Protect Our Married ‘Part1’

 

POM1

Title                : Protect Our Married ‘1’

 

Author            : ArVi

Twitter           : @ivedeira

 

Gendre           : sad romance

Rating             : general

 

 

Cast    :

  • Kim Jong Woon (Super Junior)
  • Song Eun Seo (Yoon Eun Hee)
  • Jung Yunho (TVXQ)
  • Park Jihyeon (T-ARA)
  • Other’s

 

 

Disclamer       : this fanfic is my original story. Soo, if you don’t like this, plis don’t read, and DON’T BASS ME! And if you like n love this story, silahkan RCL .. wekekeke

 

 

Summary       : Cinta yang kekal bukan berasal dari berapa banyak pengungkapan yang diungkapkan, tapi seperti apa dia menjaga, dan melindungi anugrah terindah tuhan tersebut

 

 

 

HAPPY READ :**:

 

 

 

_          “CINTA itu, sederhana, tapi rumit tuk menyikapinya”   _

 

 

 

            _____o0o_____

 

 

 

 

Suara gemuruh ombak memecah batu karang, deburan air pantai ke pesisir pecahkan keheningan , ciptakan bayangan semu saat sang mentari telah kembali keperaduannya.

 

 

“kau tak berfikir akan mengakhirinya bukan?” Yunho memejamkan matanya , bersusaha walau hanya bersikap seperti lelaki dewasa pada umumnya. Bukan lelaki labil dalam hal percintaan.

“ aku hanya berharap kau dapat memegang ucapanmu” Eun Seo memalingkan wajahnya dari tatapan sayu Yunho. Meski situasi yang mereka tatap kali ini adalah matahari tenggelam, tapi mereka mungkin tidak tertarik menatapnya, lebih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

 

 

“kau tau, ini juga sulit untukku” Yunho seolah sedang mengadu. Entah mengapa dan bagaimana, keluarga mereka memiliki sebuah pandangan yang berbeda, menghambat jalannya rasa ingin memiliki diantara keduanya.

 

 

“kau berfikir ini tak sulit untukku? Menanti bukan pilihanku.”

 

 

“Seo ya.. ini hanya masalah waktu”

 

“bukan hanya masalah waktu. Ini juga masalah keluarga. Percuma aku memaksakan kebahagiaanku , jika nyatanya aku bahagia diatas kesengsaraan keluargaku? Ingat, aku tak hanya hidup sendiri Yunho ya.. aku memiliki appa yang harus aku banggakan.” Eun Seo menarik nafasnya panjang. Selalu saja mereka meributkan masalah ini.

 

 

“akupun begitu! Tolong sampingkan egomu, aku juga memiliki keluarga yang tak semudah itu kutinggalkan”

 

 

“hah,” nafas Eun Seo mulai mengembun berbarengan dengan langit yang mulai menghitam. “jangan paksakan lagi, itu sama saja menghambat kebahagiaan masing-masing”

 

 

“maksudmu?”

 

 

“kita mencoba berjalan di kehidupan masing-masing”

 

 

“kau tak berniat untuk__” Yunho mencoba mencari sebuah kebohongan dari sorot mata Eun Seo. Namun NIHIL. Yang ada hanya tatapan kokoh akan ucapannya

 

 

“kau dan aku, masih memiliki kebahagiaan yang kekal diluar sana. Kita sudah lama bertahan, bahkan  memaksa bertahan.” Bodoh! Kini Eun Seo sudah mulai membuat air matanya mengantri untuk mengalir turun.

 

“berhenti? Mengakhiri semua ini? bahkan kau melupakan bagaimana kita melewatinya selama selama 5 tahun ini.” Yunho tersenyum nanar memalingkan wajahnya menatap lautan biru dihadapannya, ia tak sadar, ucapannya bahkan berhasil membuat 1 bulir air mata Eun Seo lolos. Dengan cepat gadis itu menghapusnya.

 

“kau pasti akan bahagia Yunho ssi” Yunho sontak beralih menatap Eun Seo yang tengah duduk disampingnya.

 

 

“hey, jangan bercanda” Yunho tersenyum kecut.

 

“aku tidak bercanda, aku lelah bertahan”

 

“lalu selama ini, apa kau melupakan bagaimana kita mempertahankannya? Kita bisa melewatinya bukan?”

 

“ya.. itulah sebabnya, aku terlalu sakit untuk menahan, dan terlalu lelah untuk bertahan, mungkin memang kita pasti memiliki kebahagiaan lain diluar sana. Semoga kau menemukan kebahagiaanmu Yunho ssi” Eun Seo bangkit, hendak meninggalkan Yunho yang masih terkejut.

 

 

“tunggu” langkah Eun Seo berhenti, gadis itu dengan cepat menghapus bulir-bulir air mata yang kini tengah membanjiri wajahnya. Ia tersnyum dan berbalik menghadap Yunho.

 

 

GREEP

 

 

Yunho memeluk tubuh Eun Seo, meresapi aroma khas yang seolah menjadi candu dikeduanya. Membiarkan angin menerpa pelukan yang seolah menjadi pelukan terakhir untuk mereka. Keheningan suasa pantai yang menjelang malam, sanggup mengibarkan udara dingin yang menusuk. Disinilah, akhir segalanya.

 

 

“jika kau tak menemukannya, kau bisa kembali padaku. Berbahagialah, sayang.”

CUP

 

 

Yunho mengecup dalam bibir Eun Seo. Ia akan kehilangan ini , kehilangan gadis ini. gadis yang sudah menemaninya 5 tahun.gadis Membantunya bangkit dan bertahan.

 

 

“Jung Yunho ssi, aku mungkin akan bahagia” lirih Eun Seo saat pertautan mereka terlepas, kini kedua tangan Yunho membelai pipi Eun Seo yang penuh air mata.

“tapi, tak kuhindari, kaulah kebahagiaan pertama untukku, terimakasih , terimakasih untuk semuanya. Kau pasti juga akan bahagia” kini Eun Seo tak kuasa lagi menahan gejolak kehilangannya. Ia memeluk Yunho erat. Mereka saling memeluk dengan tangis penuh rasa penyesalan, kehilangan, dan semuanya.

 

 

“selamat tinggal” Eun Seo melepas akhir dari semua kisah mereka dengan senyum teduh, gadis itu berbalik, ia menutup mulutnya,

 

Berlari menjauh, ia tau Yunho masih menatap punggungnya nanar, tapi ia sadar, mungkin perpisahan ini memang bukan yang terbaik untuknya. Tapi ini adalah yang terbaik untuk SEMUANYA.

 

 

 

                _JUNG YUNHO, aku takan melupakan kenyataan itu,

                Kenyataan bahwa kau pernah menjadi bagian dari hidupku_

                “________Song Eun Seo________”

 

 

 

 

                ____o0o____

 

 

Beberapa mobil mulai dari limousine hingga beberapa merek mobil berkelas, berjejer rapi di depan sebuah rumah modern yang bergaya minimalis. Meskipun begitu, rumah itu tetap memiliki beberapa tempat yang membuatnya terlihat asri. Kini hampir setiap sudut tempat itu terhiasi bunga-bunga lili dengan desain putih bercorak hijau. Ya.. itu adalah sebuah pesta Outdor dengan tema alam.

 

 

“bersediakan anda, Kim Jong Woon, mendampingi seorang Song Eun Seo dikala suka ataupun duka, dikala sehat ataupun sakit, mencintainya dengan sepenuh jiwa dan raga…………..”

 

 

“saya, Bersedia” sebuah suara baritone dengan tegas dan lantang, seolah itu adalah penyakinan untuk para hadirin yang menonton dengan penuh suka dan cita.

 

 

“dan, bersediakah anda Song Eun Seo, mendamping seorang Kim Jong Woon, dikala suka dan duka, dikala sehat ataupun sakit, menjalani kehidupan sehidup semati………”

 

“ya. Saya bersedia”

 

 

Kata-kata baik dipihak Yesung dan Eun Seo terlihat meyakinkan bahwa mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Terutama dimata seorang namja paruh baya yang terlihat ringkih di kursi rodanya, selang infuse masih terpasang di tangannya. Rambutnya yang putih mulai menguban , disertai senyumnya yang sudah hampir sirna.

 

 

“baik, kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri dalam suka maupun duka,  pasangan sehidup semati. Leburlah semua rasa itu menjadi 1 kesatuan kehidupan sekarang dan selamanya. Mempelai, dipersilahkan berciuman” pastur itu mempersilahkan Yesung dan Eun Seo berciuman, seperti acara pernikahan pada umumnya.

 

Kaget? Gugup?

 

Iya! Namun ekspresi tenang mereka seolah berkata TIDAK.

 

 

Yesung dengan ekspresi yang sulit diartikan mencium kering bibir Eun Seo. Ciuman yang disoraki dan ditepuk tangani. Tanpa tau, ciuman itu HAMBAR bagi keduanya.

 

 

Acara pernikahan itu usai sudah, semua undangan yang hanya terdiri dari keluarga dan kerabat itu sudah pulang satu persatu. Mengingat persiapan pernikahan ini hanya dipersiapkan 4 hari. Tak ada yang menyangka semua ini akan terjadi secepat ini.

 

 

“harraboji” Yesung tersenyum mendekati sang kakek yang sedang terduduk ringkih di kursi rodanya. Beberapa perawat terlihat mengecek keadaannya mengingat sang kakek lumayan lama duduk.

 

 

“Yesung..” namja telah berumur lebih dari ¾ abad itu tersenyum lirih melihat cucu kebanggaannya kini telah memiliki seseorang yang tepat disisinya.

 

 

“cucu menantu” ia memanggil Eun Seo yang berdiri termangu tak jauh dari sana.

 

Uhuk..uhuk..

 

“harraboji, jangan banyak bicara” Yesung berjongkok disamping kursi roda sang kakek. Tak perduli ia masih memakai tuxedo putih.

 

 

“tak perlu, aku masih menginginkan melihat senyum cantik cucu menantuku, aku tak ingin kembali kerumah sakit” EunSeo tersenyum, ia mendekatkan dirinya ke arah harraboji Yesung. Tentunya Harrabojinya juga mulai saat ini.

 

 

“Harraboji….” EunSeo dengan suaranya yang serak dan lembut, ia menggenggam tangan sang kakek dengan sangat halus, mengelus sedikit keriput yang sudah memenuhi setiap jengkal kulitnya. “aku bahagia jika harraboji mau menerimaku, dan aku akan lebih bahagia, jika harraboji mau menjaga kesehatan untukku”

 

 

“kau merayuku?” harraboji itu Nampak masih bugar, tapi pada kenyataannya, ia tengah berjuang melawan maut. Kendati umurnya memang juga telah melampaui , Ia juga tengah melawan maut atas penyakit osteoporosisnya yang telah berubah menjadi kanker tulang stadium akhir.

“baiklah, asal kau memberiku cicit dalam seminggu ini, aku berjanji, aku takan pernah mendekati kuburan itu. Dan aku yakin , aku akan bertahan 1000 tahun lagi”

 

Yesung sedikit tersentak, ia menatap Eun Seo , begitupun sebaliknya.

 

“baiklah, sekarang harraboji mau menuruti permintaanku?” tuan Kim dan tuan Song nampak tersenyum. Terharu melihat kesabaran dan ketelatenan Eun Seo menyayangi kakek Yesung.

“aku ingin Harraboji menyukai bubur rumah sakit, dan menghabiskannya”

 

 

“asal kau yang menyuapiku” Yesung tersenyum. Ia bersyukur sang kakek bisa diajak berkomunikasi kembali. Semenjak ibunya meninggal, kakek Yesung Nampak defresi kehilangan anak satu-satunya itu. Ia kehilangan orang yang menjaga dan merawatnya.

 

“sepulang dari mengajar, aku adalah orang pertama yang akan menjengukmu” sosok EunSeo yang tenang dan penyabar. Meski hatinya sendiri tengah luluhlantah menerima kenyataan ia sudah berpisah sepenuhnya dengan Yunho.

 

 

 

____o0o____

 

 

 

_             “ketika aku membuka mata, kuharap kau telah berdiri dan tersenyum menghadapku” _

 

 

MENAWAN.

1 kata cukup menggambarkan situasi dan kondisi rumah mewah ini. rumah yang berada di kawasan Appyeongdong utara yang sudah termasuk perumahan elit kelas para pejabat. Meskipun begitu Eun Seo hanya diam memandangi tempat ia berdiri sekarang. Bahkan tempat ia akan menjalani kehidupannya dengan namja ini.

 

“hum… aku tak tau harus bicara apa lagi, selain terimakasih” Yesung duduk disalah 1 kursi yang tersedia di balkon rumahnya. Menatap nanar pemandangan alam yang tersuguh dihadapannya. Meski suara sirine dan klakson mobil masih terdengar dibawah sana.

 

 

“disini bising juga” Eun Seo yang saat itu masih menggunakan gaun pengantin. Mereka duduk menghadap balkon. Malam pengantin untuk mereka.

 

“terimakasih, kau orang pertama yang mau menjaga kakekku. Aku minta maaf jika aggashi keberatan atas pernikahan ini.”

 

Eun Seo tersenyum hambar. Toh ini demi kepentingan kedua belah pihak, apa yang perlu disesalkan lagi?

 

“kau lapar?” raut wajah Yesung berubah, kenapa gadis ini suka sekali mengalihkan pembiaraan.

 

“………….” Hening

 

“mau kumasakan sesuatu?” Eun Seo masih belum mendapat respon Yesung. “tunggu disini”

 

 

 

_20.45 , Myeongdam – South Korea_

 

 

                Dentingan sendok makan terdengar canggung. Mereka belum kenal sebelumnya? Bukan, mereka tau 1 sama lain, tapi belum saling mengenal.

 

Yesung tetap berkutit dengan makanannya, jujur jika boleh, ia ingin menambah porsinya. Makanan ini benar-benar lezat dalam kunyahannya,

 

“makan yang banyak, meski aku tidak memasak banyak, tapi nikmatilah” Eun Seo menaruhkan sesendok tongseng kimchi dengan bulgogy renyah diatas piring Yesung, dari cara makan, Eun Seo mengira Yesung lapar.

 

 

“kau juga” walaupun malu, Yesung tetap melanjutkan makanannya dengan lahap. Ini sangat enak.

 

 

 

Setelah makan, Yesung masuk kedalam kamarnya, ia baru saja pulang dari mencari udara segar,. Dan kembali masuk kedalam kamarnya,namja itu mendapati EunSeo masih berkutat dengan kaca mata dan buku materi pembelajarannya. Ya.. Eun Seo adalah salah 1 guru mata pelajaran kedaulatan hukum di universitas Inhwa.

 

“eo, kau sudah selesai? Udaranya sangat nyaman?” Eun Seo bangkit, ia menuju lemari, mengambilkan beberapa pasang baju tidur pada Yesung.

 

“kau pakai yang mana?” sungguh Yesung tidak tau jika peran sang istri begitu terasa.

 

“yang ini saja” Yesung menunjuk pakaian tidur yang senada dengan EunSeo, Eun Seo mengangguk, menyerahkan pakaian tidur berwarna putih bersih.

 

 

Yesung masuk kedalam ruang ganti, entah kenapa langkahnya terasa berat walau hanya berjalan perlangkah diatas lantai rumah ini.

 

“hhh..” Yesung menarik nafasnya berat. Menariknya lagi, menghembuskannya lagi.

Entahlah , kenapa ia tiba-tiba gugup begini? Pakaiannya akan sama dengan EunSeo, mulai mala mini, ia tak bisa tidur seenaknya, karena pasti, sebelah ranjangnya sudah terisi, lalu ? bagaimana kalau ia tanpa sadar membuat EunSeo terganggu dalam tidurnya? Sungguh Yesung bingung sendiri membayangi bagaimana dirinya ketika tertidur.

 

Yesung membuka sedikit pintu ruang ganti, disana masih terlihat EunSeo berkutat dengan buku-bukunya. Ia memang seperti wanita karir yang ulet. Tapi jujur itu membuat Yesung canggung.

 

 

Yesung menatap ranjangnya, dan errr…

 

Disana masih terhiasi bunga mawar merah yang ditebar, berbentuk hati , selimut berwarna merah kelabu. Omo~ Yesung menjadi berfikir tentang malam pertama. Hasss.. jujur, ia belum bisa.

 

 

Eunseo menguap sejenak, gadis itu membaca waktu di weekernya. Ia melepas kuncir rambutnya, mengibaskannya sedikit, dan beranjak kekasur sembari menarik selimutnya.

 

GLEK

 

Yesung yang masih menyaksikan hal tadi cukup tertegun, kulit leher EunSeo sangat putih jenjang, rambutnya lurus (style Princess Hours) dan indah.

 

Entah setan apa yang merasuki diri Yesung, namja itu mendekatkan diri ke ranjangnya. Terdengar dengkuran halus dari bibir EunSeo. Tangan Yesung terangkat menyentuh kening istrinya, lama kelamaan ia merasakan tangannya berkeringat.

“Yunho ya…” lirihan kecil namun tipis.

 

 

Yunho? Yesung berdiri perlahan. Rupanya gadis ini memiliki kekasih. Tak ingin berfikir lebih, namja itu beralih ke teras depan, ia terduduk dengan bersila kaki.

 

“haaaaaaaah” Yesung berkali-kali menguap dan menarik nafas panjang. Ia sedang memikirkan masalah apa yang akan timbul setelah mala mini?

 

 

“kau sedang apa?” Yesung hampir saja terperanjat. Eun Seo Nampak ikut duduk didepan teras, disampingnya.

 

“tidak, hanya memikirkan masalah pekerjaan”

 

“narapidana?” EunSeo menebak, setidaknya ia tau masalah yang dihadapi Yesung sebagai seorang hakim agung.

 

Yesung mengangguk “aku bingung memutuskannya. Jujur, ini tugas tersulit untukku”

 

“pembunuhan keji seorang yeoja pada suaminya itu? Aku sudah melihatnya ditelevisi” EunSeo mengeratkan kacamatanya. Justru kini Yesung masih menatap leher jenjang yang ditutupi rambut indah EunSeo.

 

 

“lalu menurutmu?”

 

“dia bisa naik banding” EunSeo bergumam mantap

“ia seorang ibu untuk seorang anak yang menderita HIV, dan penyakit itu murni bukan kesalahannya, dan juga menurutku, jika suami ibu itu tidak mencekiknya terlebih dahulu, maka ibu itu tidak akan membunuhnya bukan?”

 

“……..” Yesung masih diam, pikirannya Nampak masih berloading , menerima pendapat EunSeo.

 

“dilubuk hati seorang istri, sejahat-jahatnya sang suami, lebih baik ia yang mati saja, dari pada ia harus melihat suaminya meregang nyawa terlebih dahulu. Bukankah begitu filosofy perasaan yang disebut CINTA?”

 

“lalu kenapa ia malah tega membunuh suaminya?” EunSeo terus memberikan fikiran yang lues dan fleksibel. Hukum memang kejam. Hanya memandang SALAH atau TIDAK. Bahkan tidak berfikir APA SEBAB dan AKIBAT.

 

“………” Yesung masih diam, jujur ia tertarik dengan pembelaan EunSeo ini.

 

“itu karena perasaan seorang ibu.  Perasaan dimana ia harus hidup lebih lama untuk merawat dan menjaga anaknya. Pikirannya selalu melayang-layang, mengapa ia harus terlebih dahulu meninggal? Lalu, setelah ia tiada, siapa yang akan menyayangi anak mereka? Orang lain? Tidak. Bahkan sulit. Keadaan psikis seorang anak akan terpengaruh, Yesung ah”

 

“karena kau bukan wanita, aku paham kau kurang peka akan perasaan seorang ibu. Tapi cobalah rasakan perlahan, jika kau menjadi ibu itu, seandainya ia menyerah saat hendak dicekik  suaminya dalam keadaan mabuk, dan ia meninggal?

Apa yang akan anaknya rasakan?

HINAAN! Bahkan cemooh tajam orang-orang yang tak perperi kemanusiaan. HIV, suatu penyakit yang harus dihindari, maka semua orang akan menjauhi anaknya, dan pada akhirnya, anak itu akan meringkuk seorang diri. Itulah yang ibu itu pikirkan Yesung”

 

“………….” Yesung masih diam dengan pemikirannya.

Sebelum akhirnya Yesung tersenyum hangat. Ya… dia tau sekarang akan apa yang harus ia lakukan.

 

“baik, kurasa bisa kupertimbangkan” Yesung mengangguk setuju.

 

 

EunSeo membalas tersenyum hangat, ia beralih menatapi bintang-bintang yang bertebaran dilangit

 

 

“besok aku akan mengajak bibi Hong  kemari, setidaknya ia akan membantu kita mengurus rumah” mata EunSeo bergerak pelan. Mendengar penuturan Yesung.

 

 

“tidak usah”

 

 

Yesung sontak menoleh kearah EunSeo , gadis itu masih kekeh menatap bintang diatas sana.

“maksudmu, ? kau akan mengurus rumah sendirian? Caah.. jangan paksakan”

 

 

“kalau masih bisa, kenapa merepotkan orang?” EunSeo tersenyum saat berhasil membuat Yesung bungkam 1000 bahasa.

 

 

 

­_____o0o_____

 

 

_             “keindahanmu, tak hanya sebatas dimataku, tapi juga dihatiku”              _

 

 

 

“hoahem…” Yesung menggeliat pelan, berusaha mengumpulkan nyawanya-nyawanya yang mungkin masih dalam mimpi dan alam bawah sadarnya. Tergerak kedua manik mata Yesung menatap keBED disampingnya. NIHIL. Bahkan Yesung sedikit memeriksa dibawah selimut yang jelas-jelas hanya berisi bantal guling. Dimana dia?

 

 

Kaki Yesung sontak terhenti didepan pintu dapur. Kembali bau masakan asing tapi seolah diraup oleh hidungnya. Punggung gagah dan tegap EunSeo terlihat bergerak-gerak, cantik. 1 kata yang melambangkan bagaimana rupa punggung EunSeo saat memasak.

 

 

“eo? Kau sudah bangun?” langkah Yesung seolah beringsut, namja itu memilih duduk didepan meja makan.

 

 

“mandilah dulu, sebelum kekantor kita sarapan, aku sudah membuatkan roti kokorago dan myeonggy asam pedas untuk sarapan kita. Ah ya… kau mau teh? Susu? Atau___” jujur Yesung merasa EunSeo layaknya ajjumha-ajjumha yang baru pertama bekerja dirumahnya.

 

 

“apapun, asal aku tak makan sendirian”

 

EunSeo membeku sejenak. ‘makan sendirian?’

“ah… susu saja bagaimana? Jja! Mandilah dulu, air panas tinggal nyalakan keran. Handukmu sudah tergantung di ujung lorong kamar mandi. Ah.. ternyata rumah baru ini penuh fasilitas.”

Ia memang patut diacungi jempol jika urusan meengelak.

 

 

____o0o____

 

 

 

Kembali dentingan sendok dapur memecah keheningan pagi ini.

 

 

“eum.. bisa aku bertanya?” perkataan Yesung sontak membuat EunSeo mendongak sejenak.

 

“tentang orang yang kau sebut…__ Yunho” EunSeo hampir saja tersedak, jika ia tak cepat-cepat mengambil minum.

 

“ah maaf, mungkin ia orang yang penting menurutmu aku minta maaf, aku__”

 

“aniya, hanya saja aku tidak tau harus bercerita dari mana, hhahaha, terlalu banyak” Yesung mencerna ucapan EunSeo, terlalu banyak? Artinya sudah lama begitu?

 

“ah ya.. mungkin memang tidak perlu” kecanggungan Yesung selalu mewabah jika ia sudah mendapat jawaban yang tidak sesuai dengan yang ia maksud.

 

 

 

 

Kembali hanya keheningan yang tercipta.

 

 

TING

 

 

Mata mereka menoleh kilat pada dentingan bel pintu rumah itu. EunSeo bangkit dan membuka pintu, belum lepas sambutan EunSeo pada tamu wanita dengan dandanan yang girlie ini, ia malah masuk dengan ringannya.

 

“oppaa….” Kursi Yesung langsung berderik, ia bangkit dengan reflex, sadar akan kedatangan gadis ini. yaa…. gadisnya.

 

 

“Jihyeon ah”

 

“wae oppa? Apa aku seperti kejutan?” gadis itu merangkul bahu Yesung manja, bergelayut di lengan kekar yang telah terbungkus jas hitam itu.

 

“ak__ku”

 

“ah … ini rumah kalian? Hm… besar juga” bola mata EunSeo bergerak-gerak , kini matanya terkoneksi penuh pada tindakan gadis ini. ia hanya merasa ada hal aneh, entahlah, kini ia hanya mencari status dari gadis ini, yang terkesan tidak memiliki etika bertamu.

 

“hey, foto pernikahan kalian besar juga oppa,  jika kita menikah nanti, kita buat yang lebih besar ne?”

 

 

DEG

 

 

Wajah EunSeo menampakan raut yang sulit diartikan, sedangkan Yesung dengan panic menatap respon di kedua gadis ini.

 

“oppa, jJa! Antar aku ke studio.. aku masih ada pemotretan” si gadis bermata elang itu bergelayut ringan sambil menarik tangan Yesung. Tak tau harus bersikap apa, Yesung hanya diam dan menyambar tas kerjanya, melewati EunSeo yang sedari tadi belum beranjak dari depan pintu. Ah ya.. dia mengerti sekarang siapa gadis itu.

 

 

EunSeo menggelengkan kepalanya tenang, melanjutkan sarapannya, bahkan Yesung baru memakan setengah dari sarapannya.

 

Gadis itu melanjutkan membawa piring-piring itu ke bak pencucian, masih dalam diam, bergulat dengan dentingan-dentingan sendok garpu di wastafel.

 

EunSeo mengeringkan tangannya, mengunci setiap pintu kamar, dan menyambar kunci mobil diatas kulkas. Ya.. mulai sekarang ia harus ekstra mengurusi rumah.

 

Baru saja ia membuka pintu rumah, terlihat sekelabat bayangan mobil merah yang parkir didepan pagarnya, tapi detik berikutnya mobil itu berlalu dengan cepat.

 

‘Yunho ya’

 

 

 

___o0o___

 

 

 

One two three, one two three,

 

Langkah lincah gemulai gadis dengan make up girlie itu meliuk sempurna, lenggokan pinggang dan pinggulnya seolah seirama dengan dentuman music yang ternyala di ruang latihan ini.

 

 

“Jihyeon a, kenapa kau masih diantar Yesung?” seorang dari mereka bertanya pada Jihyeon yang masih meneguk air mineralnya.

 

“wae? Dia lelakiku” tegukan demi tegukan air masuk melewati bibir sexy yeoja ini. tak dipungkiri ia merasa khawatir jika membiarkan Yesung berlama-lama dengan wanita lain.

 

“bukankah dia sudah menikah saat kita di beejing?”

 

“itu bukan urusanku. Dan dia tetap menjadi milikku” egois memang, tapi itulah prinsip, dan ia akui sulit melepaskan namja itu. Namja yang ia ketahui juga masih sangat mencintainya, jadi apa yang perlu ia takutkan? Ini hanya masalah waktu, menunggu Yesung menceraikan gadis itu dan menikahinya. Gampang bukan?

 

 

 

 

____o0o____

 

 

_             “terkadang hidup tidak selamanya dapat kita tebak,

sepintar apapun dirimu,

rumus apapun yang mendasari,

hidup Akan berjalan sesuai guratan takdir”         ­_

 

 

INHWA UNIVERSITY

 

 

“Aneh” Yunho bergumam pelan sembari menuntup pintu mobilnya. Ia dengan jelas bisa melihat Yesung keluar bersama wanita lain dari rumah mereka, bahkan EunSeo terlihat masih ada dirumah itu. Sebenarnya siapa gadis itu? Jika saja Yunho datang lebih cepat, mungkin ia bisa melihat wajah gadis itu.

 

 

“Yunho ya” sebuah tepukan berhasil membuat Yunho menoleh, seorang namja dengan jaket santai dan celana treening berselempang lengan didasboard mobilnya.

 

“hyung…”

 

“hah.. ternyata kau disini” Jong Ki. Yaa Song Jong Ki, kakak kandung mantan gadisnya. Garis bawah MANTAN GADISNYA.

“kukira kau sedang diatas jembatan atau diatas rel kereta api , merenungi nasibmu” lanjutnya lagi sambil mendekati Yunho.

 

Yunho tersenyum mengelak, ia bukan namja labil dalam hal percintaan, hanya 1 keyakinannya, jika EunSeo memang untuknya, tuhan pasti akan mengirimnya kembali bukan?

“hahaha,” Yunho tertawa, lebih tepatnya menertawakan kemalangan dirinya sendiri.

 

 

“maafkan appaku Yunho ya” Jong Ki menepuk pelan bahu namja yang ia kira akan menjadi adik iparnya. Namun sayang, Tuhan malah banting stir dan membuat dewan politikus itu  yang berada disisi adiknya.

 

 

Yunho menatap mantap bidikan sayu mantan calon kakak iparnya. Seolah berkata, ‘aku tidak apa-apa’

 

“hanya 2 janjiku, merebut paksa dirinya kembali, jika suatu saat nanti aku menemukannya menangis karena pria itu.

Dan membuka pintu rumah dihatiku jika ia menginginkan masuk kembali, lalu menutup rapat, agar ia tak bisa menemui pria itu. Yaaa… itu jika pria itu berbaik hati melepas dirinya”

 

 

“berjanjilah untukku, terima lagi dia jika suatu saat ia tak juga menemukan kebahagiaannya.” Jong Ki menatap nanar sebuah mobil, dan itu mobil EunSeo. Lihatlah, bahkan adiknya masih bekerja disaat ia seharusnya menjalani bulan madu, lalu lihatlah lagi, bahkan suaminya itu tak mengantarnya bekerja. Jong Ki sudah bisa menebak jalan rumah tangga jika diawali perjodohan.

 

 

“tanpa kau beritahu.” Mereka berdua Nampak memperhatikan gerak-gerik EunSeo, bahkan Yunho tak tau harus berbuat dan berekspresi apa saat berjumpa dengannya nanti. Sebesar apapun ia menghindar, toh mereka mengajar di tempat yang sama, hanya berbeda jurusan.

 

 

“yasudah, aku melanjutkan olehraga dulu. Fighting!” Yunho tersenyum, sedikit lega memang, masih ada Jong Ki yang merestuinya. Setidaknya jika tidak ada problem dikeluarga mereka, mungkin Yunho dan EunSeo sudah bahagia dengan malaikat-malaikat kecil yang menambah ramai rumah kecilnya kelak. Dan parahnya itu hanya sebuah khayalan.

 

 

“oppa,,,..” Yunho masih memperhatikan gerak EunSeo bahkan sampai JongKi menyapanya. Entah sampai kapan ia akan bisa berhenti menatap wajah tegas EunSeo. Meski dari jarak sejauh ini, itu bukan masalah.

 

 

Terlihat JongKi mengacak pelan rambut adiknya, dilanjutkan dengan ekspresi sebal EunSeo, lalu poutan bibirnya manja, oohh.. entahlah, sampai kapan ia akan bertahan memendam rasa sepihak ini. seolah ia menolak kenyataan bahwa EunSeo sudah menjadi milik orang lain, bukan dirinya lagi.

 

 

Nafas Yunho terasa ingin berhenti saat tatapan mereka bertemu, degup jantung, dan irisan pisau terasa menyayat dalam, membuka luka yang mati-matian mereka tahan. Boleh walau hanya sekedar menatap?

Boleh walau hanya sekedar memegang? Atau bisakah aku memeluknya juga?

 

 

Kini hanya mata yang berbicara.

 

 

 

TBC

18 thoughts on “Protect Our Married ‘Part1’

  1. uwaaa authornya kece, sekece ceritanya. kkk
    itu si yesungnya bikin gemes sama greget deh, kasian tau EunSeonya, *poor Eun Seo, korban perjodohan -__- *
    kalo kata adekku ini cerita hampir, inget garis bawahin ya HAMPIR mirip sama Princes Hours, emang beneran ya gtu? aku belum pernah nonton drama itu soalnya, hehehe
    ayoo thor ditunggu part selanjutnya, keep writing yah ^^ hhehe

  2. aku seneng banget ma cerita ini. tp thor, aku pernah baca ff ini tp dengan legth oneshoot. apa alurnya nantinya juga sama ya??? tp yg jelas, di ff ini rinciannya jauh lebih jelas…

    lanjut thor….

  3. ini bener2 kerrenn…authornim annyeong, slm kenal..maaf br bc karya indahmu ini, ya Tuhan coba dr kmrn2 aq nemu blog ini…sungguh ini mengobati rasa hausq akan dunia per-ff-an yg akhir2 ini tdk sesuai harapanq, gomawo,jeongmal gomawo. biasany aq lbh tertarik main cast cho kyuhyun ato donghae, tp setelah membaca karyamu ini, q rasa aq akan menyukai siappun main castnya, aq yakin authornim bs membolak-balik perasaanq serasa terbang, terjatuh, bahagia n menangis bersamaan *lebay* tp emang bener, ini br part awal aq dah bahagia bgt, bayangin end ny..walopun mungkin ada kemungkinan sad, tp inilah karya indah yg sdh lama q tunggu2…..lanjut…

  4. Anyeong 😀 salam kenal. . . baru nemu ff ini udah baca yang versi oneshoot nya wah keren bnget apalagi kata”nya. . .dan ternyata versi chapternya juga ada,,,pokoknya ff ini daebak, baik itu jalan ceritanya, penyusunan katanya semuanya udah rapi jdi baca juga enak dan mudah d mengerti. . .

  5. Ini bagus! Nan johayo~^^
    Sebelumnya udah baca yang oneshoot-nya, n tertarik u/membaca chapter vers.
    Arranged marriage…
    Selalu suka dgn ff bergenrekan seperti ini (y) ㅋㅋㅋㅋ

    Sippo. Keep writing n fighting ne!!^^

Tinggalkan Balasan ke nayy Batalkan balasan