Jebal…. Mianhaeyo, Hyung! Part 6

 

JMH6

 

 

Jebal…. Mianhaeyo, Hyung! Part 6

 

Author                       : Whindalee

Cast                            : Member Super Junior

Genre                        : Family, Friendship, Tragedy, Sad & Brothership.

Length                       : Continue

Rating                        : PG-13

 

Sebelumnya..

 

“Dia baik-baik saja, hyung” jawabnya dengan wajah yang terlihat sedikit aneh.

“Kau yakin?”

“Mwo? Ah, tentu saja hyung.. Kyuhyun itu anak yang kuat, dia pasti baik-baik saja..”, Hangeng terlihat aneh hari ini selain terlihat gugup didepanku, ia juga tidak banyak bicara padaku. Jika bukan aku yang lebih dulu mengajaknya bicara maka kesunyian antara kami pun semakin menjadi. Ne, Hangeng cenderung lebih diam hari ini.

“Apa kau….” ucapanku barusan terputus karena Donghae keluar dari kamar rawat Kyuhyun dengan matanya yang lagi-lagi basah dan kali ini ia tidak bisa menyembunyikan air matanya itu.

“Aku duluan, hyung…!” ujarnya membungkuk pada kami, kemudian ia segera berlari secepat mungkin.

“HAE-AH! YA!! HAE-AH!!” panggilku cukup keras tanpa mengingat bahwa aku sedang di rumah sakit.

 

Dia pasti menangis.. Hajiman, wae yo? Apa yang ditangisinya? Aigo, anak itu membuatku cemas saja…

 

Selanjutnya…

 

“Hyung, aku masih ada pasien yang perlu diperiksa. Mianhae, membiarkanmu sendiri disini.”

“Gwaenchanna, Hangeng-ah.. Oh ya, jika ada waktu luang temani aku dan Kyuhyun disini!” ujarku sambil menepuk bahunya.

“Ye, hyung. Jeongsonghamnida….”

 

Aku melihatnya berlalu hingga tidak lagi menemukannya ditikungan lorong rumah sakit ini. Kemudian aku pun mulai menginjakkan kakiku memasuki  kamar rawat Kyuhyun.

“Saeng, gwaenchannayo? Katakan padaku kenapa bisa seperti ini?” ujarku saat melihatnya merebahkan diri diatas tempat tidur.

“Gwaenchanna, hyung. Aku hanya lelah..” sahut Kyuhyun malas.

“Memangnyaapa yang kaulakukansampaipingsansepertiini?Kaujugakuperhatikanmenjadisedikitlebihkurus. Apa ada sesuatu yang kau dan Hangeng sembunyikan dariku?”

“Ahhh.. Aniyo! Sudahlah, hyung. Aku lelah ingin istirahat.” Ujarnya sambil menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

“Aish!! Selalu saja mengelak semua pertanyaanku… Anak ini!!” gumamku kesal.

 

Saranghae tjanha uri hamkkehan manheun nal dongan
Hamkke apahaetjanha seoroui irin juldo moreugo

Neon eodi inneun geoni naui moksori deullijil annni
Apeun nae simjangi neoreul chatneunda neoreul bureunda michidorok

“Yeoboseyo.. Oh! Appa…!” ucapku saat mengangkat ponselku yang berdering tanpa melihat layarnya. Kyuhyun pun langsung terduduk dan menatapku lekat-lekat sambil memeluk bantal tidurnya.

“Ah, Ye.. Mwo? Minggu depan?”

“Gwaenchanna.. Hanya saja apa tidak terlalu terburu-buru?” tambahku lagi.

“Geurraseo! Annyeong, appa..”

“Hyung, apa itu telepon dari appa?” tanya Kyuhyun yang masih memandangiku dengan tatapan berharap.

“Ye.. Dia akan kembali ke Seoul minggu depan.”

“Jinjja?” sahutnya sumbringah. Akupun membalas ucapannya dengan anggukan kepala.

“Appa ingin menemuiku kan, hyung? Benarkan, hyung?”

“Ne…” sahutku terpaksa berbohong.

Appa memang akan kembali dari Tokyo karena ada pekerjaan yang harus ia tuntaskan di Seoul. Namun, bukan untuk menemui Kyuhyun. Sebenarnya sejak Kyuhyun memohon padaku untuk bertemu dengan appa, aku sama sekali belum membicarakan hal ini dengan appa.

Ne, karenasikap appa akan sama dengan dongsaengku yang lainnya. Mereka begitu membenci Kyuhyun dengan satu alasan yang sama dan menurutku Kyuhyun tidaklah pantas menerima semua perlakuan ini.

“Hyung…?” panggil Kyuhyun mengagetkanku.

“Ne? Wae?”

“Justru kau yang kenapa, hyung? Tiba-tiba saja melamun, wae geuddae?”

“Aniyo! Sudahlah.. Kau bilang mau istirahat! Istirahatlah sekarang..!! aku tidak mau kau sakit seperti ini lagi.” Imbuhku mengalihkan pembicaraan, lalu Kyuhyun pun langsung menuruti perintahku.

 

6 hari kemudian

 

Kyuhyun Pov

 

Aku merasa tubuhku kian melemah, sangat lemah…

Jika rasa sakit itu tiba-tiba muncul aku hanya bisa menahannya seorang diri. Membiarkan penyakit paru-paru ini menyiksaku setiap harinya.

Seringkali pula Hangeng hyung membujukku untuk menjalani operasi, akan tetapi aku selalu memberi jawaban yang sama yaitu ‘SHIREO’ karena kuingin membayar semua kesalahanku pada hyungdeulku dan dengan cara seperti inilah aku akan menebusnya.

Kakiku terus melangkah menyusuri pinggiran jalan Busan, di bawah terik matahari yang terus menyorot tubuhku. Langkahku pun tampak gontai dengan sisa tenaga yang kumiliki.

“Aigo, kenapa harus pulang jam segini?” keluhku sambil melihat jam tangan yang kini menunjukan pukul 12.45 p.m. KST. Selepas jam sekolah sengaja aku berjalan kaki berharap bisa menyusuri jalan selagi kubisa dan kumampu.

Padahal Teuki hyung sering mengatakan padaku untuk naiktaksikarenaiamenghawatirkankondisikusaatini. Tapitetapsajaakusamasekalitidaktertarikdenganperintahnyaitudanlebihmemilihberjalan kaki dipadatnyajalanraya Seoul ini.

BRUKKK….!!!

Saatkuhendakmenyeberangijalan, takjauhdaritempatkuberdirikulihatseorangajusshi yang terjatuhkarenabertabrakandenganhaksaengnamjahinggaberkas-berkasmiliknyajatuhberserakkan.

“YA!!! NEO….. NEO…. JANGAN KABUR!!” teriakkumemanggilhaksaeng yang terlanjurberlarimenjauhitu.

Tidaktinggal,diamakupunmengurungkanniatkuuntukmenyeberangdanlangsungmenghampirinya yang kelihatansedikitkesulitandisaatmemungutibeberapaberkasitu.

“Gamsahamnida..”ujarajusshiberkacamatakotaktersebut.

“Eoh, cheonmaneyoajusshi.Neo gwaenchannayo?Apakauterluka?” katakusambilmembersihkancelanahitamnya yang terlihatagakkotor.Entahmengapaakubegitumenghawatirkandanmencemaskan orang yang barusajakutemuiseakanakusudahmengenalnyabegitu lama.

“Ya, kautidakperlumelakukanini.Gwaenchanna..Hanyaberkas-berkaskusaja yang berantakansedangkansisanyatakada..”jawabnyasambilmemegangkeduabahukudisertaisenyuman.

“Ohh, irokkhemianhae!Akumewakilihaksaengituuntukmemintamaafpadamu.Diamemangtidakbertanggungjawab, sudahmenabrakmuhinggaterjatuhlalupergibegitusaja.”Imbuhkuagakkesaldenganmenyerahkanbeberapaberkas yang telahkuambilsebelumnya.

“Akumengerti..Mungkiniapunyatugassekolah yang membuatnyaharusterburu-burusepertitadi. Lagipulabukankahhampirsemuasikapanakmudasepertidemikian?Jadikurasakautidakperlumemintamaaf.”

“Hajiman, yakinkautidakapa-apa, ajusshi?!”

“Ne..Ahhh..Kurasaakuakanbanggajikamemilikianaksepertimu. Geurae, gomaptatelahmembantuku.Semogalain kali kitabisabertemukembali.Annyeong!” ucapajusshiitudengansedikitmembungkukdanakupunikutmembungkuk.

Kulihatiaberjalanmenjauhikumenghampirihalte bus yang jaraknyasekitar 20 meter. Ketikamelihatpunggungnya yang tegapdanterasakuatitu, akutersenyum tipis seakanmerasakanhalaneh yang belumpernahkualamisebelumnya.

“Ohhhhh… hu… uhhhh…. Huuuuhhh… huhhhhh…”

Tiba-tibasajanafaskukembalisesakdanmembuatkuterpaksaharusbersandar di pohon yang letaknyatakjauhdariku.Akuterusmencobamengaturnafas agar bisa normal kembali, namunrasanyasia-siakarena rasa sakit yang kurasakaninisemakinmenjadi.

Kupegangdadakusambilmeringismenahansakitdanterusmenatapajusshi yang masihada di halte bus tersebut.Tak lama kemudianakuterhuyunglemasdenganpandanganku yang mulaisamar-samar.Walaupunbegitu, akujugamasihbisamelihatajusshiitumenaiki bus danentahkenapatangankumengulurpanjangseakaninginmencegahnyauntukpergi.

Hinggaakhirnya bus itumulaimelaju…. Melaju…. Dan kemudianmenghilangdengansekejapditikunganjalanini.Air matakumenetesbegitusajadarisudutmatakirikutanpatahuapa yang membuatkumenangissepertisaatini.

Kinikulihat orang-orang mengerumuniku, pandanganku pun terasasemakinpudarkarenaakuhanyabisamendengarada yang mengatakan ‘Panggil ambulance!’, ‘Apa kalian mengenalnamjaini?’, ‘Waegeuddae?”, sampaiakumendengarsalahsatudarikerumunanitumemanggilnamaku.

“Kyuhyun-ah……!”

Suaraitulagi..Apaakusedangbermimpi? Apainimemangnyata? Hajiman, ottokheyo?Kenapaiaselaluadadisaatkondisikusepertiini?

“Kyuhyun-ah, gwaenchannayo?” tanyanyasambilmenepuk-nepukpipikupelan.

Akutakmampumenjawabnyakarenasakit yang kurasakansaatinibegituluarbiasamenyiksaku.Sinarmataharijugatepatmenyorotmatakuhinggasemuaterasasilaudanberubahmenjadigelapdenganseketika.

 

Author Pov

 

TIK… TOK…. TIK… TOK….

Bunyi jam berdetik menambah kegelisahan Leeteuk yang tak kunjung hilang. Sungmin dan Kibum pun duduk menunggu sesuatu diruang tengah. Mereka begitu gelisah dan cemas hingga tidak bisa menenangkan diri, mata mereka pun selalu tertuju ke arah jam dinding dan pintu masuk.

“Ini sudah jam 9, hyung. Tapi kenapa Kyuhyun belum juga pulang?” ucap Kibum memecah kesunyian dengan wajah khawatirnya.

“Ne, aku tahu. Diteleponpun nomornya tidak aktif, ishhh.. Kemana coba dia?” sahut Leeteuk yang tak kalah khawatirnya.

“……..” Sungmin hanya terdiam dengan kedua tangannya yang dilipat didada dengan parut wajah yang sama seperti lainnya.

Tak lama pintu bergerak terbuka, mereka bertigapun menghampiri pintu itu dengan sigap dan sangat terkejut dengan sosok yang ada dibalik pintu tersebut.

“APPA…!!!” ucap mereka bersamaan. Kemudian sosok itu pun tersenyum sambil memeluk mereka satu persatu.

“Bukankah kau katakan akan tiba besok, appa?” tanya Leeteuk heran sekaligus terkejut.

“Ne, aku punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, Jungsoo-ah! Jadi semakin cepat kutiba di Seoul makan akan semakin cepat pula pekerjaanku selesai.”

“Geurraseo.. Sebaiknya kau istirahat, appa. Kau kelihatan lelah, sini biar kubantu membawa tasmu ke kamar tamu.”, Kibumpun menawarkan bantuan.

“Gomapta, Kibum-ah! Arraseo, kalau begitu aku langsung istirahat saja.” Ujarnya sambil berlalu menuju kamar tamu.

Leeteuk tampak panik karena memikirkan apa yang akan terjadi jika appa dan Kyuhyun sampai bertemu. Walaupun Leeteuk masih bisa bernafas dengan lega malam ini, tapi ia tidak akan tahu apa yang akan mereka hadapi selanjutnya.

“Aigo, untuk appa tidak menanyakan Kyuhyun..” batin Leeteuk lega.

Selepas Kibum membantu appa membawakan tas, tiba-tiba saja Sungmin menepuk pundakku sambil berbisik.

“Hyung, appa kembali ke Seoul, kenapa kau tidak memberitahu kami? Jika appa dan Kyuhyun sampai bertemu aku yakin akan ada perang ke-4 yang terjadi dirumah ini.” Bisik Sungmin yang ternyata memiliki pemikiran yang sama dengan Leeteuk.

“Ne, aku tahu! Aku juga tidak mengira kalau appa akan tiba secepat ini.”

“Arra.. Oh ya hyung, apa tidak seharusnya kita mencari Kyuhyun? Aku takut terjadi sesuatu padanya!”

“Mwo? Apa maksudmu?”

“Aku hanya takut terjadi hal buruk padanya, hyung. Tapi aku sama sekali tidak mengharapkan hal seperti itu terjadi.. Ah, mungkin ini hanya perasaanku saja karena belakangan ini Kyuhyun pernah pingsan kan, hyung? Itulah yang membuatku begitu menghawatirkannya!”

“Geurrae… Kita…” ucapan Leeteuk terputus karena Donghae tiba-tiba saja melintasi mereka tanpa mengatakan apapun. Wajah khawatir Donghae juga sama seperti Leeteuk dan Sungmin, hingga mereka berdua terheran-heran  melihat tingkahnya itu.

“Hae-ah!” panggil Leeteuk pada Donghae yang hendak keluar rumah itu.

“Kau mau kemana?” sambung Sungmin.

“Aku ada urusan penting, hyung!”

“Mwo? Malam-malam begini?” sahut Leeteuk kaget.

“Ne, aku pergi dulu hyung…”

Baru saja Donghae ingin menyentuh knop pintu, namun pintu tersebut mulai terbuka dari arah luar. Sejenak Donghae terpaku menatap dua sosok yang ada didepan pintu utama tersebut, kemudian Donghae agak membungkuk lalu berjalan keluar rumah.

“Oh, Hangeng-ah.. Kyuhyun-ah…” ujar Leeteuk disertai senyum lega.

“Mianhae, aku yang mengajak Kyuhyun hingga selarut malam ini, hyung..”, Hangeng berujar sambil membungkuk.

“Eoh, gwaenchanna! Kalau tahu Kyuhyun pergi denganmu, aku tidak akan sekhawatir ini. Kau juga, Kyu!! Kenapa kau tidak menghubungiku kalau kau pergi ketempat Hangeng, hah?!”

“Ponselku mati, hyung.” Sahut Kyuhyun merasa bersalah.

“Geurae.. Cepatlah naik keatas dan langsung istirahat..!”, Sungmin mengajak Kyuhyun naik kelantai dua.

“Hangeng-ah, gomawo.”

“Cheonmaneyo, hyung. Arraseo, aku pamit dulu karena kau juga harus kembali ke rumah. Jeongsonghamnida, mengganggumu malam-malam begini.”

“Chankhamman! Yakin tak ada yang ingin kau ceritakan padaku?”

 

Hangeng Pov

 

DEG…!!!

Langkah kakiku terhenti ketika Leeteuk hyung mengatakan hal itu. Aku tercengang dan tak ada yang bisa kulakukan selain terdiam.

“Hangeng-ah, ada sesuatu yang kau sembunyikan bukan?” tanyanya lagi.

“Aniyo, hyung. Percayalah padaku! Mianhae, aku pamit…!” kataku sambil melangkahkan kaki keluar rumah menuju mobil yang sudah terparkir dihalaman rumah. Leeteuk hyung tidak mencegahku untuk pergi, namun aku merasa ia terus memperhatikan sikapku hingga aku menjadi agak kikuk.

Mianhae, hyung.. Meskipun ada yang kusembunyikan dari kalian. Ini semua kulakukan demi kalian dan Kyuhyun…

Saat kumulai melaju kendaraan di jalan Incheon yang dihiasi banyak lampu-lampu kota, aku jadi teringat kejadian tadi sore.

 

Flashback

 

Aku berlari secepat mungkin menuju kamar Daegae 154.

BRUK!!

“Hae, ottokheyo? Dimana kau menemukan Kyuhyun?” tanyaku panik.

“Aku melihatnya pingsang di jalan Busan, hyung.”

“Oh, geurrae. Akan kuperiksa Kyuhyun dulu..”, namun telapak tangan Donghae yang terasa dingin itu menahan lenganku dan berkata,

“Hyung, kau tidak ingin menceritakan sesuatu padaku?”

“Mwo? Memangnya apa yang harus kuceritakan padamu?” jawabku berusaha tetap tenang.

“Ah, arraseo jika kau belum mau berbagi cerita denganku. Hajiman, jebal hyung jangan beritahu Kyuhyun kalau aku yang mengantarnya ke rumah sakit ini. Jeongmal jebal, hyung!” ujar Donghae memohon.

“Wae? Bukankah kau menyayanginya? Kau kau harus menyembunyikan itu?”

“Belum waktu, hyung. Rasa benciku masih tersisa disini..” imbuhnya sambil menunjuk dadanya dan langsung keluar kamar rawat ini. Kugeleng-gelengkan kepala karena merasa gerah dengan tingkah namja yag sudah kuanggap dongsaengku sendiri.

“Kalian masih saja naif! Jika kalian benar-benar menyayangi Kyuhyun kenapa tidak berterus terang saja? Aku tahu rasa benci kalian mulai tersisih kan?” batinku kesal sambil memeriksa Kyuhyun.

Setelah selesai memeriksa, aku semakin menghawatirkan kondisi Kyuhyun yang kian memburuk dan rasanya aku sudah tak sanggup lagi jika harus terus menyimpan masalah ini sendiri. Walaupun masih ada kesempatan Kyuhyun untuk kembali sembuh, tapi aku tidak tahu harus berapa kali lagi aku perlu membujuknya.

Dia sungguh keras kepala apalagi jika ada satu keputusan yang menurutnya itu adalah terbaik. Tak lama setelah pemeriksaan, ia tersadar dan mencoba beranjak dari tempat tidur, tapi aku langsung menahannya.

“Aku harus pulang, hyung. Mereka pasti menghawatirkanku..” ucapnya terdengar parau dan lemas.

“Ne, kau tidak perlu khawatir karena aku yang akan mengantarmu pulang. Akan tetapi, tunggulah beberapa saat lagi, wajahmu itu agak pucat. Kau tidak mau kan membuat mereka curiga dengan konsidimu yang seperti ini?” jawabku mencoba membujuknya.

“Ye, hyung. Hem…Bagaimana aku bisa disini, hyung? Bukankah terakhir yang kuingat aku sedang ada di Busan?”

“Ah, aku melihatmu pingsan ditempat itu dan langsung membawamu kesini. Wae?” sahutku terpaksa berbohong.

“Gwaenchanna.. Untunglah kau yang membawaku kesini. Mianhae, hyung mungkin dari hari ini hingga seterusnya aku akan terus membuatmu merasa sulit dan direpotkan. Mianhae, jeongaml mianhae!”, Kyuhyun tertunduk seakan menahan tangis.

“Jangan katakan itu, Kyu. Semua ini sudah menjadi tanggung jawabku, lagipula aku sudah terlanjur berjanji padamu.”, aku mengelu-elus kepalanya kemudian ia tersenyum padaku dengan matanya yang terlihat berkaca-kaca.

 

Flashback End

 

Kyuhyun Pov

 

Kubuka mataku perlahan dan rasanya masih agak sulit untuk terbuka. Kini sinar mataharipun benar-benar menggangguku dalam lelap tidur. Mau tak mau aku terpaksa bangun dari tenpat tidurku yang nyaman ini.

Entah mengapa, tiba-tiba aku jadi teringat dengan suara yang memanggilku kemarin. Kurasa itu bukanlah suara Hangeng hyung, melainkan suara Donghae hyung. Atau mungkin aku memang salah mengira? Tapi aku yakin kalau suara itu adalah suaranya.

“Kenapa sepi sekali?” keluhku ketika mulai menuruni anak tangga.

“Bukankah ini hari minggu? Kenapa sepi sekali? Apa mereka lari pagi lagi? Aish…! membuatku iri saja..” gumamku sendiri.

Saat anak tangga terakhir yang kuinjak tak sengaja aku mendengar suara dari dapur. Dengan perlahan-lahan dan berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun aku berjalan mendekati ruangan tersebut.

Ketika hampir tiba didekat dapur, aku melihat seseorang yang sedang membuka lemari es. Tapi aku masih belum melihat wajahnya yang membelakangiku.

Nuguya? Sejak kapan ada tamu di rumah ini? Dan lagi kemana semua hyungdeulku? Kenapa meninggalkanku sendiri dengan tamu yang tidak kutahu siapa itu?

Kuberjalan mendekatinya dengan perasaan yang sedikit ragu dan saat tubuhnya berbalik kearahku.

PRANGGG…!!!

“NEO?!!!” ujarnya sambil menjatuhkan gelas yang ia pegang.

 

 

 

Tbc

8 thoughts on “Jebal…. Mianhaeyo, Hyung! Part 6

  1. itu ajuushi..
    yang tadi di tolong
    sama KYu…kan…???

    itu ajushi….
    appanya Kyu…kan…???

    oomoooo…………..

    appanya bakalan
    nerima KYU …nggak yaaa….

    kan KYU anak baik
    sdh nolongin dia tadi….

    aiisshhkk……
    Donghae…
    mulai khawatir dengan KYU…….
    kalo sayang bilang aja dong…baaangg!!!

Tinggalkan Balasan ke deewookyu Batalkan balasan