Ohae Hajimaseyo, Hyung! Jebal… Part 11

OHH11

 

Ohae Hajimaseyo, Hyung! Jebal… Part 11

 

Author                       : Whindalee

Cast                            :

         Leeteuk as Cho Jung Soo / Leeteuk

         Donghae as Cho Donghae

         Kyuhyun as Cho Kyuhyun

Support Cast            :

         Ajusshi Lee (OC)

         Siwon

         Ryewook as Kyuhyun’s Friend

         Han Hyu Ra & Cho Min Soo (OC) as Kyuhyun’ seomma&appa.

Genre                        : Brothership, Tragedy, Angst, Family, Friendship, Hurt, & Sad.

Length                       : Continue

 

Sebelumnya…

 

“Anni.. Aku hanya merasa kopi buatanmu berbeda dari yang biasanya kau buatkan untukku.”

“Mungkin karena kami menggunakan kopi export baru, Tuan Muda. Maka rasanya agak berbeda. Hajiman, apa kopi ini tidak cocok untuk lidah Anda? Apa perlu saya menganti semua persediaan kopi baru dengan yang lama kembali?” Ucap Lee berbohong mencari-cari alasan, karena sebenarnya kopi yang Leeteuk minum pagi ini dan kemarin adalah kopi yang sama.

“Ah, tidak perlu! Hanya saja rasa kopi ini serupa dengan buatan eomma dulu. Buatkan kopi seperti ini lagi untukku besok pagi. Arraseo?!”

“Ne, arrayo.. Saya permisi, Tuan..”

“Ne….”

 

Lee pun akhirnya melangkahkan kaki keluar kamar dengan lega sambil menyiratkan senyum kecil diwajahnya.

 

Selanjutnya…

 

Kyuhyun Pov

 

Tempat tidur, sofa, kursi, dan kamar. Itulah tempat yang menjadi tumpuan ku selama beberapa bulan ini. Belum lagi selang infus yang telah menusuk urat-urat nadiku hingga membuatku sungguh merasa tak nyaman harus seperti ini entah sampai kapan.

Aku juga sudah tidak mampu untuk melakukan hal yang sangat ingin kulakukan, seperti saat kuberlari menuju halte bus, berdiri didepan perusahaan kedua hyungdeulku sambil meneriaki kata ‘Saranghae’, menyapa ajusshi pembawa bus, bermain basket bersama Wookie, dan bahkan tersenyum ceria seperti dulu, meskipun itu dipaksakan.

Sekarang aku hanya bisa terduduk sambil menatap pemandangan disiang hari lewat jendela kaca. Membiarkan wajah pucatku terkena pantulan matahari menanti waktu itu tiba.

 

“Kyu, sudah waktunya untuk mengganti selang infusmu..”, Siwon hyung masuk dengan ajusshi Lee yang mengikuti dari belakang sambil membawa peralatan kedokteran.

“Sampai kapan harus begini, hyung?” Ujarku sambil menatapnya penuh.

“…….” Tapi ia hanya diam sambil terus memasangkan selang infus yang tergantung ditiang besi.

 

Selama ini Siwon hyung benar-benar memberikan perhatian penuh padaku, begitu pula dengan Ajusshi Lee. Karena aku menolak saran mereka untuk dirawat inap dirumah sakit, maka salah satu kegiatan mereka merawatku adalah termaksud hal seperti ini. Belum lagi mereka selalu mengingatkanku untuk meminum obat yang rasanya percuma bagiku, membantuku berjalan ketika ingin kekamar mandi dan hal-hal lainnya yang tidak mungkin kulakukan seorang diri.

Kembali kutatap langit cerah diluar sana dan berharap agar aku bisa melihat pemandangan diluar sana.

“Tuan Muda…” Kudengar Ajusshi Lee baru mengeluarkan suaranya yang sejak tadi hanya terdiam.

“Ajusshi, sampai kapan aku harus mengingatkanmu untuk memanggil namaku saja?!”, disaat seperti ini aku masih bisa saja memprotes ucapannya sambil mencoba untuk tersenyum usil. Namun, Ajusshi Lee berjalan kearah pintu yang terbuka tanpa suara.

“Kenapa diam, ajusshi? Apa sesuatu telah terjadi?”

“Aniyo, aku hanya ingin mengatakan ada seseorang yang ingin menemuimu.”

“Eoh, nugu?!” Tanyaku sambil berpikir. Sebab tidak mungkin orang yang ajusshi maksud itu adalah Donghae hyung, karena sejak pertengkaran kami beberapa bulan yang lalu. Ia justru semakin menjauhiku bahkan membuang mukanya ketika tak sengaja kami saling bertatapan. Sebenarnya sempat beberapa waktu itu kami menjadi lebih dekat. Tapi, entahlah apa yang membuatnya kembali bersikap dingin seperti ini kembali.

 

“Silahkan masuk….”

“Ne, ajusshi! Gomawo….”

Ketika mendengar suaranya, akupun langsung menoleh dan tersenyum lebar saat melihat satu sosok namja yang datang menghampiriku. Saat ia benar-benar didepanku, ia duduk berlutut sambil menggenggam tanganku erat.

“Kau kurus sekarang….” Imbuhnya sambil menyunggingkan senyum.

“Kapan kau tiba, hyung? Bagaimana keadaan ajusshi dan ajumma Kim di Paris?” Sahutku demi melepas rindu.

 

Ne… Namja yang ada didepanku kini adalah sepupuku yang telah lama tinggal di Paris sejak berumur 15 tahun. Ia merupakan anak dari dongsaeng appa yang juga menetap dan menjadi kewarganegaraan disana, namanya Kim Jong Woon atau yang lebih akrab kupanggil Yesung hyung.

“Mereka baik-baik saja, Kyunnie. Kau tidak perlu menghawatirkan mereka, karena akulah yang seharusnya menghawatirkanmu.”

“Na do, hyung. Gwaenchanna…”

“Pabo! Baik-baik apanya? Kau kurus seperti ini dengan wajahmu yang terlihat pucat kau bilang baik-baik saja? Aku tahu kau sakit, Kyu… Aku sudah tahu semuanya dari Ajusshi Lee dan karena itulah yang membuatku kembali ke Seoul.”

“Aku memang sakit, tapi aku baik-baik saja, hyung…” Ujarku mencoba meredakan kekhawatirannya itu.

“Pabo…! Oh ya ajusshi, bisakah kau meninggalkan kami berdua?” Pinta Yesung hyung sembari menoleh kearahnya.

 

Tanpa mengatakan apapun Ajusshi Lee dan Siwon hyung keluar kamar kemudian menutup pintu kamarku rapat-rapat.

“Apa mereka masih memperlakuanmu seperti dulu?” Tuturnya langsung setelah kepergian mereka berdua.

“Eoh, tadi kau kutanyakan kapan tiba disini?” Jawabku mengalihkan pembicaraan.

“Jawab pertanyaanku, Kyu. Apa sikap mereka masih sama seperti dulu?”

“Anni… Mereka memperlakukanku dengan sangat baik, hyung. Mereka begitu sayang dan perduli padaku. Apalagi ketika mereka sudah tahu kalau aku sakit, mereka selalu menyempatkan diri untuk menanyakan keadaanku pada Ajusshi Lee meskipun terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing.”

“Jinjja?” Ucapnya heran.

“Ye, hyung… Mereka telah berubah. Mereka jadi lebih baik sekarang.” Sahutku yakin.

“Kau tidak membohongiku, bukan?” Imbuh Yesung hyung sambil menatapku tajam.

“Aish..! Sejak kapan aku berbohong padamu? Jika hal itu kulakukan, bukankah kau orang pertama yang menyadari kalau aku sedang berbohong?” Ucapku dengan tawa kecil.

 

Mianhae, hyung. Terpaksa aku berbohong padamu. Dulu memang hanya kau yang paling tahu, ketika aku berbohong. Tapi sekarang, setiap haripun aku harus menjalani hidup dengan senyuman palsu dan membuatku terbiasa untuk menyembunyikan kesedihan-kesedihan yang lainnya.

 

“Oh, geurraseo.. Aku bahagia jika itu benar-benar terjadi padamu. Tapi mau kah kau ikut dengan ku kembali Paris?!”

“MWO?!”

Aku terkejut bukan main hingga merasakan sedikit rasa sakit didadaku. Rasa sesakpun tiba-tiba saja muncul hingga aku meringgis kesakitan sambil mencengkeram dada.

“Eoh, neo gwaenchannayo?”

 

Yesung hyung terlihat begitu panik ketika melihat kondisiku seperti ini dan tak lama kemudian darahpun lagi-lagi mengalir disertai sakit dikepalaku. Hingga membuatku terasa sangat lelah harus terus seperti ini.

“Oohh… Hidungmu, Kyu… Ajusshi Lee… Ajusshi…”

 

Setelah dipanggil berkali-kali, ajusshipun datang tergesa-gesa bersamaan dengan Siwon hyung. Mereka yang baru datangpun sama paniknya dengan Yesung hyung dan disaat seperti inilah yang membuatku merasa membebani mereka sekaligus merasa bersalah karena selalu menyusahkan orang sekitar. Satu buliran beningpun mengalir melewati pelupuk mataku.

“Uljima, Kyu…” Ujar Siwon hyung sambil menyuntikan sesuatu diselang infusku. Yesung hyung pun mulai membersihkan darah dihidungku setelah Ajusshi Lee menyerahkan satu kotak tissue.

“Mi…ann..haee…” Ucapku sesak.

“Untuk apa?” Sahut Yesung hyung khawatir.

Aku menggeleng karena sudah tak mampu mengucapkan kata-kata lagi. Sebab rasa sesak yang kualami terasa semakin menyakitkan dan menyulitkanku untuk bernafas.

“Apa kita perlu membawanya ke rumah sakit?” Tukas Yesung hyung.

“Percuma, Jong Woon-ssi. Ia tidak akan mau kami membawanya ketempat tersebut, jika itu terjadi, maka ia tidak akan makan ataupun minum sedikitpun. Selama ini juga ia tidak pernah mau menjalani perawatan rutin yang kusarankan dan satu-satunya saran yang diterima baik, hanyalah meminum obat-obatan itu.”

Mendengar penjelasan Siwon hyung barusan membuat Yesung hyung menatapku cemas sekaligus kesal padaku. Mungkin karena ia berpikir bahwa sifat yang kumiliki tak ada yang berubah.

“Kau memang keras kepala, Kyu!” Umpatnya sambil terus menyeka darah dihidungku.

 

***

 

Yesung Pov

 

Tok…. Tok…. Tok….

 

“Hyung, bolehku masuk?!” Ujarku sambil mengetuk pintu besar yang terakhir kali kuingat kalau ini adalah ruang kerja Jungsoo hyung.

“Silahkan….”

 

Saat diizinkan masuk, kubuka pintu perlahan dan melihatnya tengah sibuk menanda tangani berkas-berkas yang menumpuk setinggi 3cm. Sedikitpun ia tidak menatapku karena mungkin saja dokumen-dokumen dihadapannya saat ini jauh lebih penting dibandingkan dengan melihat kehadiranku.

“Bagaimana perusahaan di Paris? Apa ajusshi dan ajumma menjalaninya dengan baik?” Tegurnya yang masih belum menatapku.

“Baik, hyung. Eoh ya, Donghae oddieyo? Aku tidak melihatnya dari siang tadi?”

“Jong Woon-ah, katakan saja langsung apa yang membawamu kembali ke Seoul? Kalau kau kesini untuk mencampuri masalah keluarga kami. Sebaiknya kau pulang sekarang!!”

“Mwo?!”, berbeda dengan yang Kyuhyun katakan padaku tadi siang bahwa mereka telah berubah. Justru sikap kejam mereka dibandingkan sebelumnya karena ucapannya barusan secara tidak langsung telah mengusirku.

“Kalau kedatanganmu kesini hanya untuk mencampuri urusan keluargaku, kembalilah ke Paris dan urus perusahaan appaku dengan baik disana!” Ulangnya lagi.

“Darimana kau belajar mengatakan kata-kata seperti itu, hyung?”

“Wae? Apa aku telah menyinggungmu?!”

“Nan jeongmal paboya! Bagaimana bisa dengan mudahnya aku percaya dengan ucapan Kyuhyun bahwa kalian telah berubah? Kau bahkan lebih kejam dari yang ada dipikiranku, hyung. Eoh, jinjja! Belum ada 30 menit saja berbicara denganmu, emosiku rasanya akan meledak-ledak. Bagaimana dengannya selama bertahun-tahun ini?!”

“Jadi ini yang mau kau katakan padaku jauh-jauh dari Paris?” Imbuhnya yang akhirnya mulai menatapku dengan tatapan yang dingin.

“Dengan sikapmu seperti ini, meyakinkanku untuk membawa Kyuhyun ke Paris!” Ucapku yang tak lagi basa-basi.

“Eoh, itu tujuanmu berikutnya? Arraseo, bawalah dia pergi denganmu karena aku tidak mau rumah ini mengadakan acara pemakaman untuknya nanti.”

“HYUNG!!”

“WAE? APA KATA-KATAKU BARUSAN SALAH? KAU MAU MARAH PADAKU?  APA KAU MAU KATAKAN BAHWA AKU TIDAK PUNYA HATI? ATAU KATA-KATA LAINNYA UNTUK MANUSIA SEPERTIKU?!!”

“Hyung….”

“Kalau kedatanganmu untuk membuatku pusing. Segeralah pulang dan bawa anak itu jauh-jauh dariku dan jika bisa jangan bawa ia kembali ketika sudah menjadi mayat.”

“Kau keterlaluan, hyung..!! Kau tak lebih dari binatang yang suka melukai keluarga sendiri.”

“JAGA UCAPANMU ITU, JONG WOON!!”

“BAGAIMANA DENGANMU, HYUNG? APA KAU TIDAK SADAR UCAPANMU TIDAKLAH PANTAS UNTUK DIKATAKAN OLEH SEORANG MANUSIA?!”

“KAU SADAR APA YANG AKAN TERJADI BILA KAU BERURUSAN DENGANKU?”, emosi kami saat ini benar-benar pecah dan kupikir tak ada yang bisa menahan kami sekarang apapun itu.

“Kau mau menendang keluargaku di Paris dari perusahaan Ajusshi Cho? Tidak semudah itu, hyung. Appa ku juga memegang 45% saham diperusahaan itu. Jika kau melakukannya maka perusahaanmu akan hancur..”

“Neo…”

“Hyung, kurasa selama ini kau telah salah membenci seseorang. Dendam dan kebencian yang kau tunjukkan pada dongsaengmu sendiri benar-benar keterlaluan. Kau membencinya karena kesalahan yang bukan ia lakukan. Ajumma dan Ajusshi Cho meninggal karena kecelakaan di Paris dan itu adalah takdir, hyung. Tidak seharusnya kau menyalah Kyuhyun seperti saat ini!”

“Mwo ya? Kau bilang takdir?! Kalau saja anak sial itu tidak pernah merenggek menunjukkan egonya pada kedua orang tuaku, maka hal seperti ini tidak akan pernah terjadi. Mungkin saja kami masih bisa tertawa, merasakan kehangatan keluarga bersama, dan pergi keluar kota bersama. Apa itu yang kau katakan sebuah takdir?!”

“Irrokhe, apa bedanya denganmu, hyung? Apa kau telah melupakan sesuatu?!!” Ujarku dengan emosi yang meledak-ledak.

 

BRAKK!!!!

 

Jungsoo hyung berdiri sambil menghentakkan mejanya dengan keras. Akan tetapi tidak membuatku takut sedikitpun dengan sikapnya itu. Justru akan kubela Kyuhyun mati-matian didepannya.

“APA MAKSUDMU??!! AKU BUKANLAH PEMBUNUH SEPERTI ANAK SIAL ITU? JANGAN SAMAKAN AKU DENGANNYA, JONG WOON-AH!!!”

“Apa kau lupa dengan kecelakaan yang telah menimpanya saat berumur 14 tahun? Kau membuatnya koma dan mengalami depresi berat. Kau pula yang membuatnya memiliki phobia akan gelap, hujan, dan petir. Dan sekarang kau tahu apa? Penyakit yang dideritanya saat ini adalah penyakit yang timbul karena phobianya tersebut! Saat 14 tahun yang lalu, kau bukan, yang memaksanya untuk segera pulang?! Kau tak lebih dari seorang pembunuh berencana, hyung. Kyuhyun memang tidak langsung meninggal, tapi ia akan pergi meninggalkanmu, itu karena kau, Jungsoo hyung!! Bukankah kejadian itu hampir sama dengan yang terjadi pada ajumma dan ajusshi Cho? Apa itu bukan egois namanya?!”

Ucapanku barusan membuatnya terhenyak diam dan masih menatapku dengan wajah angkuhnya seakan ia tidak menyadari hal itu.

“Apa Kyuhyun pernah membencimu karena kecelakaan ini? Apa ia pernah menyalahkanmu selama ini? Tidak kan, hyung?! Bahkan kurasa dia tidak pernah mengungkit penyebab penyakitnya itu yang akan segera merenggut nyawanya. Hyung… Seharusnya kau merasa bangga dan beruntung memiliki dongsaeng sepertinya. Bukannya malah kau sia-siakan dia seperti ini!” Tambahku lagi.

“………”

“Aku akan membawanya ke Paris, hyung. Aku tidak akan meninggalkan ia disini dengan orang-orang keji seperti kalian!”

“GEUMAL..! KELUAR KAU, JONG WOON!”

“Mian, hyung. Mianhamnida… Jika aku telah mengganggu waktu kerjamu malam-malam seperti ini..”

Aku membungkuk kemudian berjalan mendekati pintu. Saat tangan kiriku telah menggenggam gagang pintu, aku pun berkata,

“Kupastikan kalian akan menyesal, hyung…” Imbuhku sambil berlalu keluar kamar. Namun, betapa terkejutnya aku saat mendapati seseorang tengah berdiri didekat pintu ini dengan wajah yang sudah basah karena air mata.

“Eoh, neo?” ujarku cemas saat melihat Donghae yang berdiri ditempat itu. Kemudian ia menempelkan jari telunjuknya didepan mulut seakan memberiku perintah untuk tidak mengeluarkan suaranya. Setelah pintu ruang tersebut kututup rapat-rapat, ia pun bergumam,

“Bisakah kita bicara berdua?” seakan tak bisa menolak karena tiba-tiba saja aku merasa iba ketika melihatnya seperti itu. Akupun mengangguk dan mengikuti kemana kakinya melangkah dimalam-malam begini.

 

Donghae Pov

 

Langkahku terus bergerak dengan Jong Woon hyung yang mengikutiku dari belakang. Kami tidak saling bicara karena rasa canggung benar-benar menyelimuti suasana hati kami berdua dan akhirnya kakiku pun berhenti melangkah ketika kupikir inilah tempat yang tepat untuk bicara.

Bungalau kecil ditengah-tengah kolam buatan yang berada ditaman belakang rumah menjadi pilihan yang tepat bagiku untuk berbicara serius dengannya. Dengan langit yang kelam dan hanya ada satu bulan yang menjadi penerangan bagi manusia saat ini, aku terdiam sambil menatap kolam yang tak beriak.

 

“Apa yang ingin kau bicarakan?” tanyanya ketus membuka pembicaraan. Akupun menoleh kearahnya dan tanpa disadari, lagi-lagi air mata keluar dengan mudahnya.

“Benarkah kau akan membawanya?” ungkapku tanpa basa-basi.

“Seperti yang kau dengar diruang kerjanya, Hae. Aku akan membawa Kyuhyun jauh-jauh dari tempat ini..”

“Kau bisa menjaganya dengan baik kan, hyung?”

“Hae… Kau sedang berpura-pura atau apa, hah? Jika kau juga membencinya, akan lebih baik bersikap seperti hyungmu itu. Daripada kau malah menyakiti Kyuhyun lebih parah pada akhirnya. Berhentilah berpura-pura..! Kau bahkan terlihat seperti serigala berbulu domba.”

Memang tidak mudah rasanya membuat orang lain percaya begitu saja dengan apa yang telah kukatakan itu. Karena selama ini Yesung hyung hanya tahu kalau aku dan Teuki hyung sama-sama membenci Kyuhyun.

“Bagaimana caranya agar kau percaya dengan ucapanku, hyung?”

“……..” dia terdiam dan bahkan membelakangiku sekarang sambil melipat kedua tangannya didada.

“Hyung, apa kau tidak mengerti apa tujuanku membawamu dari dalam rumah kesini? Karena aku hanya akan membicarakan ini berdua denganmu. Tanpa diketahui oleh Teuki hyung sedikitpun… Aku memang pabo, hyung. Aku sungguh menyesali perbuatan yang kulakukan selama ini. Jebal, hyung.. Dan aku tidak akan membuatmu percaya dengan ucapanku dengan paksaan. Biarkanlah kau menyadarinya sendiri…”

“Kau pikir mempercayai orang itu mudah?!”, ia kembali menatapku dengan marah.

“Dan kau pikir aku menjalani segalanya dengan mudah, hyung? Coba kau pikirkan, apa bisa kau hanya berdiam diri ketika melihat seseorang didekatmu dalam keadaan yang sakit? Apa bisa kau hanya berpangku tangan ketika melihat seseorangmeringgis kesakitan karena menahan sakit? Hyung, aku juga ingin memeluk Kyuhyun sama seperti yang bisa kau lakukan, aku ingin mengelus-elus kepalanya seperti yang bisa berikan. Tapi apa? Aku terpaksa untuk tidak melakukannya karena mendapat ancaman yang sungguh mengancam hidup kami!!” ujarku panjang lebar melontarkan semua isi hatiku yang terlanjur kesal ini.

“Mwo? Jangan katakan kalau dia juga yang mengancammu..” sahutnya terkejut.

“Aku ingin mengakhiri segalanya, hyung. Tapi itu sulit.. Dan jika kau sungguh akan membawanya, aku menyetujui itu, hyung. Akan lebih baik jika ia tinggal bersamamu. Dan bisakah kau selalu memberikan kabar padaku setiap minggu atau bahkan setiap hari ketika kau sudah berada disana?”

“Eoh….” ujarnya terputus.

“Donghae-ssi…. Donghae-ssi…” seorang pelayan menghampiriku sambil berlari-lari kecil, memotong ucapan Yesung hyung.

“Hyung, tolong berikan kabar terbaru Kyuhyun ketika kau tiba disana dan kuharap kau melakukan itu, karena aku akan menunggu kabar darimu setiap harinya. Jebal, hyung…”, aku berbisik sambil memegang bahu kirinya dan segera berlalu karena sosok pelayan namja yang kucurigai sebagai mata-mata Teuki hyung datang menghampiri kami.

 

 

 

 

Tbc

14 thoughts on “Ohae Hajimaseyo, Hyung! Jebal… Part 11

  1. Mudah2an leeteuk jadi sadar deh dengan apa yang dikatakan sama Yesung..Kira2 kyu jadi nggak ya pergi ke Prancis?
    Lanju thor.

  2. Wahh..ad yesung oppa jg..adh akhrny bntr lg kyu oppa bbs jg..mga kyu oppa mau ikt yesung oppa..dn mg teuki hyung cpt sdar dn nyesel..next ny dtnggu bgt thor..BGT..

  3. nah kan? moga sadar deh setelah di ingetin sama yesung. emg bener kan teuk yg waktu itu maksa kyu buat pulang dari rumah neneknya wookie. nah sekarang kejadiannya sama dengan kematian orang tua mereka.

    mau di bawa ke paris? hmmmm …. apakah benar2 akan baik?

  4. ya ampun teuki… teuki… keterlaluan banget. tp untung ada yeppa, setidaknya tambah 1 orang lagi yang bisa menghibur kyu….semoga kyu mau diajak ke paris…

Tinggalkan komentar