Our Love Like This (Part 9)

 

OLLT9

OUR LOVE LIKE THIS

AUTHOR        : @me_cahyaa
LENGHT         : Chapter
GENRE           : Love, Life, Romance, Sad (?)
CAST              : *Park HyeJin (OC)
*Lee Hyuk Jae/EunHyuk (SJ)
*Lee SungMin (SJ)
*Lee DongHae (SJ)
*Park Jung Soo/LeeTeuk/Teukki (SJ)
*Shin Yong Jie (OC)
*DLL..

Cuap Cuap Author :
Tarrraaaaaaaa!! Author gaje dateng lagi membawa FF kedua yang lebih gaje dari FF yang  pertama (7 years for love udah pada bacakan? #plaaak pengen banget dibaca lu thor.) 😀 hehehe,
oh iya jangan kaget kalo tiba tiba ep’ep ini jadi membosankan, mohon dimaklumi soalnya saya masih sangat ‘AMATIR’ 😀 dan juga terima kasih Leader eonni KPDK yang udah setia ngepost FF saya 😀 Tengkyuuuu
Sorry juga kalo TYPO masih seneng berkeliaran disini^^ kayanya udah deh cuap2nya dan oke..

HAPPY READING^^

 

 

 

CHAPTER 9

 

# AUTHOR POV #

Hyejin terduduk dipinggir ranjang sambil menatapi hyuk jae yang tengah terlelap walau hari sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Dan sesekali menggosokkan handuk kecil dirambutnya yang masih basah itu. Hyejin tak berniat membangunkan suaminya itu, karna memang ini adalah hari libur.

Drrrrtt.. Drrrrrt…Drrrtt

Ponselnya bergetar panjang dan dengan segera hyejin menyambar ponselnya itu, lalu melihat layar diponselnya.

>>>>Eommonim Is Calling<<<<

Dengan cepat hyejin menggeser tombol hijau diponselnya, lalu meletakkan ponselnya itu ditelinganya.

“Yeobseo, eomma”

“Yeobseo hyejin ah, apa hyuk jae sudah bangun?”

“Eum, belum. Waeyo eomma?” ujar hyejin sembari berlari kecil menuju kamar mandi karna rasa mual itu datang lagi, dan sekuat tenaga hyejin menahannya.

“Ahh, ani hanya saja. Kami ingin berkunjung kerumah kalian, sembari memberi surprise party hari ulang tahun hyuk jae. Ya, kau jangan beri tahu dia jika kami akan berkunjung ne?”

“Ye, tentu eomma. Eum, eommonim.. boleh aku tahu apa makanan kesukaan hyuk jae oppa?” hyejin mengelus-elus perutnya agar rasa mual itu pergi dari perutnya.

“Deobbokki, kau masakan itu saja. Pasti dia sudah senang”

“Eo, nde. Khamsahamnida eomonim”

“Cheonmaneyo, eum kalo begitu. Tunggu kami ne”

“ne” sambungan telepon pun terputus, lalu tanpa menunggu apa-apa lagi hyejin segera menundukkan kepalanya itu pada wastafel yang ada dihadapannya.

“Huweeek, huweeek” rasa mual itu sungguh menyiksa hyejin saat ini.

“Hyejin ah, gwenchana?” tiba-tiba hyuk jae sudah ada didepan pintu dan menghampiri hyejin.

“Gwenchana” jawabnya sambil tersenyum, dan justru itu malam membuat hyuk jae makin geram.

“YAK! KAJJA KITA KEDOKTER SEKARANG! JANGAN MEMBANTAH” hyuk jae sedikit membentak hyejin.

“Shireo oppa! Hari ini, hasil lab ku turun. Tunggulah, dan lihat vonis apa yang akan dokter berikan padaku!” hyejin berbalik sedikit membentak hyuk jae dan pergi berlalu dari hadapan hyuk jae yang masih diam mematung, tak percaya jika hyejin juga bisa membentaknya seperti itu.

 

Hyejin terus berjalan menuju dapur untuk memasakkan semua makanan yang sangat special, sambil terkikik sendiri saat mengingat kejadian tadi saat dia bisa sedikit membentak hyuk jae dan hyuk jae juga terlihat sangat syok.

 

Hyejin menoleh saat merasakan seseorang tengah membuka kulkas didekatnya, dia hyuk jae. Dengan setelan celana pendek selutut dan juga shirt berwarna putih menambah kesan santai tapi tampan ditubuh hyuk jae, sementara hyejin hanya meliriknya sebentar lalu melanjutkan aktifitasnya.

“Kau memasak? Tepat sekali, karna hari ini aku tak pergi kemana-mana” ujar hyuk jae sambil berdiri mendekati hyejin yang tengah sibuk berkutat dengan masakannya.

“Kau fikir ini untukmu?” jawab hyejin tanpa menoleh sedikitpun  pada hyuk jae, yang membuat hyuk jae yang sedang meminum orange juice itu sedikit tersedak mendengarnya.

“Eum? Kau marah padaku? Kau kecewa padaku, karna setiap hari aku tak pernah menyentuh masakanmu. Mianhae” hyuk jae meletakkan minumannya itu dimeja dan menatap hyejin yang ada dihadapannya.

“Aku tidak marah, selama ini aku memasak karna memang aku hobi. Jadi jika kau tak mau memakannya yasudah tak apa” balas hyejin dan lagi-lagi enggan melihat wajah hyuk jae.

“Kau berbohong hyejin ah” hyejin terhenyak saat hyuk jae tiba-tiba menariknya kedalam pelukannya. Mereka saling menatap satu sama lain.

“Aku tidak berbohong” jawabnya, sambil berusaha menetralkan jantungnya yang sedang berdebar tidak normal itu.

Mereka saling menatap lama.

Hyuk jae terdiam merasakan irama jantungnya yang begitu cepat saat sedang menatap istrinya seperti ini, apa hyuk jae sudah mulai mencintai hyejin? Seperti nya iya.

‘Ada apa denganku? Ya hyuk jae! Sadarlah, dan mengakulah jika kini kau benar-benar sudah jatuh cinta padanya. Baiklah, tapi bagaimana jika rasa cintaku padanya semakin dalam? Aku hanya takut, jika perpisahan itu datang aku tidak siap untuk kehilangannya’ batin hyuk jae.

“Eum, oppa. Aa—aku ingin memasak” hyejin berusaha keluar dari pelukan hyuk jae, dan dengan perlahan hyuk jae pun melepaskan pelukannya dan membiarkan hyejin meneruskan aktifitasnya.

Hyuk jae memilih untuk duduk dikursi makan yang hanya berjarak 2 meter dari tempat hyejin memasak, dan dari sini hyuk jae terus saja memandangi hyejin.

“Hyejin ah, kau melupakan sesuatu? Eum, hari special?” ujar hyuk jae ragu-ragu sambil memainkan gelas berisi orange juice dihadapannya itu.

Hyejin membalikkan badannya dan menatap hyuk jae yang sedang tersenyum kearahnya. Lalu hyejin mengangkat kedua bahunya kan membalikkan badannya seperti semula dan terkikik dalam hati.

“Aissh,” gerutu hyuk jae.

Tiba-tiba suara bel rumah mereka terdengar, lalu dengan malas hyuk jae berjalan menuju sumber suara dan membuka pintu perlahan.

“Eum, nde?” ujar hyuk jae saat membukakan pintunya dan mendapati seorang pria dengan pakaian serba putih berdiri tegap didepan rumahnya sambil menenteng sebuah surat ditangannya.

“Saya dari Seoul International Hospital, dan apa benar ini rumah nyonya hyejin?”

“Nde, benar”

“Eo, ini surat hasil lab pemeriksaan kemarin” ujar pria itu sambil memberikan sebuah amplop putih khas milik rumah sakit itu.

“Kalau begitu saya permisi dulu tuan” ujar pria itu lagi dan pergi dari rumah hyuk jae.

Sementara hyuk jae berjalan masuk menuju dapur lagi sambil terus menatapi amplop berwarna putih digenggamannya itu.

“Hyejin ya, hasil lab-mu turun” ucap hyuk jae sambil menggoyangkan amplop itu didepan hyejin.

“Eo, kau sudah membukanya?” tanya hyejin dengan wajah yang dibuat-buat sangat khawatir.

“Belum”

“Kalau begitu, berikan padaku. Biar aku yang membukanya” hyejin berusaha meraih amplop itu, tapi apa daya hyuk jae malah mengangkat tangannya tinggi-tinggi agar hyejin tak dapat meraihnya.

“Mana boleh begitu, aku suamimu jadi aku yang harus melihatnya terlebih dahulu” jawab hyuk jae, sementara hyejin hanya bisa beracting dengan pura-pura terlihat kesal dihadapan hyukjae.

Lalu perlahan hyuk jae membuka amplop itu dan mengeluarkan isinya, sambil sesekali melirik hyejin yang tengah mengigit bibirnya sendiri guna menyempurnakan actingnya itu.

Hyuk jae mulai membaca kalimat perkalimat yang sungguh tidak dia mengerti satupun, hingga ia membaca sebuah kalimat yang tercetak tebal.

 

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kami dapat pastikan jika nyonya lee hyejin POSITIF HAMIL. Dengan usia kandungan yang baru mencapai minggu ke-4.

 

Hyuk jae menelan ludahnya, melebarkan matanya dan juga sepertinya dia lupa bagaimana cara menutup mulutnya. Dan menatap hyejin yang tengah tersenyum malu.

“Hyejin ah, wahaha. Hyejin ah, kita—kita akan segera menjadi orang tua. Kau—kau hamil hyejin ah” hyuk jae menarik hyejin  kedalam pelukannya sambil terus tersenyum bahagia.

“Arraseo oppa heheh” hyuk jae melepaskan pelukannya lalu menatap hyejin bingung.

Hyejin hanya tersenyum melihat tatapan penuh tanya dari suaminya itu, lalu mengeluarkan test pack dari saku bajunya dan menyodorkannya pada hyuk jae.

“Aku sudah mengetahuinya sejak kemarin, dokter menyarankanku untuk mengetesnya terlebih dahulu sambil menunggu hasil lab itu turun” jawab hyejin sambil tersenyum.

“Yak! Kau kenapa tidak langsung memberitahuku heum?” hyuk jae memajukan mulutnya, dia merajuk.

“Karna, aku ingin ini menjadi kado ulang tahunmu oppa” jawab hyejin yang membuat hyuk jae menatapnya lagi.

“Sangiel Cukkaehamnida Yeobo” lanjutnya, lalu sedetik kemudian hyuk jae tersenyum dan memeluk hyejin untuk yang kedua kalinya dalam rumah tangga mereka.

“Gomawoyo, hyejin ah. Ini—ini kado terindah dalam hidupku” tak terasa jika airmata hyuk jae sudah turun membasahi ujung matanya, tapi dengan cepat hyuk jae menghapusnya. Ia tak mau terlihat lemah dihadapan istrinya itu.

“Hyejin ah, mianhae atas semua sikapku padamu selama ini” ujar hyuk jae saat pelukan mereka terlepas.

“Tak apa oppa, dan ini juga pastinya menjadi kabar baik untukmu. Karna ini artinya waktuku bersamamu hanya tinggal 3 tahun 9 bulan lagi” ujar hyejin sambil menahan sesak yang mulai menguasai dadanya.

Hyuk jae terdiam, mendengar itu hatinya sangat sakit. Seperti tersayat ribuan pisau saat membayangkan perpisahan mereka, tapi hyuk jae tak mau memperdulikannya. Karna menurutnya waktu 3 tahun 9 bulan itu masih sangat lama.

 

Tiba-tiba..

 

“SURPRISEEEEEEE!!!!!” suara teriakan langsung terdengar yang membuat hyejin dan juga hyuk jae terbangun dari lamunan mereka masing-masing.

Hyuk jae terkejut luar binasa (?) mendapati kedua orang tuanya dan juga sungmin yang sudah ada dihadapannya sambil membawa sebuah kue tart yang cukup besar.

“Woooa, kalian? Aisssh, membuatku hampir mati terkejut” jawabnya sambil mengelus-elus dadanya berulang kali.

“Sangiel cukkahamida, sangiel cukkahamnida, sangiel cukkahamnida uri aegy lee hyuk jae” ujar kedua orang tua hyuk jae dengan sangat kompaknya. Yang membuat hyuk jae hanya tersenyum bahagia.

“Aaaaa~ kamsahamnida eomma appa, saranghae” Ucap hyuk jae sambil memeluk kedua orang tuanya itu.

“Yaaa~ Hyung! Palli tiup lilinnya” ujar sungmin sambil berusaha melepaskan pelukan hyuk jae dari kedua orang tuanya.

“Baiklah” jawabnya sambil menutup matanya terlebih dahulu dan juga mengaitkan kedua telapak tangannya dan berdoa dalam hati.

 

‘Semoga aku panjang umur dan sehat selalu, lalu aegy yang sedang dikandung hyejin dapat bertumbuh dengan sehat’

Setelah memanjatkan doanya, hyuk jae perlahan membuka matanya dan meniup lilin kecil yang ada diatas kue tart itu. Prok,prok,prok.

“Hyung, kalau boleh tau. Apa permohonanmu tadi?” tanya sungmin usil.

“Euuuum, hanya tuhan dan aku yang tau. Kau tak boleh mengetahuinya weee” jawab hyuk jae sambil menjulurkan lidahnya.

“Aish, kau!”

“Sudahlah, kajja potong kue-nya” ujar appa hyuk  jae sambil menyodorkan pisau kue yang sejak tadi digenggamnya.

Hyuk jae memotong kuenya,

“Potongan pertama aku berikan untuk eomma appa tercinta” ujarnya sambil menyuapi kedua orang tuanya itu.

“Yang kedua itu pasti untukku ya hyung? Hahah, cepatlah” ucap sungmin sambil menyodorkan tangannya dan juga membuka mulutnya lebar-lebar. Hyuk jae hanya tersenyum geli dan mengalihkan pandangannya pada hyejin yang sejak tadi terdiam.

“Yang kedua, ini untuk hyejin dan calon aegy kami” hyejin terhenyak dan menyambut suapan hyuk jae sambil tersenyum, sementara kedua orang tua hyuk jae terlihat sangat kaget.

“Wooah, sepertinya kami yang mendapat kejutan besar ne” ujar eomma hyuk jae dengan senangnya sambil berjalan mendekati hyejin.

“Ne, sebentar lagi kalian akan memiliki cucu pertama” ucap hyuk  jae sambil tersenyum bangga.

“Yeobo, kita akan menjadi kakek nenek sebentar lagi” ujar eomma hyuk jae lagi sambil mengelus-elus perut hyejin yang masih terlihat rata itu.

“Eo, dan itu artinya sungmin akan menjadi ahjussi” sahut appa hyuk jae yang membuat semuanya tertawa tak terkecuali sungmin.

“Aigoo, dia pasti bahagia mempunyai ahjussi tampan sepertiku. Eo, hyung mana kue bagianku?” sungmin pun menagih bagiannya yang sempat tergantikan oleh hyejin.

“Ne,ne ini potongan ke-3” lalu dengan cepat sungmin menyambarnya begitu saja.
++++

 

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, dan sepertinya keluarga lee itu sedang bersiap-siap untuk pergi kembali kerumah mereka.

“Hyejin ya, jaga kandunganmu baik-baik. Jika kau ingin meminta sesuatu, jangan sungkan. Memintalah sesuka hatimu pada hyuk jae, arraseo?” ucap eomma-hyuk jae dan hyejin hanya bisa mengiyakan permintaan mertuanya itu, karna memang sedari tadi nyonya lee tak henti-hentiya menasehati hyejin yang sedang mengandung untuk selalu berhati-hati, karna maklum ini adalah cucu pertamanya.

“Arraseo eommonim”

“Baiklah, kami pamit dulu. Hyuk jae ya! Jaga istri dan calon aegy mu baik-baik! Ingat! Jangan sekali-kali membuat hyejin stress. Arraseo?”

“Neee, arraseo eomma. Arraseooooooo” jawab hyuk jae sambil tersenyum 3 jari.

Setelah itu mobil yang ditumpangi keluarga lee itu perlahan menghilang dari depan pagar rumahnya.

Hyejin berlari kecil, menuju kamar mandi rumahnya dan kembali muntah. Mulai detik ini, dia harus lebih terbiasa dengan aktifitas barunya itu.

“Hyejin ya, ini pasti menyiksamu” ujar hyuk jae disamping hyejin yang tengah menenggelamkan kepalanya diatas wastafel.

“Heem, tak apa. Tapi aku bahagia oppa” jawabnya sambil tersenyum, dan hyuk jae pun ikut mengembangkan senyumannya.

“Oppa, maukah kau menemaniku ke Namsan tower? Jika tidak mau, yaa tidak papa” ujar hyejin sambil memainkan jari-jarinya sambil menunggu hyuk jae mengeluarkan suaranya.

“Tentu, kajja! Kita bersiap-siap” jawab hyuk jae sambil menautkan jari-jarinya dengan jari-jari hyuk jae.

Hyejin hanya tersenyum bahagia mendengarnya.

 

@NAMSAN TOWER

Setelah turun dari mobil, mereka berjalan santai menuju namsan tower dan berjalan memasuki lift agar sampai dipuncak namsan tower.

Hyejin merogoh saku mantel nya itu, lalu tersenyum sendiri. Sementara hyuk jae lagi-lagi sibuk dengan ponselnya, sambil sesekali meletakkan ponselnya itu ditelinganya, lalu mendengus kesal karna tak kunjung dijawab.

“Ya~ oppa waegurae?” hyejin berusaha bertanya, ia takut jika ia menggangu jadwal hyuk jae.

“Eum ani”

“Yong jie? Gadis itukan? Ada apa dengannya?” tebak hyejin, sementara hyuk jae hanya terdiam karena tebakan hyejin itu tepat sekali. Hyuk jae berusaha menghubungi kekasihnya itu, tapi tak kunjung mendapat jawaban.

“…..”

“Huh, oppa. Apa aku menganggu jadwal kencan kalian? Heum, kalau begitu pergilah temui yong jie. Aku bisa pulang sendiri nanti” ujar hyejin yang merasa bersalah.

“Ani, ani! Aku tak ada kencan dengannya hari ini, hanya saja sejak pagi tadi dia tak memberiku kabar” jawab hyuk jae masih terfokus pada ponselnya,

Hyejin mengalihkan pandangannya pada dinding lift, hatinya berkecamuk.

‘oppa, sebegitu khawatirnya kah kau pada gadis monster itu? Apa kau mengetahui sifat asli yong jie? Ah, kurasa seberapa burukpun sikap yong jie kau pasti tetap mencintainya, haaaaah. Yong jie ah, aku iri sangat iri padamu. Memang saat ini aku dapat miliki hyuk jae, tapii tidak dengan hatinya. Hatinya hanya untukmu yong jie ah’ batin hyejin berteriak.

 

“Hyejin ah, sudah sampai. Hei? Apa kau tidak mau keluar dari lift ini heum?” suara hyuk jae itu langsung membuyarkan lamunan hyejin.

“Ah, ye” jawabnya dan mengikuti langkah hyuk jae didepannya.

 

Mereka sampai diatas puncak namsan tower, dari posisinya saat ini mereka bisa melihat dengan jelas ribuan bahkan jutaan pasang gembok cinta yang sudah bertengger indah dari dulu hingga sekarang yang jumlahnya makin meningkat, dan terlihat sangat indah dan juga rapi.

Hyejin melenggan kekiri, meinggalkan hyuk jae yang tengah berkutat dengan ponselnya itu. Setelah dirasa posisinya sudah cukup jau dari hyuk jae, hyejin mengeluarkan gembok yang sengaja dia bawa dari rumah tadi.

Hyejin menatap gembok berwarna pink dengan bentuk hati yang indah, ia tersenyum lalu menoleh kearah hyuk jae yang masih setia dengan ponselnya itu.

Lalu dengan terburu-buru hyejin menaruh gemboknya itu diantara ribuan gembok lainnya yang ada dipohon gembok itu.

 

‘Kleek’

 

Dia berhasil mewujudkan impiannya, sekarang gembok bertuliskan.

 

Lee Hyuk Jae
      ❤
Lee (Uri Aegy)
      ❤
Lee Hye Jin

 

Itu sudah terikat kuat pada batang besi yang tersedia, hyejin tersenyum lalu menggenggam erat kunci gembok itu lantas memejamkan matanya.

‘Semoga cinta kami abadi, walau hanya aku yang mencintainya. Walau akhirnya kami harus terpisah, tapi kumohon jangan biarkan rasa cintaku ini hilang untuknya. Uri aegy, tumbuhlah dengan sehat. Eomma menantimu sayang’

Batin hyejin, lalu mengusapkan perutnya berulang-ulang sambil tersenyum. Hyejin menatap lurus kedepan, menarik nafasnya lalu mulai mengayunkan tangannya keatas, dan dalam satu hentakan hyejin melempar kunci kembok tadi lurus kedepan dan akhirnya kunci itu melambung jauh hingga hyejin tak dapat lagi melihatnya.

“Huh, semoga tidak mengenai seseorang. Kekeke” ujarnya lalu beranjak membalikkan badannya sekaligus ingin melihat apa yang sedang dilakukan suaminya itu.

Hyejin terkejut bukan main, saat ia membalikkan badannya dan menemui hyuk jae sedang menatapnya lekat-lekat.

“Eo. Oppa?! S..sedang ap..apa kau?” tanya-nya sangat panik.

“Semoga tidak mengenai seseorang? Memangnya apa yang kau lakukan?” hyuk jae berbalik tanya pada hyejin dengan tatapan bingung, sejak saat melihat hyejin baru saja menurunkan tangannya yang tadi ia angkat tinggi-tinggi itu. Ditambah saat ia menghampiri hyejin, wanita itu malah menambah kalimat aneh menurutnya.

“Eh? Eum..A..ani! aku tadi, eum.. hanya melempar sebuah kertas” jawab hyejin berusaha senormal mungkin, agar hyuk jae tidak curiga padanya.

“Jeongmal?”

“Yak! Aissh, kau pikir aku berbohong heum?” jawabnya, lalu berjalan meninggalkan hyuk jae. Sementara hyuk jae hanya diam sambil mengerutkan dahi-nya lalu berjalan mengikuti istrinya itu.

 

>>>><<<<

 

“Eum, Massitha!” hyejin berdesis pelan sesaat setelah menelan habis deobbokki yang ada dihadapannya, sementara hyuk jae hanya bisa tersenyum melihatnya.

“O..Oppa” panggil hyejin.

“Ne..?”

“Aku ketoilet sebentar ne, sudah tidak tahan” ucap hyejin, lalu berlari kecil menuju toilet umum yang berada tidak jauh dari kedai yang sedang mereka kunjungi itu. -Masih berada disekitar namsan tower-.

Hyuk jae hanya bisa tersenyum, lalu tangannya tergerak sendiri meraba dada sebelah kirinya. Tepat dimana jantungnya itu berada, hyuk jae menyerngitkan keningnya. Tatapan nanar hadir dimatanya, merasakan detak jantungnya yang berirama lebih cepat dari sebelumnya. Aku jatuh cinta padanya? Tanyanya dalam hati, Bahkan beberapa bulan belakangan ini aku tak pernah merasakan jantungku berpacu cepat seperti ini saat bersama Yong Jie Lanjutnya berbicara sendiri pada tubuhnya.

 

Sementara Itu..

Hyejin berjalan keluar dari toilet umum itu dan bergegas kembali menuju kedai tadi, tapi langkahnya terhenti seketika saat melihat sesosok wanita yang sangat tidak asing baginya, hyejin terus menatapi kejadian yang ada didepannya tanpa mau sedikitpun melewatkannya.

Wanita dengan kemeja biru tua dan rok hitam sebatas pahanya itu tengah berpelukan mesra dibawah lampu taman yang ada diarea namsan tower itu sambil sesekali tertawa senang. Shin Yong Jie, wanita itu tanpa malu berpelukan dengan laki-laki dan itu bukanlah hyuk jae. Hyejin mengepalkan tangannya berusaha menyimpan semua rasa kesalnya pada wanita ini.

Bagaimana pun, hyejin bisa merasakan sakit hati hyuk jae jika ia melihat wanita yang dicintainya itu tengah berselingkuh dengan pria lain.

“Tch, pantas saja tak bisa dihubungi. Tenyata sedang asyik berkencan” desis hyejin lalu berbelok arah, mencari jalan lain agar yong jie tak melihatnya.

 

Hyejin termenung dalam langkahnya, ia bingung harus bagaimana. Haruskah dia menceritakan apa yang baru saja dia lihat? Oh sepertinya itu sangat sulit mengatakannya.

Hyejin memandangi hyuk jae yang tengah sibuk membayar semua pesanan mereka, dan bayang-bayang yong jie tadi terus berputar bagai Rol Film yang sedang diputar dimemory-nya.

“Hyejin ah, gwenchana?” tanya hyuk jae sambil mengguncang pelan bahu hyejin agar terbangun dari lamunannya.

“Eum, G..gwenchana” jawabnya gugup.

“Kajja pulang, hari sudah semakin larut” ujar hyuk jae sembari mengandeng tangan hyejin, sementara hyejin hanya menatapnya tidak percaya.

“Waeyo?” tanya hyuk jae saat hyejin melepaskan tautan tangan mereka.

“Ani” jawab hyejin cepat, lalu berjalan mendahului hyuk jae dan masuk kedalam mobil.

Didalam mobil sepanjang perjalanan, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut mereka. Mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Hingga hyejin memberanikan diri membuka suaranya.

“Oppa.. Boleh aku bertanya sesuatu?” ujar hyejin sambil memainkan tangannya gugup.

“Hmm, katakanlah” jawab hyuk jae masih terfokus pada stir mobilnya.

“Apa.. Eum, Yong jie punya kakak laki-laki?” seketika hyuk jae menoleh pada hyejin, lalu menalihkan pandangannya lagi pada jalanan didepannya.

“Ani, dia anak tunggal. Wae?” hyejin membulatkan matanya. Jadi benar yong jie selingkuh? Pekiknya dalam hati. Hyejin mematung, terdiam.

“Waeyo?” tanya hyuk jae sekali lagi, hyejin tersentak. Dia bingung teramat sangat, haruskah dia mencerikankannya?

 

 

 

Gimana tuh? Hyejin bakal cerita atau mingkem? Alias tutup mulut. Heheheh.

 

 

TBC…
RCL PLEASE.

Karna saya masih sangat ‘Amatir’ Jadi saya mohon Tinggalkan KRITIK dan SARAN anda disini.
Itu sangat membangun saya J terima kasih *BOW

 

20 thoughts on “Our Love Like This (Part 9)

  1. Huaaa akhirnya muncul juga ni ep ep..
    Seneng dh kalau liat Hyuk Jae sama Hyejin so sweet so sweet.an, bawaan.nya pengen senyum+gigit jari terus 🙂 tpi sedih kalau nginget p’ceraian!
    Hyejin ngomong dong kalau Monster selingkuh

  2. Keren bgt thor! Lanjutannya ditunggu dah~
    Aku ngikutin ceritanya dri awal tpi maaf bru comment sekarang, ngga pinter ngomong soalnya. Jdi ngga tau harus comment apa
    🙂

Tinggalkan Balasan ke kyuhyuk Batalkan balasan