THE ASSISTANT PART 9

Author : Minzy

ia melihat shin hae berada dihadapannya. Begitu juga shin hae yang juga terkejut bahwa ternyata pria lemah yang disebut dan akan menjadi tunangan chun qi itu adalah Lee Donghae. Shin hae dan Donghae kembali bertemu, mereka hanya saling melihat. Chun qi yang tak tahu apa-apa hanya diam aneh.

“namaku shin hae..”

Kata shin hae mencoba untuk tetap tenang. Sedangkan donghae, ia hanya melihat shin hae banyak harapan yang ia pikirkan saat bertemu dengan shin hae. Tak lama mereka bertatap wajah, tiba-tiba datang sekumpulan wartawan yang ingin mewawancarai donghae, membuat shin hae terdorong-dorong oleh media sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi menjauh. Donghae yang melihat shin hae pun mengejarnya.

“ku serahkan padamu ya..”

Kata donghae pada chun qi yang kualahan mengurus wartawan itu.

“hei mau pergi kemana kau!!”

Teriak chun qi yang kerepotan.

Dikejauhan shin hae tampak tak peduli pada donghae yang terus memanggil namanya itu. Hingga mereka jauh dari keramaian, donghae memegang tangan shin hae untuk menghentikannya. Shin hae pun terhenti dan diam.

“kemana kau pergi selama ini?”

Tanya donghae dengan tatapan mata yang penuh harapan itu. Shin hae masih membelakanginya dan tidak mau menatap donghae sesaat ia meneteskan air matanya.

“lihat aku!! Jawab pertanyaanku mengapa kau begini hah?”

Donghae kembali bertanya dengan paksa ia membalikkan badan shin hae agar melihat kearahnya dan shin hae tampak menghembuskan nafasnya berusaha melepaskan semuanya.

“donghae..cukup.”

Kata shin hae pelan, iapun melepaskan tangan donghae.

“apa maksudmu?”

“sudah cukup dengan permainan ini.. aku lelah tolong jangan paksa aku lagi..”

Kata shin hae menyesal.

“donghae.. kau tahu semua ini membuatku lelah..semua kepura-puraan ini membuatku lelah, kau tahu aku ini hanya orang biasa aku punya kehidupanku sendiri.. sekarang aku putuskan bahwa aku mengundurkan diri dari kepura-puraan ini dan sebaiknya kita temui jalan kita masing-masing… tolong jangan ganggu atau temui aku lagi.. kumohon.”

Sambil menahan air matanya yang akan keluar, ia lalu pergi meninggalakan donghae. Namun donghae tidak mengejarnya ia hanya diam dan berfikir akan kata-kata shin hae.

(“shin hae.. mungkin benar aku yang egois terlalu memaksamu.. aku tidak akan menemuimu lagi.. bahagialah dengan jalanmu sendiri.. shin hae.”)

Kata donghae dalam hati. Betapa banyak penyesalan yang ia rasakan. Disaat ia ingin kembali bertemu pada shin hae, ia malah mendapat penolakan dari shin hae. Namun untuk melupakan semua itu sangatlah sulit bagi donghae.

***

Seminggu berlalu,shin hae kembali tak terlihat didepan donghae bahkan chun qi yang telah menjadi sahabatnya juga ia lupakan begitu saja dan tidak ada kabar apapun tentangnya. pertunangan antara chun qi dan donghae juga telah dilaksanakan dengan baik. Walaupun chun qi hanya menganggap ini pura-pura namun sepertinya donghae melakukanya hanya karena ia betul-betul kecewa pada shin hae. Ia hanya pasrah terhadap hidupnya yang tak berarti itu. Sikapnya pun berubah ia menjadi lebih diam. Sampai hari pernikahan akan ditetapkan bulan depan pun ia tak bicara apa-apa.

Kini ia berubah jadi seorang yang pemabuk, seperti yang ia lakukan tepat di sebuah kafe malam ini. Ia terus minum tanpa peduli siapa dia dan dimana ia berada. Hingga ia tak mampu lagi untuk minum, ia tak sadarkan diri dikafe itu. Sampai seorang pelayan menelpon chun qi untuk membawa donghae pergi karena kafe akan ditutup. Tak lama kemudian chun qi datang dikafe tersebut dan membawa donghae pulang.

“terimakasih ya sudah menjaganya…”

Kata chun qi pada seorang pelayan. Ia lalu mengangkat donghae dan membawanya pulang dengan mobil milik chun qi.

“kenapa kau jadi seperti itu! Dasar bodoh!! Sebenarnya apa masalahmu hah!!!”

Bentak chun qi sambil terus menyetir mobilnya. Sampai tibalah mereka dirumah donghae. Rumah yang terasa sangat sepi karena orang tua donghae pulang kerumahnya yang masih didaerah seoul. Pembantupun tak ada. Yang ada hanyalah bada anjing kesayangannya yang tak pernah jauh darinya.

Chun qi membawa donghae masuk dan membaringkannya dikamar donghae. Sambil tersadar donghae masih terlihat mabuk berat, ia malah bernyanyi sendiri.

“kenapa aku dibawa kesini? Ini rumah siapa?”

Kata donghae mabuk.

“donghae istirahatlah dulu ya..”

Sahut chun qi sambil membantu donghae berbaring ditempat tidur. Namun tiba-tiba donghae malah memgang tangan chun qi dan menarik chun qi hingga chun qi tersentak terbaring ditempat tidur. Donghae lalu terbangun dan berada diatas chun qi, ia terus memegang kedua tangan chun qi dengan erat sehingga chun qi tak bisa melepaskan tangannya itu.

“donghae apa yang kau lakukan???”

Kata chun qi heran.

“aku mencintaimu…”

Kata donghae pelan. Mendengar itu membuat mata chun qi terbelalak apa itu benar? Donghae lalu mendekati wajah chun qi bermaksud akan mencium chun qi, Sedang chun qi hanya terdiam.

“aku mencintaimu.. Lee Shin Hae..”

Katan donghae karena ia mabuk iapun tak sadar akan apa yang ia lakukan malam itu.saat wajah donghae mendekati wajah chun qi hampir meciumnya, tiba-tiba donghae tak sadarkan diri ia tertidur dan tak jadi mencium chun qi. Sedang chun qi lalu bernafas lega donghae yang tertidur tepat diatasnya membuatnya tidak nyaman.

“ternyata pria lemah ini benar-benar mabuk ya..”

Kata chun qi. Ia kembali membaringkan donghae lalu pergi keluar kamar namun ia sempat berfikir pada kata-kata donghae.

“lee shin hae? Apa hubungannya mereka? Kurasa ada yang tidak beres..”

Pikirnya.

***

Hari mulai pagi, donghae tersadar dari bangunnya ia merasa kepalanya yang sangat pusing sampai ia tak tahu apa yang terjadi padanya semalam.ia berjalan keluar kamar dan mendengar suara seseorang diruang olah raganya. Iapun terus menyusuri asal suara tersebut.

Saat ini chun qi merasa aneh pada hatinya entah apa yang terjadi ia terus memikirkan donghae yang terus berkata bahwa ia mencintai shin hae. Banyak pertanyaan dibenaknya ia bilang bahwa dirinya tidak suka pada donghae dan hanya berpura-pura menjadi tunangannya namun dihatinya yang paling dalam, ia amat menyukai donghae. Terus bersama donghae membuatnya bahagia namun apa dayanya, karena ia merasakan cinta pertamanya itu. Pagi ini ia berada diruang olah raga donghae berlatih dengan samurainya dengan pakaian pengaman. Tak seperti biasanya ia merasa ingin membuang semuanya lewat olah raga yang ia tekuni itu. Ia terus berlatih memainkan samurainya. Dan saat ia berbalik, tiba-tiba dengan tidak sengaja samurainya itu mengenai lengan seseorang yang sedari tadi berdiri dibelakangnya. Ya, dia adalah donghae.

“aaaa”

Teriak donghae kesakitan. Suara itu membuat chun qi terkejut dan menghentikan samurainya. Darah segar terus mengucur dari lengan donghae.

“bagaimana ini… donghae maaf sekali ya…”

Panik chun qi.

“sudahlah aku baik-baik saja..”

Kata donghae,

chun qi lalu membantunya berjalan menuju ruang santai dan mengobati luka yang tidak serius itu.

“sedang apa kau dibelakangku! Berbahaya sekali! Bodoh..”

Omel chun qi.

“yang sedang apa itu kau! sedang apa kau dirumahku! “

Tanya donghae.

“semalam kau mabuk berat! Aku yang mengantarmu pulang. Berhubung sudah malam jadi aku menginap disini.”

Jelas chun qi sambil terus mengobati luka donghae. Tak lama donghae melepaskan tangannya dari chun qi.

“aku bisa sendiri.sekarang pulanglah!”

Perintah donghae yang lalu mengobati lukanya sendiri.

“aish… aku tahu aku akan pulang!”

Kata chun qi sedikit kesal iapun begegas pergi namun ia kembali teringat pada satu hal.

“shin hae itu apa hubungannya denganmu?”

Tanya chun qi yang membuat donghae tiba-tiba diam.

“bukan siapa-siapa.”

Jawab donghae.

“kutahu mengapa kau jadi begini itu pasti karena shin hae kan! Apa kau sudah ada hubungan dengannya?”

“bukan urusanmu pergilah!”

Donghae tampak tidak peduli dan diam. Chun qi pun akhirnya pergi karena tampak percuma jika bicara dengan donghae saat ini.

***

Saat ini pula tuan Lee sangat penasaran pada keadaan shin hae dan min woo anak kandungnya. Berhari-hari yang lalu ia telah mencari tahu keberadaan mereka dan akhirnya ia menemukan dimana min woo bersekolah. Walaupun ia juga pernah datang kerumah shin hae dan min woo yang lama dan tidak menemukan mereka, namun tuan Lee tidak Jera untuk tetap bertemu dengan anaknya terutama min woo dengan caranya sendiri. Siang ini tanpa sepengetahuan siapapun, tuan Lee datang kesekolah min woo bermaksud untuk menemuinya. Tepat didepan gerbang, ia bertemu min woo yang hendak pulang. Banyak harapan dan kebahagiaan saat ia melihat min woo anaknya tumbuh dengan baik. Ia lalu mnghampiri min woo.

“dingin sekali ya siang ini nak,”

Sapa tuan Lee.

“ahjussi ini siapa?”

Tanya min woo heran.

“aku.. ah namaku Lee, niatku ingin menjemput putraku disini tapi sepertinya dia sudah pulang.”

Elak tuan Lee.

“siapa putramu? Kelas berapa mungkin saja dia masih didalam.”

Pikir min woo polos.

“ah.. tidak baru saja ia menelponku katanya dia sudah dirumah.”

“oh begitu ya..”

“apa kau sendirian? Siapa yang menjemputmu?”

Tanya tuan Lee yang melihat min woo sendirian.

“aku memang selalu pulang sendiri. Aku punya noona tapi ia sibuk.”

Jawab min woo.

“oh ya.. kemana orang tuamu?”

“orang tua? Mereka sudah tiada.”

“maaf ya harus mendengar itu. Oh iya maukah kau temani ahjussi makan siang? Aku yang traktir.”

“apa? Ahjussi, tidak usah repot-repot.”

Tolak min woo.

“tidak apa-apa aku akan sangat marah jika kau menolak.”

“hm.. baiklah.”

Min woo akhirnya menyetujui ajakan tuan lee. Dan tuan lee amat bahagia saat ia bisa bersama min woo putranya yang telah lama tidak bertemu.ini pertama kalinya min woo menyetujui ajakan orang. Dihatinya merasakan kenyamanan walaupun ia tak tahu bahwa tuan Lee sebenarnya adalah ayah kandungya.

***

Hari demi hari berlalu perilaku donghae semakin aneh saja. Hal ini membuat chun qi tak tahu harus berbuat apa agar donghae bisa kembali normal. Walaupun ia mencintai donghae ia berfikir akan berbuat sesuatu yang membuatnya senang. Ia juga menyadari bahwa karena ia donghae menjadi seperti itu berpisah dengan shin hae.  Chun qi akhirnya mencari dimana shin hae tinggal. Walaupun ia tak tahu dimana shin hae sekarang tapi ia ingat waktu ia masih berteman dengan shin hae, chun qi pernah bertemu dengan adiknya min woo dan sepertinya ia tahu dimana min woo bersekolah untuk itu ia pergi menemui min woo disekolahnya.

Setibanya di sekolah chun qi malah dikerumuni para pelajar yang mengenalnya. Karena chun qi seorang artis yang sedang naik daun,diantara mereka tak jarang meminta berfoto atau minta tanda tangan chun qi. Sedang chun qi hanya kualahan.

(“seharusnya aku menyamar saja tadi, huft..”)

Katanya dalam hati.tak lama ia akhirnya melihat min woo melintas didepannya hendak pulang. Chun qi lalu berusaha memanggil dan menghampiri min woo.

“min woo tunggu..”

Teriak chun qi.

Sesaat min woo terhenti dan terkejut karena chun qi memanggilnya.

“kau chun qi noona.. memanggilku?”

Tanyanya polos.

“huft.. tentu aku sengaja kesini untuk mencarimu.”

Jawab chun qi terengah.

“ada perlu apa?”

Heran min woo.

“aku perlu tahu dimana kakakmu tinggal sekarang. Bisakah kau membantuku?”

Mohon chun qi. Min woo tampak pikir-pikir sepertinya ia tahu apa yang terjadi pada noonanya shin hae.

“noona.. baiklah, ikut aku kerumah.”

Ajak min woo. Chun qi lalu pergi meuju rumah min woo dengan mobilnya.

Tak begitu jauh perjalanan mereka, akhirnya mereka sampai di rumah shin hae dan min woo tinggal. Rumah kecil yang hanya ada 1 ruangan, dan dapur kecil beserta kamar mandi itu ditempati oleh mereka. Tepat diperumahan orang-orang sederhana. Rumah sewa itu memang terlihat lebih kecil dari rumah mereka sebelumya. Chun qi yang melihat begitu iba pada mereka.

“disinikah kalian tinggal?”

Tanya chun qi.

“hm.. iya noona walaupun kecil tapi ini adalah rumah yang nyaman bagi kami.”

Jawab min woo.

“jadi.. kemana kakakmu shin hae?”

Tanya chun qi dengan langkahnya matanya yang terus melihat foto-foto shin hae didinding.

“shin hae noona, dia tidak tinggal disini.”

Jawab min woo memelas.

“apa Maksudmu? Dia tidak tinggal disini.”

“hm.. noona pergi kedesa tempat kami tinggal dulu disana ia tinggal bersama ahjumma. Ia bilang hanya sementara waktu hingga ia bisa tenang kembali.karena aku sekolah, jadi aku tidak ikut bersamanya.”

Jelas min woo.

“sejak kapan dia disana?”

Chun qi mulai penasaran.

“hm… sejak 1 bulan yang lalu.”

Jawab min woo. 1 bulan yang lalu adalah pertemuan akhir antara chun qi, shin hae dan donghae. Mendengar itu chun qi mulai yakin bahwa diantara shin hae dan donghae memang ada hubungan, Dan suatu hal yang membuat shin hae pergi.

“bisakah kau bantu aku?”

Pinta chun qi.

“apa? Tentu saja bisa.”

“tolong beritahu aku dimana alamat itu karena aku harus menemuinya.”

Kata chun qi. Mendengar permintaan itu min woo terdiam dan tampak berfikir.

“ayolah. Aku tau apa yang harus aku lakukan. Kutahu kau juga pasti mengerti keadaan kakakmu sekarang kan?”

Mohon chun qi.

“baiklah akan kuberikan. Tapi janji ya jangan beritahu kalau aku yang memberitahu alamat itu.”

Pinta min woo. Ia lalu menuliskan alamat tempat shin hae berada. Tepatnya dipulau UDO, setelah mendapat alamat itu chun qi lalu memberikan min woo uang yang tak sedikit.

“ini untukmu.”

Kata chun qi sambil memberi uang sejumlah 100 ribu won.

“noona.. tidak usah repot-repot.”

Tolak min woo.

“ambillah.. aku akan merasa sakit hati juka kau tidak ambil ini. Biar bagaimana kau kan adik sahabatku.. adikku juga. Ambillah uang ini.”

Paksa chun qi. Dengan terpaksa min woo mengambil uang itu dan memanfaatkan sebaik-baiknya.

“terimakasih noona..”

Katanya.

“hiduplah dengan baik ya min woo.. aku pergi.”

Pamit chun qi. Ia lalu pergi menuju tempat tujuan akhirnya, yaitu rumah donghae. Ia harus segera betindak sebelum semua terlambat.

Sore hari ia akhirnya tiba dirumah donghae. Tampak donghae yang sedang duduk dikolam renang hanya diam sambil menatapi air yang tenang, Sambil meminum alkohol

“ini!!!”

Seru chun qi sambil memberi selembar kertas bertuliskan alamat rumah.

Donghae yang heran dengan kedatangan chun qi yang tiba-tiba itu lalu melihat kertas tersebut.

“apa ini?”

Tanya donghae sinis.

“itu alamat rumah pergilah kesana dan kau akan temui dia.”

Jawab chun qi.

“dia Siapa?”

“shin hae. Itu alamat dimana shin hae berada.”

Jelas chun qi.

“sudah aku bilang jangan ikut campur urusanku!”

Kata donghae tidak peduli sambil terus meminum alkoholnya itu. Chun qi yang geregetan lalu mengambil minuman dari tangan donghae dan melemparnya jauh.

“sampai kapan kau begini terus? Jika kau memang mencintainya kau harus bertindak mengerti! Jika kau diam seperti ini bagaimana dia akan datang.”

Marah chun qi.

Donghae hanya terdiam menatap chun qi yang dipikirnya sok tahu itu. Tanpa peduli donghae lalu pergi begitu saja meninggalkan chun qi. Dan chun qi hanya kesal saja atas sikap donghae.

“aish.. orang itu! Aku tahu kau sangat mencintainya jika kau tidak menjelaskan padanya kau tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi! Kuberitahu ini adalah kesempatan terakhir mengerti!!!”

Teriak chun qi. Donghae masih tampak tidak peduli. Sedang chun qi lalu pergi meninggalkan rumah donghae dan ia juga meninggalkan kertas alamat itu di kursi santai.

Sesaat chun qi pergi, donghae kembali ke kolam renang dan mengambil kertas alamat itu.

“shin hae…”

Katanya pelan. Ia memejamkan matanya berharap ada 1 kesempatan untuknya.

***

Tanpa pikir panjang, malam ini donghae pergi ke pulau UDO dengan mobilnya. Dengan secercah harapon ia akan bicara sejujurnya pada shin hae.

***

Di pulau UDO, pulau dimana shin hae pernah tinggal sewaktu kecil dan besar disana. Ia masih membayangkan lautan yang indah itu ia pandang bersama ibunya. Pagi ini begitu indah dipinggir pantai. Warna Laut yang berubah orange karena pantulan sinar matahari yang terbit. Ia terus memandangi laut itu. Berharap ia bisa seperti laut bebas dan luas tanpa batasan, ia merasa bebannya yang ia pikul begitu berat tanpa sadar setetes air mata keluar dari matanya yang indah. Ia terus berjalan menyusuri pinggir pantai yang sepi. Sampai ia sadar seseorang berdiri tidak jauh didepannya seorang pria yang berjalan mendekatinya. Dan ternyata adalah donghae,donghae terus mendekat hingga berada tepat didepan shin hae.

“katakan apa masalahmu? Mengapa kau selalu pergi begitu saja?”

Tanya donghae.

“aku… hanya.. maaf aku tiak bisa katakan.”

Jawab shin hae amat gugup. Donghae lalu memegang kedua tangan shin hae.

“shin hae.. tolong jangan pergi karena aku tidak bisa hidup tanpamu..aku mencintaimu.”

Kata donghae penuh harap.saat shin hae tersadar ia lalu melepas tangannya dan menjauh dari donghae.

“tidak bisa.. ini tidak bisa, donghae kau tidak tahu apa masalahnya, kita tidak bisa bersama!”

Kata shin hae berusaha menahan air matanya.

“masalah apa?mengapa aku tidak bisa mencintaimu!! Katakan apa salahku!!!”

Bentak donghae sambil memegang erat kedua pundak shin hae.

“donghae, ayahmu tuan lee adalah ayah kandungku! Kita saudara tiri aku tidak bisa bersamamu tidak bisaa!!”

Jawab shin hae sambil menangis kencang. Donghae yang mendengar amat terkejut Ia terdiam sejenak ia tak bisa membayangkan bagaimana bisa ayahnya tuan lee menutupi semua itu padanya.

“15 tahun lalu.. saat ibuku meninggal dia meninggalkan aku dan min woo.. sejak saat itu aku tidak mau mengenalnya lagi dan pada saat itu pula dirumahmu aku kembali bertemu dengannya dia ayahmu donghae.. ayahmu!!! Aku tidak tahan menerima ini jadi tolong jauhi aku..”

Mohon shin hae sambil terus menangis.

Donghae lalu menarik nafasnya dalam. Tanpa peduli kata-kata itu, ia lalu memegang tangan shin hae dan mencium bibirnya. Sama seperti yang ia lakukan waktu itu ini adalah yang kedua kalinya namun bedanya, kali ini ciuman itu adalah ciuman yang terjadi karena mereka memang saling mencintai. Shin hae membalas ciuman itu sambil mengeluarkan air matanya,dipinggir pantai nan indah.

“katakanlah kalau kau mencintaiku..”

Perintah donghae, ia tahu apa isi hati shin hae sebenarnya. Sambil terus mengusap air mata shin hae dengan tanganya.

“ya.. aku mencintaimu donghae.”

Jawab shin hae, mendengar itu hati donghae merasa lega ia kembali mencium shin hae dan memeluknya erat.

Saat itu pula langit dimusim dingin menjadi terang matahari terbit dan musim dingin berakhir. Terlukis jelas cinta diwajah mereka berdua.

“tidak peduli apa yang ayah katakan. Tak peduli dia ayahmu atau bukan sekarang ikutlah pulang bersamaku..”

Ajak donghae. Shin hae menganggukkan kepalanya ia menerima ajakan donghae untuk kembali ke seoul.

Dari kejauhan tampak chun qi yang berdiri bersandar pada mobilnya melihat shin hae dan donghae yang amat bahagia.rupanya ia juga mengikuti donghae kepulau UDO tanpa sepengetahuan donghae. Ia terus melihat shin hae dan donghae dan tiba-tiba saja ia menangis. Hatinya merasa tak rela melepaskan donghae namun chun qi merasa bahagia bahwa pada akhirnya ia bisa membantu mereka kembali. Sambil menangis ia tertawa puas.

Bagaimanakah nasib cinta mereka selanjutnya? Bagaimana donghae dan shin hae akan menjelaskan semuai ini pada sang ayah tuan Lee?

Apakah chun qi akan tetap menikah dengan donghae, atau apakah pernikahan itu dibatalkan? Tunggu cerita selanjutnya ya.. gumawooo ^_^

15 thoughts on “THE ASSISTANT PART 9

  1. ya ampunnn..chun qi baek bangett…hehe tpi ttp aja lebih setuju hae sama shin hae.___.ayolah thor bkin donghae sama shin hae bersatu tnpa penghalang lgi;___;

  2. Hufft sngguh cnta yg drmtis..
    snang akhir ny mrka bsa sling ju2r dgn prsaan mrka msing2..
    Mnta passwrd ny dong… please

Tinggalkan komentar