Jebal…. Mianhaeyo, Hyung! Part 7

JMH7

Jebal…. Mianhaeyo, Hyung! Part 7

 

Author                       : Whindalee

Cast                            : Member Super Junior

Genre                        : Family, Friendship, Tragedy, Sad & Brothership.

Length                       : Continue

Rating                        : PG-13

 

Sebelumnya..

 

Saat anak tangga terakhir yang kuinjak tak sengaja aku mendengar suara dari dapur. Dengan perlahan-lahan dan berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun aku berjalan mendekati ruangan tersebut.

Ketika hampir tiba didekat dapur, aku melihat seseorang yang sedang membuka lemari es. Tapi aku masih belum melihat wajahnya yang membelakangiku.

Nuguya? Sejak kapan ada tamu di rumah ini? Dan lagi kemana semua hyungdeulku? Kenapa meninggalkanku sendiri dengan tamu yang tidak kutahu siapa itu?

Kuberjalan mendekatinya dengan perasaan yang sedikit ragu dan saat tubuhnya berbalik kearahku.

PRANGGG…!!!

“NEO?!!!” ujarnya sambil menjatuhkan gelas yang ia pegang.

Selanjutnya…

“Ajusshi..!!!” ucapku kaget.

“Kau namja yang kemarin bukan?” tanyanya sambil menunjukku, akupun mengangguk ragu.

“Bagaimana kau bisa disini?”

“Ini rumahku. Ah….. Aniyo, maksudku ini rumah hyungdeulku.”

“Mwo? Hyung?”, raut wajah ajusshi itu tiba-tiba saja berubah dan langsung berlalu tanpa menatapku sedikitpun.

“Ya… Apa aku sudah salah bicara?” gumamku sendiri kebingungan.

Dari ruang makan kulihat ajusshi itu masuk kedalam kamar tamu dan tak lama kemudian ia keluar dengan barang bawaannya. Aku terhenyak kaget dan segera menghampirinya karena tidak mengerti kenapa ia tiba-tiba melakukan hal tersebut.

“Ajusshi.. Kau mau kemana? Apa ada ucapanku yang salah? Jika iya, mianhae….” Ucapku sambil memegang lengannya dan membungkuk.

“Lepaskan& jangan menyentuhku!!! Aigo, seharusnya dari awal aku tinggal di hotel saja!”

“Ne??!”, aku mengernyitkan kening saat mendengarnya mengeluarkan kata-kata itu. Aku kembali menarik lengannya bermaksud meminta beberapa penjelasan. Namun, untuk kedua kalinya ia kembali menepis tanganku.

“Bukankah tadi sudah kukatakan untuk tidak menyentuhku? Dan NEO!! Jangan panggil aku ajusshi karena aku tidak mau memiliki anggota keluarga sepertimu. Aku tahu kau siapa dan kuharap ini terakhir kalinya kau muncul dihadapanku!”

“Aku tidak mengerti, ajusshi. Bukankah kemarin kita baik-baik saja?” protesku seraya membela diri.

“Oh, ne… Anggap saja kemarin kita tidak pernah bertemu dan semua ucapanku untukmu kutarik kembali. Sekali lagi ku ingatkan jangan memanggilku ajusshi! Meskipun aku memang anggota keluargamu, anggaplah kemarin adalah hari sial bagiku dan kau!”

Saat ajusshi membuka pintu, tak sengaja Leeteuk hyung, Kangin hyung, dan Yesung hyung menabrak ajusshi itu. Akupun menghampiri mereka sambil menatap ajusshi yang terus berjalan menjauhi kami.

“APPA!!!”, Yesung hyung berteriak sambil mencoba mengejarnya.

Langkah kakiku langsung membeku ketika mendengar ucapan Yesung hyung barusan. Kutatap juga wajah Leeteuk hyung yang  jadi salah tingkah seperti, suatu rahasia besar telah terungkap.

“Kau memang pembuat masalah!!” bentak Kangin hyung sambil menyusul Yesung hyung.

“Hyung, bisakah kau jelaskan semua ini?” kucoba menahan tangis dengan terus menatapnya yang masih terdiam dan terlihat bingung.

“Hyung…..!” panggilku dengan suara yang mulai mengeras.

“Ne, tadi itu appa. Mianhae, Kyuhyun-ah! Aku sengaja tidak memberitahu kedatangannya semalam karena aku tidak mau appa juga menyakitimu. Appa tidak sebaik yang kau pikirkan, jika ia tahu kau ada dirumah ini maka ia akan melakukan hal yang sama sepert yang lainnya. Aku tidak ingin itu terjadi, mianhae…….” Ucapnya sambil memegang bahu dengan wajah yang serius.

“Wae?” tanyaku dengan air mata yang sudah menetes, mencoba untuk tetap tersenyum.

“Wae yo, hyung? Kenapa semuanya membenciku? Bahkan appa sendiri merasakan hal yang sama seperti yang lainnya. Apa kesalahan yang kubuat sangatlah besar hingga aku harus menerima ini semua, hyung. Jebal…. Jelaskan padaku….!”

“Kyuhyun-ah, mianhae… Jangan terus menyalahkan dirimu seperti ini.”

Aku terdiam sambil menarik nafasku dalam-dalam, keringat dinginpun mulai mengalir begitu saja dari sela-sela rambutku yang kini menipis. Aku benci harus merasakan  sakit ini, rasa sakit yang selalu muncul entah sampai kapan didalam hidupku.

Kini paru-paru ku terasa menyempit hingga aku hanya bisa menarik nafas secukupnya. Kenapa sakit ini muncul disaat yang tidak tepat? Jebal, andwe… Aku tidak mau Teuki hyung mengetahui penyakitku. Jebal..

“Kyu, wae? Wajahmu itu, kenapa tiba-tiba pucat?” tanyanya ketika menyadari perubahan wajahku.

“Gwaechanna, hyung. .. hah…. Itu…. Hanya perasaanmu saja”

“Gwaenchanna?!! Wajahmu pucat begitu, kau bilang tidak apa-apa! Sejak beberapa minggu yang lalu, aku memang merasa ada yang aneh dengan sikap kalian. Kau dan Hangeng, sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dariku?”

Aishhh.. Hyung! Jebal jangan mendesakku saat ini!

Aku meringis menahan tangis sedangkan Teuki hyung memandangku takut dan khawatir. Dia menghampiriku dan hendak menyentuh keningku, akan tetapi dengan sigap aku menghindar karena ia pasti akan terkejut memegang tubuhku yang mendingin.

“Kita bicarakan….. ini nanti…. Hyuungg. Aku…. Ingin… tiiduurr” ucapku terdengar putus-putus saking sesaknya.

“Kyuhyun-ah, asmamu kambuh?”, kini Leeteuk hyung menyadari suaraku yang berubah.

“Aniyo……”

Saat kuberbalik membelakangi Leeteuk hyung, tubuhku kehilangan keseimbangan dan terhuyung jatuh begitu saja tanpa ada yang menahanku.

BRUGGGKKK!!

“KYUHYUN-AH….!!!”

Suara Leeteuk hyung yang panik masih bisa terdengar jelas olehku dan kumerasa kepalaku saat ini sudah berada dipangkuannya sambil menepuk-nepuk pipiku pelan. Wajahku basah karena air mata, namun air mata itu bukanlah milikku melainkan air mata Leeteuk hyung yang menetes dipipiku.

Samar-samar kulihat wajahnya dan berusaha menyeka air matanya.

“H.. hyuuunng…. Ull… jimaa” ujarku semampunya hingga semua terasa semakin gelap.

Donghae Pov

Hidupku menjadi kacau semenjak kumengetahui satu hal, dimana sampai saat ini pun kuberharap bahwa hal tersebut hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.

Kenapa harus ia yang menerima kenyataan itu? Kenapa bukan diriku saja yang tak pernah mensyukuri hidup ini? Dan kenapa pula harus aku yang tahu semuannya?

Ne, aku sudah tahu semuanya. Disaat aku mencuri dengar pembicaraan Hangeng hyung dan Kyuhyun di rumah sakit satu minggu yang lalu. Kakiku terasa terpaku dengan hati yang begitu bimbang serta takut, ketika tahu bahwa sakit yang diderita Kyuhyun bukanlah asma lagi. Melainkan kanker paru-paru yang mulai menyebar ditubuhnya.

Pertama kali aku merasa curiga dengan penjelasan Hangeng hyung yang mengatakan kalau Kyuhyun hanyalah kelelahan sebab kutahu dia pasti sedang berusaha untuk menutupi sesuatu dengan sangat baik, yang pada akhirnya aku mengetahui segalanya seorang diri. Tanpa ada satupun yang tahu tentang hal ini.

“Kenapa harus aku yang tahu?! ARRRGGGGHHHH!!!” keluhku sambil terus berlari menyusuri jalan Daegu yang yang masih tampak sepi ini.

Aku terus mempercepat langkah kaki, menyeka keringat dengan handuk yang kukalungkan dileher disela-sela waktu. Beberapa kali juga aku mencoba menghilangkan pikiran yang terus menganggu, tapi percuma. Justru pikiranku ini semakin mengacaukan hidupku.

“ARRRRGGGGGHHHH!!!!!!”

Kutambah kecepatan berlari semampu yang kubisa.

Apa hatiku memang benar-benar mulai terbuka untuk memaafkan Kyuhyun? Apa aku mulai menyayanginya?

Mungkin jika ku diberikankesempatan untuk memulai segalanya dari awal. Aku akan melakukan yang terbaik deminya karena selama ini ia tak pernah menerima kasih sayang dari kami sebagai hyungnimnya.

Disatu sisi aku begitu ingin melakukannya, namun disisi lainya aku juga tidak ingin dibenci oleh para hyungku. Aku bisa mengira, resiko apa yang akan kuterima jika aku sungguh melakukan perbuatan nekad itu.

Hajiman, aku tidak mau Kyuhyun pergi dengan cara seperti ini. Apalagi semasa hidupnya kami sama sekali tak pernah menyayanginya.

Walaupun ada Leeteuk hyung, Sungmin hyung dan Kibum hyung yang terus ada untuk Kyuhyun. Namun, sebagian besar dari keluarga kami membencinya dikarenakan satu alasan yang menurutku bukanlah kesalahan yang dilakukannya. Ia juga hanyalah korban, hingga waktu dan keadaan yang membuat kami terpaksa membencinya.

“Huuhhhh… huh… huuuh….”, nafasku tersengal-sengal dan mulai memperlambat langkah kaki yang sedari tadi melaju dengan cepat.

Aku ingin terus ada disampingmu, tapi aku takut. Aku ingin membujukmu menjalani operasi, tapi aku tak mampu. Aku benar-benar merasa bodoh karena tak ada satupun yang bisa kulakukan saat ini.

Ne, pabo! Jeongmal paboya….!

Nae nunbit chi deulkowo keu sungane
Gaseum kipi moseul bakdon sungane
Miryeon obshi baro nohreul sontaekhaeseo
Keurae nan neorago

“Yeoboseyo, mwo? Appa meninggalkan rumah?” ucapku terkejut saat menerima telepon dari Kangin hyung.

“Ne, appa pergi dengan membawa barang-barang miliknya. Apa kau bisa membantu kami mecarinya?” sahut Kangin hyung diseberang sana.

“Arraseo.. Hajiman.. Apa ini karenanya, hyung?”

“Ye… Anak sial itu yang membuat appa pergi. Aigo, aku tidak habis pikir kenapa Teuki hyung begitu menyayangi anak sialan itu..!”

Karena Kyuhyun adalah dongsaeng kita, hyung…

“Yeoboseyo, Hae…”

“Oh ye, hyung!”

Namun ucapanku terputus saat melihat sosok yang kami cari berada diseberang jalan hendak memasuki kedai coffee.

“Hae-ah!!”

“Hyung, aku melihat appa! Chankhamman, biar kususul ia…”

Buru-buru kumatikan ponsel dan bergegas menyeberang jalan. Akan tetapi, nasib buruk sepertinya ada dipihakku.

Sepeda motor tiba-tiba saja muncul ditikungan jalan ini yang kemudian menabrakku hingga kepalaku membentur pinggiran jalan aspal. Aku masih tersadar bahkan bisa melihat tanganku yang sudah berlumuran darah segar.

Namun sedikit demi sedikit penglihatanku semakin samar. Meskipun begitu aku tetap berusaha bangkit walaupun rasa sakit dikepalaku ini sudah tak tertahan.

Aku tidak ingin semua berakhir seperti ini… Aku belum memberitahu pada yang lainnya tentang penyakit Kyuhyun… Jebal, Tuhan! Berikan aku kekuatan…

Saat berhasil berdiri dengan darah yang telah mewarnai wajahku. Seketika akupun roboh kembali begitu saja.

“Kyu… Jebal mianhaeyo!” rintihku sambil menangis menyesal.

4 hari kemudian

Author Pov

Heechul, Yesung, Kangin, Eunhyuk, Siwon, dan Ryewook tampak gelisah ketika berada dikamar rawat Donghae. Kecelakaan yang menimpa Donghae beberapa hari yang lalu itu menarik simpati hyungdeul dan dongsaengnya.Selama itu pula ia juga belum sadarkan diri.

Mereka selalu bergiliran saat menjaga Donghae dan tak jarang pula salah satu dari mereka bahkan rela tidak bekerja dan sekolah demi menjaga Donghae.

TOK… TOK… TOK…

Semua pandangan mereka terarah ke daun pintu.

“Silahkan masuk..” ucap Siwon dengan jelas.

“Owh, kalian…” sambung Eunhyuk saat mendapati Sungmin dan Kibum yang masuk kedalam ruangan tersebut. Kini ruangan pun terasa menjadi lebih ramai karena kedatangan mereka berdua.

“Apa yang membawa kalian kesini? Bukankah kalian lebih memperhatikan anak itu?” sindir Heechul begitu tajam.

“Hyung, jebal! Jangan mulai lagi.. Kita ada di rumah sakit dan Donghae hyung juga sedang sakit bukan?”, Ryewook mencoba menengahi permasalahan agar tidak terus berlanjut.

“……….”, Heechul hanya diam.

“Ottokhe, hyung? Donghae belum juga sadar?” tanya Sungmin pada Yesung.

“Ne…” sahut Yesung dingin.

“Apa luka dikepalanya parah?” tanya Kibum.

“Kalian kemana saja selama ini, HAH?! Dari empat hari yang lalu ia disini dan baru hari ini kalian melihatnya. Bagaimana kalau lukanya itu sangat parah dan bisa saja merenggut nyawanya sewaktu-waktu? Apa kalian baru akan melihatnya saat dipemakaman?”, Heechul tak bisa lagi menyembunyikan amarahnya.

“Bukan begitu, hyung… Kami juga…”

“GEUMAL! KALIAN SELALU SAJA MENCARI ALASAN…!!” ujar Siwon tak kalah kesal.

“Ne, kalian terlalu banyak alasan” sambung Kangin sambil berkacak pinggang.

“YA!!! JEBAL.. GEUMAL…! Tidak bisakah kalian mendengar penjelasan dari kami, hyung? Kami juga sedang menjaga seseorang. Seseorang yang tidak pernah kalian anggap dalam keluarga. Seseorang yang tidak pernah menerima kasih sayang dari kalian. Kalian tidak pernah memperhatikan atau perduli padanya. Seharusnya aku yang bertanya pada kalian, kemana kalian selama ini? Dimana hati kalian, hyung?!” ujar Kibum panjang lebar.

“Apa Kyuhyun juga sakit?”, Ryewook menyambung perkataan Kibum.

“Ne…” jawab Sungmin.

“Ya! Kau baru saja menyebut nama anak sialan itu. Apa kau juga mulai merasa simpati padanya?” terka Eunhyuk.

“Hyukjae-ah! Apa salah jika Ryewook menyebut nama Kyuhyun?” ucap Sungmin mulai kesal.

“YAA!! Kalau kalian ingin bertengkar, sebaiknya jangan disini!” kata Yesung dengan matanya yang menyiratkan kemarahan.

“Dan kau Sungmin, Kibum. Sebaiknya kalian keluar agar masalah ini….”

“Yaaa! Hyung, Donghae hyung sadar..!” teriak Ryewook sambil tersenyum lega. Lalu mereka semua menghampiri Donghae yang memang sudah tersadar.

Terlihat Donghae mengerjap-kerjapkan matanya perlahan. Setelah kesadarannya terkumpul, ia langsung bangun dari tempat tidurnya. Sedangkan yang lain terkejut melihat tingkah Donghae tersebut.

“Ya! Kau mau kemana, Hae? Kau baru saja sadar dari tidurmu selama 4 hari penuh..” protes Yesung.

Donghae terdiam dan sesekali merintih kesakitan sambil memegang kepalanya yang diperban. Namun ia tetap bertekad untuk bangun dari tempat tidurnya.

“Ne, hyung. Jangan terlalu banyak bergerak.. Istirahatlah lagi!” ujar Ryewook memohon.

“Aku harus menemui seseorang!”

“Mwo?”, Eunhyuk tercenggang.

“YA! Jangan membantah! Istirhatlah kembali. Tubuhmu ini sangat lemah untuk menemui seseorang.” Tambah Heechul sambil menarik lengan Donghae. Tapi dengan perlahan Donghae melepaskan genggaman Heechul dilengannya.

“Kenapa kau keras kepala sekali, Donghae-ah?”

“Aku harus menemuinya sebelum semua terlambat.”

“Memangnya siapa yang mau kau temui?” tanya Sungmin.

“Kyuhyun….” sahut Donghae langsung.

“MWO??!” ujar mereka serempak.

“Sepertinya luka dikepalamu parah , Hae.” Sindir Kangin.

“Untuk apa kau menemui anak sial itu? Apa kau tidak ingat apa yang telah ia lakukan pada keluarga kita? Dia anak pembawa sial yang hanya menghancurkan hidup kita!” ucap Heechul.

Donghae tertunduk seakan menahan amarahnya yang mungkin akan segera meledak. Dan kata-kata Heechul barusan semakin memperkeruh suasana.

“Sepertinya anak sial itu sudah meracuni pikirannya, hyung..” sambung Kangin.

“BERHENTI MENYEBUTNYA ANAK SIAL!!!” bentak Donghae dengan suaranya yang tinggi hingga membuat yang lainya terkejut bukan main.

PLAKKK…

Tamparan mendarat begitu saja diwajah Donghae yang putih mulus oleh Heechul. Yesung yang tak menerima kalau Donghae harus ditampar seperti itu langsung memprotes,

“Hyung, apa yang kau lakukan? Donghae masih sakit!!!”

“Agar ia sadar dengan apa yang ia ucapkan tadi.. Aish, anak sial itu mulai meracuni pikiran dongsaengku satu persatu..!”

“Jebal, hyung. Tidak seharusnya kalian memanggil Kyuhyun seperti itu..” ujar Donghae sambil menitikkan air mata.

“Kenapa kau tiba-tiba berubah seperti ini, Hae-ah! Wae?!”, Eunhyuk bertanya dengan mimik wajahnya yang bingung.

“Karena ia sudah mencuci otaknya!” tukas Siwon kesal.

“ANI! KARENA KYUHYUN SAKIT KANKER PARU-PARU, HYUNG. AKU INGIN MENJAGANYA…!”

“MWO YA?!”

Semua terkejut dengan pernyataan Donghae barusan termasuk Sungmin dan Kibum.

Tbc

13 thoughts on “Jebal…. Mianhaeyo, Hyung! Part 7

  1. huhuhuuhuhuhuh…………
    saeeeenggii……..

    huhuhuhuhuhu……..
    sediiihh………..

    eonnie jadi nangiiiss kan baca nya…..!!!

  2. saeeenggii……………
    eonni baca sekali lagi……
    bagian terakhirnya………

    uhwaaaaaaa……
    huhuhuuuuuu……..

    eonni nangiiiiissss……….. laagiiii…….!!!!!!!!!!!!

  3. Kok jadi sedih gini sihhh,,,,,
    Akhirnya donghae bongkar semuanya,,,,
    Kira2 kyu bisa selamat ga ya!!!!
    Part 8 ditunggu

  4. Daebak…!!!!
    Sumpah aku baca ini ampe nangis , next part nya. Agak cepat ya… Penasaran nih…
    #gomawo

Tinggalkan komentar