia bendung jatuh juga.
“kau jauh lebih beruntung dariku, masih ada aku saat kau terluka, aku selalu ada saat kau ingin bersembunyi dan menangis, selalu memberikan kekuatan agar kau bertahan. Sedangkan aku?”

Suara Yesung sudah berbeda,
“pada siapa aku melakukannya?… Istriku yang dulu sudah tidak ada, tubuhnya masih disini, tapi hatinya sudah pergi! Bisa kau merasakan bagaimana perasaanku? Kau kehilangan anakmu, aku pun begitu. Tapi kau tidak kehilangan suamimu. Dia masih disini, menjagamu, melindungimu, tapi kau selalu menentang itu semua. Sebenarnya seperti apa sakit hatimu?! Jika nyatanya aku lebih sakit dari itu Seo ya..”

Cukup, mungkin ini batas kekuatan dan kesabaran seorang Kim Jong Woon dalam menghadapi tekanan dari sikap Eunseo selama ini, padahal dulu , sebelum kejadian buruk itu terjadi, tak ada yang lebih membahagiakan dari kebersamaan. Tapi setelah ‘saat’ itu terjadi, semuanya pecah, dibombardir dalam sekali kerjapan. Tepat ketika semua perubahan itu ditunjukan oleh Eunseo.

“jadi untuk apa kau masih disini?” mata Yesung terbelalak nanar, tepat ketika bibir pucat dan biru itu mengeluarkan suara lagi. “jika kau tersiksa mengapa kau masih bertahan!!!!”

DRAAAAAAG

Dengan sekali hentakan , tepat ketika tubuh Yesung mengendor, Eunseo mendorong penuh emosi, membuat tubuh namja itu terplanting kesisi tempat tidur. “kau ingin tau bagaimana sakit yang aku rasakan?”
Eunseo tersenyum miris, “seperti ini,”

PRAAAAANG

Bohlam yang terbuat dari kaca pecah berkeping dalam sekali hantam, “ah bukan, seperti ini”

PRAAAAAANG

Kali ini guci kecil kesayangannya juga tidak terlewatkan dari pukulan bertubi-tubi tangan Eunseo,

“tidak, belum.. ditambah ini”
Kini tangannya yang sudah berdarah-darah menghantam dinding rumah mereka, yeoja itu meninju tembok tanpa ampun,

DUG

DUG

“ditambah ini, begini! Begini! Bukan ditamb –“

“HENTIKAN! KUBILANG HENTIKAN!” Yesung yang sudah lepas kontrol juga kehabisan cara, ia terus menarik, memeluk bahkan memaksa istrinya agar berhenti, namun selalu gagal, Eunseo terus berontak kesetanan, menyalurkan sakit hatinya yang  tidak bisa dirasakan oleh siapapun termasuk Yesung.

“ah tidak, ini masih kurang Yesung,.. ini masih kurang…” Yesung menangis mendengarnya, ia memeluk tubuh Eunseo yang kini merosot begitu saja dipelukannya, sebesar apapun Eunseo berontak, Yesung itu lelaki, ia memiliki tenaga yang lebih,

“kumohon … hentikan..” suara namja itu bergetar seiring dengan tangisan Eunseo yang terdengar perih, yeoja itu kini bersimpuh dengan Yesung yang masih memeluknya dari belakang.
“cukup.. jangan sakiti diriku lebih dari ini , Seo ya..” Yesung benar-benar linglung, semakin banyak Eunseo menyakiti dirinya, Yesung merasa  semakin dibunuh dari dalam.

“maafkan aku”

  *********

Yesung terus memeluk istrinya, kemeja namja itu terlihat awut-awutan, wajahnya yang selalu nampak konsisten dan kokoh kini berkeringat dingin,

Sudah beberapa jam, dan Eunseo sudah berangsur menenang,
“kau lapar?” Yesung berusaha tersenyum sebisanya,  “aku akan buatkan sarapan”
Namja itu bangkit, meninggalkan Eunseo yang masih duduk dilantai dekat tempat tidurnya.

Yesung menutup kamar mereka, dan masuk kekamar mandi, didalam ia mencuci muka. Jelas sekali ia terlihat tertekan, wajahnya yang putih bersih langsung terbiaskan air pagi ini,

Selang beberapa menit, Yesung masuk sambil membawa Susu, ia berjongkok dihadapan sang istri yang masih terduduk diposisi semula tanpa berpindah sedikit pun, pandangannya yang kosong tiba-tiba saja terusik saat Yesung menyerahkan segelas susu padanya.
“setelah ini kita akan makan, aku sudah memesan doenjang jjigae yang enak” hening, nampaknya Eunseo diam saja,

“atau kau ingin minum susu dulu?” Eunseo menatap berang pada namja dihadapannya, dengan sekali tibas, Eunseo melemparkan gelas itu hingga pecah berkeping dilantai.

PRAAAAAANG

Yesung terlihat terkejut, namun ia kembali tersenyum, “aku akan mengambilkannya lagi”

Tanpa melihat ekspresi menahan amarah dari Eunseo, lelaki itu kembali mengambilkan segelas susu, ia masuk kembali dan memberikan segelas susu yang baru pada Eunseo, namun yeoja itu melemparkannya lagi.

PRAAANG

Yesung masih tersenyum, “kau tidak suka susu? Ingin kubuatkan jus tomat?”
diamnya Eunseo dianggap persetujuan untuk Yesung. Namja itu turun lagi dan membuat jus tomat untuk Eunseo.
Kembali, Yesung berulang kali naik turun tangga membuatkan Eunseo jus, dan selalu berakhir dengan pelemparan gelas, kamar mereka bahkan sudah sangat buruk.
Eunseo terlihat sangat marah melihat keras kepala suaminya, yeoja itu akhirnya mengeluarkan suara dengan marah,
“hentikan! Aku tidak menginginkannya!”
Mendengar itu Yesung diam saja, ia kembali turun dan membawakan Eunseo jus lagi,

Yesung kembali memberikannya jus, namun Eunseo semakin murka, pikirannya tengah terguncang lagi, dan itulah yang Yesung takutkan. “apa kau tuli?! Aku tidak mau makan!”

“kau tidak bisa hidup tanpa makan” belum jera, Yesung bahkan kembali turun tangga dan menuangkan jus tomat yang sangat banyak dari blender.

PRAAAAAANG

PRAAAAANG

Lagi dan lagi, setiap kali Yesung membawa segelas jus, setiap itulah Eunseo akan melemparkannya,

“baiklah, kita lihat seberapa jauh kita bisa bisa bertahan. Kita masih punya susu dikulkas, 1 kotak tomat. Lalu ada sekitar 3 supermarket disekitar sini, dan kita punya banyak gelas dilemari. Energiku masih penuh saat ini, dan aku punya banyak waktu” Yesung tersenyum dan kembali turun untuk mengambil susu lagi.

Namun Eunseo menahan kaki suaminya dengan menarik ujung celana Yesung, membuat namja itu menunduk dan melihat tangan Eunseo berdarah terkena pecahan gelas ditambah darah segar karena memukul dinding, dengan cepat Yesung menariknya dan membubuhkan obat,

“aku mengerti, meskipun kau bertriak, membanting barang-barang, aku tidak marah. Aku justru senang dengan itu semua. itu sangat wajar bahkan jika kau ingin memukulku.”
“Justru jika kau selalu berpura-pura diam dan dingin, membuatku cemas. Kupikir kau mengubur semua perasaan itu jauh didalam hatimu membuatmu jatuh dan kehilangan arah, tapi  cobalah, kalau kau sudah tidak tahan, aku bahkan ingin melihatmu menangis dengan sangat keras”
kembali, wajah Eunseo tidak bisa berbohong.
Ia menahan getaran dibibirnya, memalingkan wajah agar tidak melihat kesungguhan namja ini. Tapi semakin ia menolak, Yesung seolah lebih menariknya.

“apa ini masih sakit?” Yesung juga mengobati tangan Eunseo yang berdarah karena memukul dinding dan guci. Ia meniupnya penuh perhatian.
“apa aku selalu membuatmu sakit?apa aku penyebabnya? Jika ingatan tentang diriku membuatmu sedih dan terluka, jangan sembunyikan perasaanmu, keluarkan saja. Jangan sakiti dirimu, lukai saja aku. jangan siksa dirimu, dan pukul saja aku..” Yesung menarik tangan Eunseo dan memukulkannya tepat didadanya.

Yesung berdiri, “aku tidak akan meninggalkanmu meskipun kau terus meminta. Aku hanya akan bisa pergi jika kau sudah bisa berdiri diatas kakimu sendiri dan berhasil membuatmu tenang setelah kau membalaskan rasa sakit hatimu padaku. Saat itulah –“

Yesung menarik nafasnya, “aku akan tenang dan menghilang dari hidupmu”

Setelah berkata demikian, Yesung berdiri dan mengambil jus lagi, namun ketika Yesung hendak membuka pintu, sangat terdengar jelas Eunse menangis meraung dan terisak-isak mengeluarkan rasa sakit hatinya, penyesalah dan amarahnya , sepertinya perkataan Yesung mengena dihati yeoja itu, dan ketika mendengar itu, Yesung tersenyum dan mengurungkan niatnya memasuki kamar mereka. Ia memilih terduduk didepan pintu.

-Flasback-

“bagaimana? Sudah tersiksa?” seorang namja langsung tertawa mengejek mendengar pertanyaan seorang yeoja yang ada dipunggungnya, mereka sedang mengelilingi Hang Wan Park,

“hey, mengitari tempat ini setiap hari membuatku kebal,” sungutnya

Setelah mendengar sang namja berkata demikian, yeoja itu terlihat sangat kesal, ia menepuk-nepuk dengan keras punggung suaminya, seolah minta diturunkan. “turunkan aku”

Namja yang berusia 21 tahun itu menuruti keinginan sang istri, ia terlihat bingung apalagi saat istrinya berjalan begitu saja.

“hey, apa lagi salahku?” ia terlihat bingung menghadapi tingkah istrinya yang sedang hamil muda, yeoja itu nampak berhenti lalu menuding suaminya dengan kerjitan alis,

“KAU berhenti disana!”
Ia menaikan kaca matanya sebentar. “sangat percuma kau menjadi dokter jika tidak mengerti maksudku. Apa sulitnya berkata bahwa ‘kau sangat tersiksa’, maka calon anakmu ini akan berhenti merengek dan merepotkan, dasar tidak peka”

Kini giliran Yesung yang bersedekap. “aku tidak selemah itu nona Song. Bolak balik menggendongmu hingga puncak himalaya pun aku takan mati”

PLUK

Saking sebalnya, bahkan yeoja itu lupa sedang membawa kunci mobil. Salah 1 kebiasaan buruk efek dari kehamilannya adalah tidak perduli akan apapun yang ia bawa.

“YA!”

Yesung bertriak ketika kunci itu memental dari kepalanya dan tercebur kedanau buatan. “kunci mobilku!”

Yeoja itu juga terkejut, ia buru-buru menghampiri suaminya yang menceburkan diri di air. “ah, aku melupakannya lagi” ucapnya sambil sedikit menggigit bibir.

“kau pikir bagaimana caranya kita pulang!”
Yang ditanya langsung menarik kerah baju suaminya agar keluar dari air. “jarak taman hingga rumah hanya beberapa Kilo. Kau bilang hingga puncak himalaya bukan masalah. Jadi –“

“M –mwo?”

“Jja!” HAP
Langsung saja, yeoja berkaca itu melompat kepunggung suaminya. “bagaimana sudah tersiksa?”

Nampaknya namja itu langsung melupakan si kunci begitu saja, “kau meragukan ketangguhanku?”

“ah baiklah.. berarti besok kau harus mengantarku kekampus sebelum bekerja ke kerumah sakit, lalu menjemputku lagi, dan mengantarkanku ketempat ini lagi, lalu chek up, dan masih banyak lagi tanpa mobil.” Suara mereka kian menjauh.

“Mwo? ingin membunuh satu-satunya aset berhargamu?”

“Ya! bukankah kau sangat tangguh, ah aku lupa. Aku juga harus mengerjakan skripsi ditempat Yeon Jae, lalu penelitian akhir dirumah sakit, dan –“

“hey,schedule mu mematikan,”

“lalu masih harus medical team, mengunjungi appanim, membeli ini , itu –“

“arraso! Siaaaaaaaaapp… hahaha” mereka tertawa bersama saat sang namja berlari sambil menggendong istrinya.

  -Flasback END-

[Yeseo Home – Appegujong]
-12.30-

“kembalilah kerumah sakit, aku yang akan menjaganya.” Tiba-tiba Suara berat dan tua menyadarkan Yesung yang masih terbengong disisi tempat tidur sambil menatap wajah damai Eunseo. Ia baru saja mengenang beberapa kejadian yang memang ingin ia kenang, mengingatnya selalu membuat Yesung tersenyum, dan tertawa, bahkan melupakan kejadian yang baru saja ia alami pagi ini.

“bukankah ada operasi hari ini?” tanya presdir Kim lagi, hinggaYesung menyerah, ia menarik nafasnya dengan berat lalu bangkit.

“kondisinya sedang buruk, aku tidak mungkin meninggalkannya. ”

Tuan Kim nampaknya sudah tau, ia tersenyum dan duduk disofa kamar anak dan menantunya. “jangan lupakan darah yang mengalir ditubuhmu itu adalah darahku. Kau terlalu sombong dokter Kim”

Yesung langsung sedikit tertawa mendengar ocehan sang ayah. “baiklah.. aku pergi, jaga dia, appa”

Tuan Kim langsung mengambil album foto Yesung dan Eunseo dilaci. “hm.. jangan bertindak tidak profesional, meskipun terjadi hal yang lebih dari ini, kau paham anak nakal?”

Yesung mengerti, ia menatap penuh terimakasih pada sang ayah. “aku akan memanggil bibi Jung untuk menemanimu” ucap Yesung sebelum pergi meninggalkan sang ayah yang tersenyum kecil, lelaki paruh baya itu membuka 1 persatu album foto Yesung dan Eunseo 7 tahun silam, diawal pernikahan mereka. Perjodohan yang tidak akan pernah beliau sesalkan.
Ia menatap menantunya yang terbaring pucat pasi,
“kau adalah wanita terkuat setelah Young Sin, menantuku”

****

[HONDAM HOSPITAL]

Dirumah sakit, 4 residen magang bedah anak (4 sekawan) sudah berkumpul diruang operasi menunggu profesor mereka. Dihadapan mereka seorang ibu muda tengah terbaring dengan cemas, ia masih dalam tahap mempersiapkan diri dalam menghadapi operasi sesar anak pertamanya.

“kau tidak sedang gugup karena akan melihat darah kan?” Amber menyikut Minho yang terlihat diam saja sedari tadi.

Taemin yang berada disampingnya malah menyikut Amber lagi, “tidak ada profesor Song hari ini”

“mwo? Jinjja!” rasanya alasan ini masuk akal namun jauh dibawah logika. “kau sangat tidak profesional tuan Choi”

Minho yang sedari tadi diam hanya mengabaikan ocehan kedua temannya, ia malah menghampiri Rae Ha yang terdiam dipojok ruangan. Yeoja itu diam mematung, jangan ditanyakan, operasi kemarin pasti sangat membuatnya terpukul.

“aku hanya takut” belum sempat Minho bertanya, Rae Ha sudah menjawab duluan, “jika itu terjadi lagi maka aku merasa gagal menjadi seorang dokter”

“kau tidak melakukan kesalahan sedikitpun, semua yang kau lakukan lebih dari benar. Hanya saja waktu sedang tidak berpihak kepada kita” Minho memegang kedua pundak Rae Ha.

“aku tidak siap” ucapnya.

“dengarkan aku, meskipun kau akan berada diambang pilihan apapun, kau harus bisa, ingat, jika ada pilihan yang sangat mendesak hari ini,  Jangan selamatkan siapa yang lebih pantas hidup, tapi selamatkan siapa yang memiliki kesempatan hidup lebih lama” Minho mengulang perkataan Yesung tempo hari, “ecamkan perkataanku.”

Selang beberapa detik pintu terbuka, Yesung masuk bersama beberapa dokter. Dokter Nam Il Sook selaku dokter Bedah saraf, Dokter Kandungan, Dokter THT, dan dokter lainnya, termasuk beberapa perawat, sempat para residen magang bingung, mereka sedikit gugup ketika dihadapkan oleh banyak dokter. Ini bukan saatnya ujian akhir kan?

“ini akan baik-baik saja” Dokter Yoon selaku dokter kandungan meyakinkan Yesung yang memasang wajah sedikit berbeda dari biasanya.

“uisia” Ibu muda itu menarik sedikit tangan Yesung, membuat namja itu mendekat. “bisakah aku meminta bantuan?”

Yesung dengan wajahnya yang konsisten mengangguk. “jika salah 1 dari kami (dia dan anaknya) dalam masalah, bisakah kau menyelamatkan bayiku?”

DEG

Jarum jam seakan berhenti, pertanyaan itu –

-FLASBACK-

“tidak, tolong jangan biarkan dia disini” seorang yeoja berambut panjang menarik-narik lengan baju seorang suster ketika melihat Yesung datang, ya.. itu Eunseo muda. Ia terlihat begitu ketakutan ketika suaminya memasuki ruangan dimana ia akan melahirkan.

“kubilang keluar!” beberapa dokter menatap mereka dengan tatapan sayu, jangan ditanya, dibalik masker putihnya, Yesung tengah menangis. Menangisi hal yang tengah menimpa mereka.

“KELUAR! KELUAR! Arrgh” kontraksi lagi, Eunseo terlempar diranjang rumah sakit dengan penuh kesakitan, itu membuat Yesung sangat teriris,

“KELUAR! Usir dia! PERGI KAU arrgh” Dokter Yoon menghalau Yesung yang ingin mendekat, ia ingin memeluk istrinya sekarang juga.

“Kumohon.. siapapun, usir dia! Pergi kau!”

“dokter Kim, kami akan menenangkannya terlebih dahulu, jangan mendekat sementara waktu” Dokter Yoon memastikan pada Yesung sebelum ia kembali lagi ketempat Eunseo,

“tenanglah , semua akan baik-baik saja” dokter Yoon tersenyum kearah Eunseo.

Eunseo diam, ia menahan tangisnya. “tidak, kalian adalah koloni yang akan membunuh bayiku”

“Eunseo ya..”

“Eonnie,” Eunseo menyerah antara sakit dan rasa takutnya. “tolong aku,..”

“aku akan melakukan yang terbaik untukmu” dokter Yoon tersenyum menanggapi pertanyaan dari Eunseo,

“jangan” perkataan Eunseo membuat hati dokter Yoon mencelos. kenyataan bahwa  Eunseo menderita Tubalongiosscerymi, sebuah penyakit yang mengharuskannya untuk tidak hamil dan tidak boleh mengalami pendarahan.

“jangan selamatkan aku, tapi berjanjilah, biarkan dia menikmati dunia ini..” Eunseo menangis. “mereka ingin membunuh bayiku, kau tau itu sakit sekali”

“Eunseo ya, jangan berfikiran macam-macam”

“jangan membodohiku,” suara Eunseo membuat beberapa dokter dan perawat menatap khawatir kearah Yesung yang berdiri membeku disudut ruangan. Sebuah keadaan dimana namja itu tengah menangis. Pedih sekali saat dimana ia harus memilih antara malaikat kecilnya atau wanita yang menghuni seluruh hidupnya.

“kumohon” Tangan Eunseo terasa berkeringat dingin saat menggenggam tangan dokter Yoon. “jangan biarkan dia disini, apapun yang terjadi. Selamatkan bayiku. Eonnie, aku meminta dengan seluruh nyawaku, aku mohon, jangan biarkan lelaki itu mendekat, aku mohon..argh…” Tiba-Tiba Eunseo memekik keras, ini adalah kontraksi klimask, beberapa dokter langsung mengambil tindakan dengan cepat. Sesar adalah jalan 1 satunya agar mencegah pendarahan dari operasi biasa.

Melihat keadaan Eunseo, dokter Yoon langsung melesat ketempat Yesung berdiri, “Dokter Kim, putuskanlah”

    -FLASBACK END-

Para dokter melakukan briefing terakhir sebelum operasi,
“kita hanya memiliki waktu 15 menit, bahkan kurang dari 15 menit” Yesung berkata pada seluruh dokter dan residen. “jika kita tidak memakai waktu dengan baik, nyawa mereka akan bahaya”

“Apa? Apa sedang yang terjadi pada ibu itu?” Taemin mewakili semua pertanyaan dari residen lainnya,

“profesioanal! Sebuah kecerobohan kau bertanya hal bodoh didetik-detik operasi” perkataan Yesung langsung membuat Taemin menahan nafas, 1 kunci untuk menyelamatkan spot jantung dirumah sakit ini adalah hindari kemarahan Yesung.

Operasi pun dimulai, para dokter kandungan mulai mengoperasi dan mengeluarkan bayi dari perut sang ibu. bayi yang tak mengeluarkan suara sedikitpun, namun tetap hidup karena masih terhubung tali plasenta ibunya. Hanya ada 15 menit waktu untuk mengoperasi bayi itu agar bisa bernafas sendiri.

“persiapkan intubasi tracheal” dokter Yoon selaku dokter kandungan meminta dokter THT untuk melakukan tracheal karena leher si bayi lebih bengkak dari hasil USG terakhir.

“Lee Taemin, mulai penghitungan” Yesung mengkoordinir Taemin yang sudah siap dengan alat bantu hitung.

“Baik” Taemin menyahut dengan sigap.

“sangat tidak mungkin leher bisa bengkak secepat itu” Rae Ha bersuara.

“tidak, hal itu mungkin terjadi karena ada pendarahan didalam” balasan Minho membuat situasi makin memanas.

“benar, akibat trauma kardiopati yang terjadi sebelumnya, terjadi pendarahan didalam sehingga lymphangioma membesar” Yesung memeriksa hasil CT Scan bayi.

“aku tidak dapat melihat dengan lebih jelas karena saluran pernafasan tertekan dan intubasi tak bisa masuk dengan baik” dokter THT yang melakukan intubasi langsung berseru. Hal itu membuat Yesung ganti mencobanya,

“7 menit lagi” perkataan Taemin langsung membuat jantung mereka ketar-ketir, apalagi Rae Ha, ia merasa menjadi malaikan maut , karena menurutnya selama ada dirinya, tak ada 1 pun operasi yang berjalan lancar.

“lakukan Tracheotonomy” ucap dokter Yoon.

“uisia, sang ibu mengalami pendarahan” ucap seorang perawat.

“cepat, tracheotomy adalah operasi untuk membuat jalan udara melalui leher langsung ke trakea.” Imbuh Dokter Yoon seolah mengintruksi Yesung yang tengah melakukan intubasi.

Yesung pun bersiap, dengan dibantu dokter Nam memegangi kepala si bayi,  tapi tiba-tiba Rae Ha bersuara pelan, nampaknya yeoja itu mengingat sesuatu , terbukti ia mengungkapkannya sambil memejamkan mata khawatir.
“tunggu, yang menyebabkan saluran nafas tertekan mungkin karena lebam didalam saluran pernafasan,”

Yesung langsung memeriksanya dan benar. Bengkaknya lebih besar dari yang ia duga.

“jadi berarti, Thracheotomy…..” Dokter Yoon langsung terkejut.

“tidak bisa dilakukan” lanjut Rae Ha

Ditengah situasi buntu ini, terdengar suara perawat, “pendarahannya semakin banyak!, denyut jantung menjadi 120, tekanan darah turun dari 90 menjadi 60”

“si ibu dalam bahaya..” Minho kini tidak bisa tinggal diam lagi dengan alat catatnya.

“kita tidak bisa menunda lebih lama lagi untuk kontraksi uterine, cepat bawakan tranfusi darah” titah Yesung.

“profesor! Apa kau akan akan melakukan tracheotomy? Rae Ha berkata tidak bisa” entah jin dewi mana yang merasuki Amber, membuat yeoja itu meragukan Yesung dan membela Rae Ha? Sesuatu yang mustahil namun nyata.

“benar, tapi kemanapun kita melakukan pembedahan, bayi akan mati karena pendarahan hebat” Yesung menegaskan.

Waktu seakan bagai pasir yang memuntahkan butir demi butir, Yesung melihat bayi dihadapannya, Sementara sang ibu terbaring diam, juga dalam bahaya. Ia memejamkan mata mempertimbangkan satu dan yang lainnya.

“ dokter Kim, putuskanlah”

DEG

Kembali, situasi ini sama persis dengan situasi Eunseo.

Keadaan semakin kritis, kondisi ibu dari si bayi menurun drastis, dan bayi nya pun sangat rentan, dimana saja Yesung melakukan sayatan, maka bayi itu dalam bahaya. Yesung mencoba tenang dikegusaran hatinya.

Dokter Yoon yang menyaksikan perubahan kinerja Yesung langsung tersadar, ia ingat dan paham betul apa yang juniornya ini pikirkan.
“kau telah melakukan yang terbaik, ini waktunya memilih, kita harus merelakan bayinya.”

Tidak!
Dalam hati Yesung menjerit tidak karuan. Ia tak bisa merelakan nyawa bayi dari ibu ini. Pesan terakhir ibu bayi ini adalah menyelamatkan bayinya, jika tidak ia pasti akan mengalami trauma besar seperti Eunseo. Tidak bisa.

“tidak, kita akan selamat keduanya”

“dokter!”

“Profesor!” hampir semua orang diruang ini terkejut mendengar keputusan yang hampir tidak mungkin dari bibir Yesung.

Namun siapa sangka, seolah kekuatan magic, tanpa ragu. Yesung melakukan sayatan samping. “sonogram” ucap Yesung pada dokter Nam,
Ia langsung memberi apa yang Yesung minta, karena sonogram adalah alat untuk membantu melihat dimana sayatan harus dilakukan. Yesung memfokuskan diri ,
Seolah keajaiban, ia bisa melihat dimana letak masalahnya,

“sayatan trakeatomi…” dokter Yoon melirih saat melihat tindakan yang diambil Yesung.

Setelah trakeatomi dilakukan sangat sempurna oleh Yesung, namja itu menatap dengan tenang dan dalam kearah dokter Yoon. “kau bisa memotong tali pusarnya”

Ucapan terakhir Yesung membuat atmosfir turun dan mereda, semuanya langsung membaik dalam waktu singkat. Operasi berhasil dan keduanya terselamatkan!

Yesung langsung berpindah pada ibu sang bayi. Ia melakukan operasi untuk menghilangkan kista yang ada pada bayi, dan operasi itupun berjalan dengan lancar. Bayi itu bisa diselamatkan seperti yang mereka duga sebelumnya, tinggal menunggu kondisinya pulih saja.
“dokter Nam, pindahkan bayi ke ruang NICU”

“Baik”

Selesai operasi, Tanpa bicara, Yesung keluar dari ruang operasi lalu menuju toilet, didalam sana namja itu membuka masker dan menyender pada wastafel. Nafasnya seakan seperti perlari marathon. Sangat cepat. Bahkan keringat ternyata sudah membasahi seluruh wajahnya.
Momen ini sangat persis seperti yang terjadi 7 tahun silam.

“aku berhasil” ia tersenyum kecut, namun detik berikutnya namja itu langsung menangis, “aku berhasil Eunseo ya! aku berhasil kali ini… tapi kenapa!”

Tangannya langsung memukul wastafel lebih keras lagi, “aku tidak bisa melakukannya pada orang yang kucintai? Kenapa!”

 

 

 

    *****

[YeSeo Home]

 

 

 
BIP

“dia berhasil” Tuan Kim menutup teleponnya dan kembali menyuapi menantunya

Eunseo tersenyum sedikit sambil mengunyah bubur yang disuapi mertuanya.
“anak bodoh itu melakukannya dengan baik.”

“aku tau” jawaban Eunseo tentu saja membuat tuan Kim tertawa,

“haah, kau sama persis seperti Young Sin”
“saat melahirkan Jong In, ia bahkan berkata dengan tenang bahwa ia tau dirinya akan mati hahaha” lanjutnya

DEG

Ada sedikit kejanggalan. sinaran wajah ayah mertuanya membuat Eunseo diam. Diraut serius seorang presdir Hondam Hospital kini tercipta raut aneh. Membahas kematian sambil tertawa?

“kau pasti mengira aku gila,?” pertanyaa itu membuat Eunseo diam, ia malah semakin menatap mertuanya dengan penuh tanya.

“sebelum melahirkan Jong In, ia bahkan membersihkan seluruh rumah , bahkan semua piring, menyirami bunga, lalu menyetrika semua baju-baju kami. Ia juga sempat membuat foto tunggal yang sangat jelas dan cantik. Karena apa? Karena ia tau ia akan pergi. Hahahaha”

“kau pasti bertanya kenapa aku tertawa?”

Eunseo mengangguk.

“dan apa kau tau juga, kenapa aku tidak memilih dirinya daripada Jong In putraku? Harusnya ia masih bisa selamat kalau aku memilihnya saat itu. tapi kau tau kenapa?”

Hanya gelengan singkat saja yang bisa Eunseo berikan.

“karena ia sudah meninggalkan banyak kenangan yang takan pernah aku lupakan sampai aku mati”

DEG

Ucapan tuan Kim membuat Eunseo diam.

“kami para dokter selalu menekankan prinsip mendahulukan orang yang ‘lebih lama hidup’ ketimbang orang yang ‘pantas hidup’ , dan itupun yang dipegang oleh Yesung. Haah.. meskipun anak itu bodoh, tapi dia selalu konsisten akan prinsip. Sudah kubilang kan dia adalah fungsi turunan sempurna dariku , bukan?”

Tuan Kim kembali mengimbuh,

“saat itu bayi kalian sudah meninggal didalam didalam kandunganmu. Yesung menyembunyikannya. Bayi didalam tubuhmu sudah sangat lemah. Lahirpun ia tidak akan bisa bertahan. Dan saat itu, kau belum melakukan persiapan seperti istriku, hahaha, jadi tak ada kenangan apapun” tertawa dan tertawa, jiwa humoris tuan Kim memang sangat kental, namun tidak pada tempatnya.

“mwo?” mata Eunseo menajam mendengar itu semua.

Tuan Kim justru tersenyum hangat melihat ekspresi menantunya. “itu hanya masa lalu. Lupakan dan berikan aku penerus yang lebih pintar dari si bodoh itu. arra!”

“appa…” Eunseo melirih, matanya menatap sendu ayah mertuanya.

Tapi yang ditatap malah memasang wajah kekanak-kanakan. “sudahlah.. kau benar-benar belum jera juga. Kalaupun jungkir balik sampai langit terbelah kau meminta si bodoh itu menikah lagi, itu sama saja buang-buang waktu dan tenaga! Kau lupa si bodoh itu mewarisi sifat keras kepala siapa?”
“jadi,  buang jauh – jauh rasa takutmu seo ya.. percaya padaku. Ia bisa melakukan operasi itu pada yeoja yang tak ia kenal, aku berani bertaruh, ia bahkan bisa melakukannya jauh leebiiih baik padamu, istrinya.” Lanjutnya cepat dan tepat.

“tidak, ini sudah sangat berbeda“

“Keras kepala! Kau benar-benar titisan Young Sin! Astagaa.. kenapa Tuhan bisa memberikanku duplikat wanita itu lagi?”

   
    ******

   

[YeSeo Home]
-20.00- malam.

Rentang sinar bulan dari balkon selalu hal yang paling dicari Eunseo setiap jam 8 malam, ia selalu berdiri menghadap langit lebih dari 2 jam. Menghilangkan penat dan juga berharap bisa memberikan kasih sayang yang tertunda pada bayinya. Contohnya saat ini, setelah mertuanya pulang, Eunseo masih setia berdiri disana bahkan menebalkan telinga bahwa mobil Yesung sudah berlabuh di garasi mereka. Keadaan sudah ia sadari, Yesung telah memasuki kamar mereka, namun ia seolah memaksa diri seperti biasanya untuk tidak menyapa sang istri. Terlebih pikirannya tengah dibombardir oleh ketegangan operasi tadi sore. Suara shower menandakan Yesung telah membasuh diri di kamar mandi.

CEKLEK

Pintu itu terbuka, Yesung keluar sudah dengan piyama tidur, ia sedikit menoleh kesegala arah mencari keberadaan Eunseo, biasanya yeoja itu sudah tidur memunggunginya, tapi sekarang dibalkon pun Ia tak ada.

Jengah

Yesung langsung panik.
Entah kenapa seumur hidupnya Yesung selalu dihantui ketakutan hebat acapkali tidak melihat Eunseo diedaran matanya.

Yesung tidak bertriak, ia berlari panik dalam diam, menuruni tangga, melihat kedapur, ruang tengah, ruang ganti.
Tapi NIHIL

“Song Eunseo!” fyuuuh, akhirnya dia memanggil nama istrinya juga. Tapi sayangnya tetap tak ada jawaban.

“Eunseo ya!” ia sedikit bertriak sambil menyusuri ruangan yang sama, bahkan dibawah tempat tidurpun tidak terlewatkan.

“Jangan membuatku gila!” pekiknya lebih keras lagi, tidak mungkin Eunseo pergi keluar selarut ini, ia adalah wanita beretika, sekalipun ia dalam keadaan marah, ia bukan remaja labil. Ia hanya akan diam dan diam.

DUG BRUUUUK

Tiba-tiba terdengar suara benda-benda jatuh dari bawah, secepat jery Yesung langsung melesat menuruni anak tangga,

dan taaaaaraaaaaa..
Terlihatlah Eunseo tengah mengelus kepalanya dengan kardus-kardus yang berserakan. Sepintas Yesung bisa menarik nafas lega, ia bahkan bisa sedikit tersenyum melihat tingkah Eunseo yang terlihat polos dengan ekspresi cemberut dan mengusap kepala. Momen langka dan terlangka seumur hidupnya.

Setelah memastikan semuanya aman-aman saja, Yesung beranjak pergi kekamar, beginilah. Ia sudah berjanji dihadapan wanita itu, asalkan Eunseo tetap pada jarak pandangannya, bukan masalah kalau mereka harus menjaga jarak, bertegur sapa seperlunya, Yesung bahkan berjanji ia hanya akan menyentuh seujung kulit yeoja itu jika diperlukan. Selebihnya, hati yang berbicara.

“suami tidak berperikemanusiaan”

DEG

Langkah Yesung terhenti, terlebih ada berjuta-juta volt listrik yang merayapi kepalanya saat mendengar bahkan melihat secara real Eunseo berbicara bahkan memanggilnya.

“apa anda terlalu terhormat hanya untuk membantu istri anda, profesor?”

Hening, sepersekian detik semuanya seakan semu dan melayang-layang dibenak Yesung. Apakah ini mimpi ataukah ilusi?

“hey, kau bilang sanggup menggendongku bolak-balik hingga puncak himalaya, tapi sekarang mengapa membantu saja sangat susah? Dasar tidak konsisten.” Sungutnya.

“sangat terlambat jika kau bertanya aku salah makan atau demam sesaat. Cepat bantu aku!”

Masih diam, bahkan diundagan kesepuluh Yesung hanya terbengong menatapi Eunseo yang berkacak pinggang. “hey, kau tidak tuli kan?”

Akhirnya Eunseo kesal, ia menghampiri Yesung dan hendak menariknya,
Namun namja itu malah menangkap tangan Eunseo dengan cepat. Hingga posisi mereka kini berhadapan diundangan tangga.

“apa aku, salah rumah?”

DOENG

Pertanyaan dari bibir Yesung yang terlihat terbengong diam membuat Eunseo langsung menepuk jidat namja itu.

PLUK

“Heiiis, aw”

“apa kau amnesia sehingga tidak bisa mengetahui mana istrimu dan mana istri orang lain,? memuakan!” baru saja Eunseo ingin meninggalkan Yesung, terlebih dahulu namja itu menarik dengan keras hingga tubuh Eunseo terbentur keras didadanya.

“aku tidak ingin bangun jika ini mimpi”

Eunseo diam, ia merasakan kehangatan itu lagi, suhu tubuh wanita itu berpacu dengan detakan jantung Yesung. Tak dipungkiri, dulu hingga sekarang, magnet-magnet Yesung sangat melumpuhkan bahkan mematikan kinerja sarafnya.

“sayangnya kau tidak bermimpi”

“dan aku tidak ingin tidur jika ini kenyataan”

“apa? Tidak ingin tidur? Lalu kau akan menangani pasien dengan mata panda?”

“apa aku sunggu tidak bermimpi?”

“kau ingin ini mimpi? Sangat bawel”

“tidak, aku tidak mau ini mimpi. Aku mau inilah kenyataan yang sebenarnya, dan selama ini , itulah mimpi buruk”

“baiklah, as your wiss. Ini kenyataan. Yesung ah” Eunseo mengangkat wajahnya dan menatap Yesung dengan tersenyum. Wajahnya tidak sepucat biasanya, Eunseo bahkan tidak sedingin dulu, ia menyentuh kening Yesung , berlanjut kehidung, lalu melewati bibir, hingga dagu dengan jari telunjuk. Selanjutnya menarik sumbu Horisontal dari pipi , pelipis, mata, pelipis, dan berlabuh pipi lagi. Semua organ wajah Yesung yang selama ini ia tahan untuk tidak menyentuhnya, kini ia jelajahi sesuka hati.

“aku merindukan ini”

Kembali, dalam 1 kali tarikan kuat, Eunseo membentur dada bidang Yesung, wajah Namja yang sangat konsisten itu masuk diantara leher  Eunseo, menghirupnya sangat dalam, mencoba mencari dan menjejali udara itu agar menjadi stok oksigen jika sewaktu waktu Eunseo kembali dingin padanya.

“aku lebih dari itu” sesungguhnya meskipun Eunseo memiliki tinggi yang hampir sama dengan Yesung, tapi karena ia berada 1 undangan dibawah suaminya, sehingga ia seperti berjinjit bahkan kakinya terasa melayang akibat bobot tubuhnya yang tidak ringan terangkat karena Yesung memeluknya dengan sangat erat.

“aku tidak bisa bernafas aaiihh.., bukankah tadi pagi kau berkata kakimu remuk semalaman suntuk?”

Yesung tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, ia tertawa lepas, bahkan sampai menepuk-nepuk dadanya, ia tertawa tidak menyangka,  ini bagai mimpi dadakan yang selalu ia nantikan. Istri yang selama ini ia lindungi dalam diam kini memeluknya lagi, tenaga namja itu seolah terpencar, terisi penuh. Ruangan yang biasanya sunyi kini penuh bunga-bunga kegembiraan.

“kajja, kajja. Kedua tanganku masih sanggup hingga puncak himalaya sekalipun.” Yesung mengangkat kedua otot tangannya. Kini giliran Eunseo yang tertawa,  ia yakin jika 4 residennya  di rumah sakit akan bengong hingga subuh melihat prilaku profesor yang selama ini mereka takuti.

“bantu aku mengangkatnya” Eunseo menunjuk kardus-kardus besar didepan pintu gudang. “didalam masih sangat banyak, kau tidak kasian padaku?”

DEG

Tawa Yesung berhenti, ia menatap Eunseo tidak percaya.

“itu –“

“benar. Semua peralatan bayi. Kita letakan dikamar bayi lagi”
Eunseo menarik tangan Yesung dengan senyumannya, namun Yesung menariknya lagi, menatap sendu istrinya, “hentikan.”

“mwo?”

“cukup, kau dan aku”

Wajah Eunseo berubah, ia mengibaskan tangan Yesung cepat. “kau kira aku sedang gila?”

“apa?” kini giliran Yesung yang terkejut.

Eunseo kini menatap Yesung dengan tajam, ia berada diundangan yang sama kali ini. Berdiri disamping suaminya, “aku egois, aku membuatmu kehilangan 2 hal sekaligus, dan sekarang, aku akan mengembalikannya”

Sungguh bintang-bintang hati Yesung terasa beredar jauh dari orbitnya, melayang-layang bahkan bagai bintang jatuh yang ditunggu semua orang.

“…………………………..”

“tidak perlu takut,” Eunseo seolah menebak isi pikiran Yesung. Dibalik sikapnya selama ini, ia adalah namja yang sangat plinplan. Penyakit Eunseo selama ini adalah pointnya.
Membuat semua perubahan, padahal sesungguhnya Eunseo sadar, bukan hanya dirinya yang merasa kehilangan Bayi mereka saat itu, untuk Yesung pun hal itu adalah pukulan telak, tapi ada alasan lain yang membuatnya lebih merasa gagal. Saat dimana ia tak bisa memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya pada Yesung. Namja yang sudah menemani lebih dari 7 tahun hidupnya.

“aku sangat yakin, kau akan melakukan yang terbaik untukku, dan calon bayi kita nantinya”

Yesung menatap tepat diwajah tegar Eunseo, mencari sebuah arti dari ucapannya.
“kita pasti bisa, karena kau mencintaiku”

CUP

Bumi dan jagat antariksa Yesung yang pernah hitam , kini membuka cakrawala indah, sepersekian edaran pikirannya tengah melayang merasa sensasi dan kenyataan yang baru saja ia dengar dan dapatkan dari Eunseo. Bibir mereka bertemu dan mencurahkan rasa rindu yang terpendam bertahun-tahun, dan itu membuat Yesung tersiksa. Ia tersiksa akan rasa rindu dan bersalahnya. Sebuah keadaan yang menuntutnya melakukan pengorbanan besar dan penantian panjang yang hari ini resmi ia akhiri.
Semakin dalam , dan semakin lama. Tidak ingin melepaskan satu sama lain. Gejolak dalam diri mereka seolah dileburkan dalam sekali sentuhan yang terasa seumur hidup. Perasaan mereka telah diuji oleh pacuan waktu, belajar makna kehampaan, kesepian, dan kesetiaan.

Yesung tersenyum menatap wajah Eunseo dihadapannya. “ini terasa sangat berbeda, kau tidak sepolos dulu”

Eunseo menanggapinya dengan lembut, inilah Eunseo. Keras dan lembut ia bisa padukan dalam dirinya di sekali waktu.
“aku bukan remaja 19 tahun lagi, kan?, ah… 1 lagi”
Eunseo menggantungkan ucapannya.
“bisakah kau kembalikan gaun tidurku? Sudah 5 tahun lebih kau menyembunyikannya”

“mwo?” ada sarat keterkejutan diwajah Yesung. Ia ingat, mati-matian dirinya  menyembunyikan baju-baju tipis dan transparant yang dulu sering Eunseo gunakan.

“wae? Kau masih menamengkan diri?” kali ini tingkah Eunseo benar-benar diluar radar kesadaran, kedipannya benar-benar berbeda.

“k –kau sakit?”

Eunseo menggeleng, ia malah semakin memajukan diri, membuat Yesung mundur menaiki 1 tangga diatasnya. “tidak. aku hanya –“

Tidak mau diperdaya keadaan, Yesung langsung mengingat watak konsisten yang selalu ia gunakan, maka dengan cepat namja itu berubah dalam hitungan detik. “berhenti disana.”

Wajah Eunseo kini terlihat tersinggung, ia menatap Yesung tidak semesra tadi, atau terkesan lebih membunuh(?) ,
“aku tau, setiap kali aku keluar dari kamar mandi, kau akan pergi keluar seperti kesetanan, setiap pagi kau selalu berangkat lebih dulu bukan saja karena menghindariku, tapi kau sedang membatasi diri.” Ucapan itu bagai dikte tepat, membuat bibir Yesung kaku ditempat.
“kau berusaha tidak menyentuhku, benar?”

DAAAAAAR

Kembang api kemenangan langsung meledak hingga muncul raut pesimisme diwajah Yesung, itu benar. Sangat benar.
“aku hanya tidak ingin kau berdarah-darah dan melawan maut hanya karena melahirkan anakku!”

“dia anakku juga!” Eunseo ikut memekik, mereka kembali bersitegang, wajah Eunseo sudah terlihat lebih kekananakan dan tidak mau kalah. “kau harus ingat, kau juga perlu pewaris”

“apakah semua ini karena appa?”

Eunseo menepuk keras kening Yesung, PLUUK

“Heeis, aw”

“otak batu, keras kepala, kenapa kau bisa semenyebalkan ini? Aku susah payah membangun suasana yang romantis, tapi kau selalu menghentikannya, dasar tidak peka.
Aaah… aku menyadari sesuatu” kini Eunseo memicing menatap tubuh Yesung, terutama bagian dadanya, ia lebih seduktif kali ini.

“Meskipun tanpa gaun malam, bukankah kau sudah tergoda?”

Bagai tersengat listrik , Yesung merasakan sarafnya mati lumpuh dalam 1 kali kedip. Tepat ketika tangan Eunseo meletakan telunjuknya disela-sela kancing kemeja namja itu sehingga pembuluh arteri dan vena Yesung berhenti mengalirkan oksigen!.

“kau benar-benar memuakan!”

Taraaa… Yesung langsung mengibaskan tangan Eunseo lalu sedikit berlari menaiki anak tangga. tidak bisa. Berlama-lama disana membuat imannya berada dalam ambang kehancuran. Oh Neptunus!

“Ya! Ya! kau akan lari kemana.. kemari,, hahhahaha” Eunseo tertawa sangat lepas, bahkan ia sempat tersenyum hangat melihat Yesung berlari seperti itu. ini benar-benar mimpi yang baru saja ia wujudkan. Tidak ada alasan untuk takut jika dirinya memiliki pelindung dan orang-orang yang menyayanginya. Itu point utama yang cukup untuk saat ini.

_Maybe First Love never ever dies
    That’s why I’m still in love with you
    Hold me close ad look into my eyes
    And tell me you do feel it too_   

   

[Desember 2013]

[HONDAM HOSPITAL]

Pintu ruang operasi terbuka, seorang dokter berambut blode kuning terlihat tertawa dengan dokter yeoja berkaca disampingnya, mereka terlihat tertawa sangat lepas. Rupanya mereka baru saja menyelesaikan sebuah operasi dengan sukses. “operasiku kali ini harusnya direkam dan akan kutunjukan betapa mempesonanya aku saat melakukan itu semua. Haha”

“ya ya ya.. kali ini aku sedikit takjub akan kemampuanmu,”

“ah ya, untuk jadwal berikutnya bisakah kau menghandelnya dengan dokter Choi? Ah.. aku hanya merasa ada yang memanggil-manggil namaku dirumah” –Rae Ha- tersenyum dan menyikut pelan lengan –Taemin-, Membuat namja itu meringis.

“sampai kapan kau akan memintakan dia cuti?”

Taemin menaikan bahunya, “sampai bayiku muncul dipermukaan. Hahaha, aigoo…  akhir-akhir ini ia tampak lebih cantik dari biasanya, bahkan selalu membayangiku setiap saat”

Rae Ha yang melihat ekspresi Taemin langsung mencibir, “berhentilah mengumbar kemesraan padaku dokter Lee.”

Mendengar ocehan Rae Ha, Taemin bukannya berhenti, ia malah semakin menjadi-jadi.
“begitukah? Lalu kenapa kalian jarang sekali mengumbar kemesraan? Bukankah 3 hari yang lalu kalian sudah bertunangan diam-diam di Las Vegas?”

Mata Rae Ha langsung melotot lebar, “M –mw0? Apa kau sedang merencana gosip akbhar untukku, huh? Aigoo..aigoo.. akan kuadukan kau pada Amber”

Melihat wajah Rae Ha memanas, Taemin malah semakin menggodanya, “sudahlah, umumkan saja, kudengar akan ada 5 residen magang baru yang semuanya yeoja! Kau tidak ingin dia digodai kan?”

“tutup mulutmu!” suara mereka kian menjauh melewati lorong-lorong rumah sakit.

 

 

 

 

*******

 

 

Sementara itu di sebuah ruangan, seorang namja dengan jas dokternya tengah menatap seorang residen baru dengan kejam, karena tak ada 1 pun hal yang benar dilakukan residen baru itu. “memeriksa pengobatan, panggilan UGD, prosedur, tak ada 1 pun yang beres!”

“Mianhae profesor,”

Namja itu mengitari juniornya dengan tatapan dingin, “apa segalanya akan selesai dengan kata maaf? Apa kau tau itu semua membahayakan nyawa pasien! Dimana letak profesionalitasmu!” –Minho- mendemplang meja kerjanya, emosinya memang selalu tinggi jika menghadapi ketidak becusan,

“tapi aku banyak tugas profesor,”

Semakin dilawan, Minho bagai api yang disiram bensin,
“apa? Kau berani berkata seperti itu? kau kira kau bekerja dikantor dan perusahaan? Banyak tugas dan kau bisa melalaikan hal lainnya? Kuperingatkan, jika kau hari ini lebih beruntung ditangani olehku”

Dokter lain di tim pediatri tertawa, bahkan dokter Nam terpingkal-pingkal.
“astaga… kau terlalu keras padanya profesor Choi”

Minho tampak tersenyum sebentar dan mengedipkan mata pada para dokter seniornya, lalu kembali memasang wajah berang pada juniornya,
“jika kau terus seperti ini, keluar saja! Pulang dan tidur saja dirumah!” dia melakukan gerakan replay pengulangan yang sama persis dilakukan Yesung dulu.

“dia benar-benar rubah” seorang namja kecil bergumam dengan pedas, membuat kuping siapapun akan panas mendengarnya, termasuk Minho, ia menatap anak kecil yang kini duduk seenak jidat dikursi miliknya.

“aku tidak akan mengulanginya” residen itu terlihat patuh pada Minho.

“kau keluarlah” sepeninggal residen baru itu Minho langsung bergegas menghampiri anak kecil yang kini tengah memainkan rubrik 12 miliknya, rubrik yang belum selesaikan 2 minggu lebih, tapi kini telah tersusun utuh dan sempurna.

“apa yang kau lakukan dikursiku”

Anak kecil itu tidak menjawab, ia malah to the point dan meletakan 3 hardisk eksternal diatas meja Minho. “sebenarnya datang kemari dan bertemu denganmu, bukan pilihan”

“Yong..” Hwang Mi menggeleng dari mejanya, salah 1 fakta yang tidak bisa disembunyikan, Minho dan Yong Gun adalah 2 namja beda usia yang selalu berlainan arus.

“dokter cha, apa kau tidak tau sebuah fakta yang terjadi bahwa dia baru saja bertunangan secara diam-diam di Las Vegas?”

DOENG

Wajah Minho langsung berubah drastis, ia memandang dengan sangar kearah namja kecil yang kini memutar-mutarkan kursi khusus milik Minho dengan gaya angkuhnya.

“m –mwo?”

“Aah,,, itu bukan urusanku,” Yong berhenti memutar-mutarkan diri, tubuhnya yang kecil sangat tidak enak dipandang dengan bahasa tubuh yang menyebalkan  itu.
“ini adalah hardisk yang isinya kumpulan thesis dari jurnal kedokteran sejak tahun 1985, pelajari dan ingat semua ini dalam waktu sesingkat-singkatnya” dalam 1 jentikan jari , semua dokter dalam ruangan itu menganga mendengar ocehan namja kecil itu.

“apa?”

“setelah mengingat semuanya, datanglah pada appa, dan dia akan mengujimu perbagian,  untuk materi ujian kenaikan tingkat yang akan kau laksanakan bulan depan. Ingat,  bukan hanya  mengingat isinya, tapi juga harus bisa mengingat perbagian,. Dan kau harus bisa menjawab seluruh pertanyaan berdasarkan teori yang kau baca, dengan tingkat kesulitan paling tinggi.” Si kecil terus berargumen membuat beberapa tim pediatri diam menganga mengabaikan udara disekeliling mereka.

HAP

Namja kecil itu melompat dari kursi,  “Hasil ujianmu akan menjadi batu loncatan bagimu untuk menduduki jabatan tinggi di masuk keruang operasi. Dan juga Ujian  akan menjadi  pintu masuk bagimu untuk menjadi pengamat, atau PEMBERSIH RUANGAN”

“apa?!” Beberapa dokter berseru kompak.

“itu, KATA APPA”
ah jinjja! Anak ini kejam sekali.
–Yong Gun- pergi dengan gaya khasnya, meninggalkan kerjapan-kerjapan seluruh tim dokter.  Minho menghela nafas dan mengambil hardisk itu.

“presdir tidak manusiawi. Ditambah mewariskan sifat NONmanusiawi nya pada bocah tengil itu. ! arggghh.. aku serasa ingin memakan anak kecil itu.!”
dokter Nam terkekeh mendengar ucapan Taemin yang membela rekannya.
“1 teraa = 1000 gb, dalam 1 hardisk? Astagaa.. memikirkannya aku ingin muntah” lanjutnya. “apa yang akan kau lakukan Minho ya?”

Minho nampaknya tak jera dan menatap penuh sebal pada namja kecil yang berjalan dengan angkuh keluar dari ruang  pediatri. Anak itu!

“rasanya pasti seperti makan 3 rol kimbab setelah itu berlari 100 meter,  bersabarlah” beberapa dokter menepuk bahu Minho prihatin.
Tidak terkecuali Taemin. Ia hanya menggeleng menyaksikan nasib malang sahabatnya akibat ulah Yong.

“aku akan membuatmu kalah , anak tengil!”

 
END

    Hehehe ,
Spesial momen aku selipin adegan Nice Guy dan Good Doctor, eothoke? Nyambung ga?
Semoga fell YeSeo dapet setelah saya lama vakum.
Dan untuk scane terakhir, maap kepanjangan, taukan ArVi kalau buat FF pasti totalitas, semua cast dapet Ending yang sesuai, kecuali Hwang Mi :D, bingung dia harusnya diapain, No Sequel, No gantung dan etc lainnya :D. jadi walaupun ga berkenan , semoga menghibur..

See you, dear :*

10 thoughts on “Doctor In Love ‘Part 2 – End ’

  1. Astaga.. Aku pernah baca ini tapi dimana ya.. Aku juga gak tau authornya sama atau gak… Akhirnya eun soo dan yesung kembali seperti dulu dan bisa hidup semula.. Wuahhhh, yon guk mewarisin sifat ayahnya dan kakeknya.. Nyiksa minho sudah seperti turun temurun dari keluarga kim, kayak waktu appanya lakuin dulu

  2. baguuusss…deeebaakk…

    tapi saeng…..

    itu end nya gak mudeeng…

    yong gun sapa…..

    truusss gmn yesoo……

    kok blm jelas end nya…….

  3. YeSeo bisa kembali seperti dulu dan Yong Gun kecil sebagai pelengkap hidup mereka… 🙂 4 sekawan juga sudah menjadi dokter yang baik…

  4. Maaf baru komen di part ini. Tadinya mau komen juga di part satu, tapi ya sekalian aja komennya di sini. Awal2 sih aku kira yesung sama hwangmi, tapi ternyata dia malah sama eunseo, trus agak bingung juga yang masalah yesung sama eunseo, tapi di part ini dijelasin ‘apa yang terjadi’ sama mereka.
    Dan itu minho sama rae ha?
    Aaa author-nim bikinin sequel minho sama rae ha atuuh

Tinggalkan komentar