D’ Past // Oneshoot

 

D'Past

Tittle                : D’ Past

 

Author             : Evil Trap

 

Cats                 :

 

–         Henry Lau

 

–         Park Han Mi

 

 

–         And other cats

 

Rating             : Teen

 

Genre              : Romance, little hurt, and conflik family

 

Length             : One Shoot

 

 

Happy Reading^^~~

 

 

Masa lalu yang kelam ada bukan untuk kau sembunyikan kehadirannya atau kau hindari kedatangannya, ..

Tapi masa lalu yang kelam ada untuk kau percayai bahwa masa depan yang indah telah menantimu untuk tiba dan berpijak disana, . .

 

 

D’ Past start~

 

 

            “Henry-ah! Tunggu!” seru gadis mungil setengah berteriak,memanggil seorang namja yang sudah jauh dari posisinya berpijak. Namja bernama Henry Lau itu menoleh dan mendapati Park Han Mi, teman sekolahnya itu tengah berlari menuju tempatnya, mencoba mensejajarkan posisi mereka.

 

            “Bagaimana mungkin kau bisa berjalan secepat itu dengan kaki mungilmu Henry-ah?” goda Han Mi begitu bisa berjalan beriringan dengan namja itu.

 

            “Setidaknya aku mempunyai tinggi di atas 150 Han Mi-ah” ujarnya sembari tersenyum mengejek. Sedangkan Han Mi? gadis itu hanya bisa menggerutu kesal menyadari dia telah kalah telak.

 

            “Oh ya Henry-ah, bisakah kau membantuku mengerjakan tugas  trigonometri milik Han songsaenim?”

 

            “Tentu Han Mi-ah”

 

            “Tapi, tidakkah kau keberatan jika kali ini kau yang ke apartementku dan bukan aku yang ke apartementmu seperti minggu yang lalu-lalu?”uajr gadis itu sembari menatap Henry dengan penuh harap.

 

            Han Mi adalah siswa baru di Shinhwa Senior High School.Baru sekitar tiga bulan ini dia menjadi siswi di salah satu sekolah ternama di kotaSeoul itu. Orang pertama yang dikenalnya adalah namja blasteran Cina Canadayang tak lain adalah Henry Lau.

 

            Agar Han Mi dapat beradaptasi dengan baik, selama ini Henry lah yang selalu membantunya dalam segala hal maupun dalam setiap mata pelajaran. Sering kali setiap usai jam sekolah, Han Mi datang ke apartement Henry dan mendapat pengajaran tentang mata pelajaran yang tidak dipahami olehnya.

 

            Tittle Henry sebagai siswa berprestasi membuat Han Mi merasa beruntung telah mengenal dan berteman dengan namja yang mempunyai pipi chubby itu. Namun dari sekian banyak kesempurnaan yang dimiliki namja itu ada hal yang sampai sekarang tak dimengeti oleh Han Mi.

 

Bagaimana mungkin namja dengan sejuta pesona seperti Henry tak memiliki satupun teman disekolah ini? Itulah pertanyaan yang kerap kali muncul setiap melihat Henry berada dalam kesendirian.

 

“Kenapa tidak Han Mi-ah?” ujar namja itu sembari tersenyum, menyanggupi permintaan HanMi.

 

“Ah! Gomawo Henry-ah!” seru gadis itu senang, sembari memeluk lengan Henry erat.

 

 

            Tepat setelah jam sekolah berdentang dan menandakan jika jam pembelajaran telah usai, Han Mi dan Henry melaju menuju ke apartemen Han Mi dengan sepeda motor sport milik Henry.

 

            “Ini apartementmu Han Mi-ah?” ujar Henry dengan wajah kaget dan sedikit keringat dingin yang menghiasi  keningnya seakan ada ketakutan yang melanda hatinya begitu mereka sampai di apartement tempat tinggal Han Mi.

 

            “Ne, waeyo Henry? Kau nampak pucat?” jawab Han Mi sembari menatap lekat wajah namja itu. Diusapnya keringat dingin yang nampak di  kening namja itu dengan telapak tangannya.

 

            “Deg!” jantung Henry berdetak lebih kencang saat gadis itu mengusap keningnya dan menampakkan senyuman sederhana yang malah terkesan istimewa baginya.

 

            “Perasaan macam apa ini?” batin Henry sembari menatap bawah, menundukkan wajahnya tak berani memandang gadis itu lebih lama.

 

            “Kau Liu Xian Hua bukan?” seru seorang namja berperawakan tegap sembari menatap Henry dengan tatapan seakan memastikan.

 

            “Sial!” rutuk Henry kesal dalam hati. Segera dipakainya helm yang tadi dilepasnya, dan sesegera mungkin namja itu melajukan sepeda motor sportnya, meninggalkan Han Mi yang terbengong heran dengan sikap namja itu.

 

~xXx~~

 

            “Han Mi-ah, maaf tiba-tiba meninggalkanmu kemarin,tiba-tiba saja aku teringat ada keperluan yang mendesak” ucap Henry dengan raut wajah penuh penyesalan begitu mereka bertemu disekolah pagi ini.

 

            “Gwaenchana” jawab Han Mi sembari tersenyum, sebenarnya dia ingin menanyakan alasan yang lebih masuk akal. Mengingat alasan yang diberikan Henry barusan sama sekali tak terpikirkan oleh logikanya. Namun dalam hati dia merasa tak enak jika harus menginterorigasi Henry.

 

            “Namja kemarin itu tetanggamu?” tanya Henry kemudian.

 

            “Iya, dia adalah pemilik apartement yang bersebelahan tepat dengan apartementku”

 

            “Apakah Si Won hyung tak mengatakan hal apapun setelah kepergianku?”

 

            “Eh? Bagaimana mungkin kau bisa mengetahui nama Si Won oppa? Aniya, dia tak mengatakan apapun padaku, memangnya ada apa Henry?”

 

            “Emm, aniya” jawab Henry singkat sembari mengarahkan arah pandangnya ke jendela, menghindar dari tatapan maupun pertanyaan yang Han Mi ajukan.

 

            “Sore ini aku boleh kah ke apartementmu?”

 

            “Tentu Han Mi-ah, kita akan membahas tugas yang tertunda kemarin bukan, datanglah sebelum jam lima arra?”

 

            “Sippoke!” jawab gadis itu sembari mengedipkan mata tanda setuju, dan malah membuat Henry terkekeh melihat tingkah gadis itu yang nampak seperti anak kecil.

 

 

~xXx~~

 

 

            “Gawat! Aku terlambat!” seru Han Mi begitu melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul lima tepat sedangkan dirinya masih terjebak kemacetan yang nampak tak berujung.

 

            Setelah dengan penuh kekesalan akibat macet, akhirnya Han Mi bisa menjejakkan kakinya didepan pintu apartement milik Henry. Dipencetnya bel mungil yang terpasang di sisi kiri pintu itu.

 

            Tak berapa lama pintu itu terbuka dan menampakkan sosok Henry yang berwajah cemas dan gusar.

 

            “Mianhae Henry-ah aku terlambat, tadi . .”

 

            “Bukankah sudah kubilang jangan lebih dari jam lima! Dan kau tau jam berapa sekarang? Sekarang sudah jam enam petang han Mi-ssi!” perkataanya terpotong dengan amarah Henry yang kentara terdengar dari nada bicaranya.

 

            “Mianhae” ujar gadis itu menyesal, tak menyangka Henry akan semarah itu

 

            “Sekarang pergilah!”

 

            “Tapi, . .”

 

            “Jika aku bilang pergi yah pergi Han Mi!” bentak Henry makin menjadi

 

            “Ada siapa Liu?” terdengar seseorang bertanya dari dalam rumah, posisi Han Mi yang masih diluar pintu sedangkan Henry yang berada diambang pintu membuat gadis itu tak dapat mengetahui siapa yang berbicara itu.

 

            “Aniya, bukan siapa-siapa!” jawab Henry berbohong,membuat Han Mi semakin bingung dengan tingkah namja ini.

 

            “Apa kau tuli Han Mi-ssi? Bukankah sudah kusuruh kau untuk pergi hah?”

 

            “Dia siapa Liu?” tanya sesosok yeoja dengan pakaian rapi khas executive.

 

            “Pergilah!” bentak Henry kasar, didorongnya tubuh Han Mi dan ditutupnya pintu dengan kasar.

 

            “Brak!”

 

            “Ugh, appo!” Han Mi mengusap punggungnya yang terbentur dinding saat Henry mendorongnya dengan kasar.

 

            Akhirnya Han Mi melangkahkan kakinya menjauhi apartement Henry, sembari mengatur nafasnya yang entah sejak kapan mulai terasa sesak. Mungkin karena efek kekecewaan dan kaget yang melandanya, kecewa? Sebenarnya apa alasan Han Mi untuk kecewa? Bukankah dia hanya diusir oleh seseorang yang hanya dikenalnya selama tiga bulan ini.

 

            Namun terlepas dari hal itu, yang membuatnya kecewa dan sakit adalah Henry mengusirnya karena seakan takut yeoja yang tengah bersamanya mengetahui kehadirannya. Itulah yang membuatnya teramat kecewa, bagaimana mungkin Henry yang lembut bisa bersikap sekasar itu hanya karena ada wanita itu? Pastilah wanita itu bukan hanya sekedar teman.

 

            Tanpa disadarinya namja bertato itu telah membuatnya jatuh cinta. Itulah alasan utama hatinya merasakan sakit. Betapa segala sikap Henry yang care dan ramah membuatnya benar-benar merasa bahagia kala bersama namja itu.

 

            Dipandangnya langit malam yang nampak bersih tanpa awan, dengan mata yang masih panas efek menangis sepanjang perjalanan pulang tadi. Kini dia hanya berdiri di balkon apartemennya.

 

            “Belum tidur gadis kecil?” tanya Si Won mengagetkan gadis itu.

 

            “Aniya, aku belum mengantuk” jawab gadis itu sembari tersenyum.

 

“Apakah Si Won hyung tak mengatakan hal apapun setelah kepergianku?”

 

            “Eh? Bagaimana mungkin kau bisa mengetahui nama Si Won oppa? Aniya, dia tak mengatakan apapun padaku, memangnya ada apa Henry?”

 

            “Emm, aniya” jawab Henry singkat sembari mengarahkan arah pandangnya ke jendela, menghindar dari tatapan maupun pertanyaan yang Han Mi ajukan.

 

            Tiba-tiba dia teringat percakapannya dengan Henry tempo hari.

 

            “Oppa, boleh aku menanyakan suatu hal?”

 

            “Tentu, kenapa tidak”

 

            “Apa kau mengingat namja yang bersamaku tempo hari? Yang kau panggil dengan nama Liu Xian Hua?”

 

            Han Mi juga menyadari bahwa yeoja tadi memanggil Henry dengan sebutan Liu! Sama dengan nama yang diucapkan Si Won oppa tempo hari.

 

            “Iya, kenapa dia Han Mi-ah?”

 

            “Dia, . .”

 

~xXx~~

 

            “Han Mi-ya” suara Kyu Hyun membuat Han Mi beranjak dari lamunan abstraknya. Pagi ini Han Mi tengah terduduk sendirian di sisi pojok dari kantin sekolah. Mengembarakan angan dan fikirannya yang masih kalut

 

            “Emm, waeyo Kyu?” Kyu Hyun adalah salah satu siswa dengan kepopulerannya dikalangan para siswi lainnya. Tittle Kyu Hyun sebagai kapten tim basket sekolah, juga ketampanan dan keindahan fisik yang dimilikinya. Membuat banyak yeoja yang bertekuk lutut atas pesonanya.

 

            “Ada hal yang ingin kubicarakan”

 

            “Katakan saja Kyu Hyun-ah” jawab Han Mi sembari tersenyum

 

            “Semenjak kedatanganmu, aku merasakan hal yang berbeda setiap memandangmu. Melihatmu tertawa, berbicara, bahkan tersenyum membuat jantungku berdetak lebih kencang dari yang sebelumnya. Kemudian aku menyadari itu karena aku mencintaimu, maukah kau menjadi pacarku Han Mi-ah?” pinta Kyu Hyun akhirnya, digenggamnya tangan Han Mi lembut.

 

            “Mianhae, aku tak bisa Kyu Hyun-ah” jawab Han Mi tegas, dilepaskannya genggaman Kyu Hyun pada tangannya.

 

            “Waeyo?” tuntut Kyu Hyun tak terima dengan penolakan Han Mi.

 

            “Karena aku sudah menempatkan hatiku untuk namja lain,mianhae” jawab Han Mi sembari menunduk, rasa bersalah menghampirinya.

 

            “Nugu? Namja psikopat seperti diakah?!” tunjuk Kyu Hyun pada Henry tepat saat namja itu melintas masuk ke area kantin yang terasa tegang.

 

            “Jaga ucapanmu Kyu Hyun-ssi!” bentak Han Mi marah

 

            “Cih! Untuk apa aku menjaga ucapanku jika apa yang aku bicarakan adalah kebenaran, asal kau tahu Han Mi-ah namja ini . .”

 

            “Stop! Aku bilang stop Cho Kyu Hyun!” begitu mengetahui penyebab persitegangan ini adalah dirinya, Henry memilih melangkah menuju keluar kantin.

 

            “Henry tunggu! Kumohon tunggu!” teriak Han Mi begitu Henry berlari keluar.

 

            Han Mi berusaha sebisa mungkin mengejar namja itu, diteriakkannya namanya agar dia berbalik. Namun rupanya Henry kekeuh tak mau berhenti, malu telah melanda dirinya begitu Kyu Hyun menyebutnya dengan sebutan yang tak dapat dielaknya. Bahkan untuk berhenti apalagi menatap Han Mi pun dirinya sudah tak sanggup.

 

            “Henry kumohon berhentilah!” teriak Han Mi dengan suara yang semakin melemah dikerenakan detak jantungnya yang sudah tak stabil.

 

“Bruk!” terdengar seperti orang yang terjatuh, dan betapa kagetnya Henry begitu menemukan Han Mi sudah terjatuh tak sadarkan diri. Dengan sigap Henry menggendong gadis itu masuk ke mobilnya dan melaju menuju rumah sakit terdekat.

 

~xXx~~

 

            “Bagaimana keadaanya dok?” tanya Henry cemas begitu dokter keluar dari UGD tempat Han Mi diperiksa.

 

            “Pingsannya disebabkan oleh penyakit lemah jantung yang diderita pasien, kendalinya hilang saat dia memaksa tubuhnya untuk berlari kencang yang sepertinya barusan saja dilakukannya, benarkah perkiraan saya?”

 

            “Benar dok, dia baru saja berlari untuk mengejar saya” seketika perasaan bersalah menghampiri namja itu,

 

            “Sekarang bagaimana keadaan Han Mi dokter?” lanjutnya

 

            “Untunglah dia cepat mendapat penanganan, sekarang sirkulasi detak jantungnya sudah stabil dan dia juga sudah siuman”

 

            “Syukurlah” ucap Henry kemudian dan beranjak masuk kekamar tempat Han Mi terbaring di bangsal pasien.

 

            “Mianhae, tidak seharusnya aku membiarkanmu berlari” ditatapnya lekat wajah gadis itu, nampak pucat mendominasi wajah oriental itu.

 

            “Gwaenchana, kumohon jangan pergi Henry-ah” ucap Han Mi perlahan

 

            “Kau bahkan tidak akan mau bersamaku lagi jika mengetahui siapa aku ini Han Mi-ah” jawab henry sembari menunduk, tak kuasa memandang gadis itu.

 

            “Tanpa kau beritahu, ataupun tanpa Kyu Hyun tadi menyebutkan apapun itu, aku sudah mengetahuinya Henry-ah”

 

            “Mwo?”

 

            “Aku tahu bahwa di masa lalu kau adalah seorang Liu Xian Hua, namja blasteran cina Canada yang mempunyai tittle buruk di masyarakat, pemabuk bahkan pecandu hingga pada suatu malam kau dengan kalapnya membunuh semua anggota keluargamu”

 

            “Deg!” jantung Henry seakan ingin berhenti mendengar kenyataan yang sudah diketahui Han Mi.

 

            “Apakah dengan mengetahui hal itu kau berpikir aku akan meninggalkanmu Tuan Lau? setelah semua apa yang kau berikan padaku, kasih sayang, perhatian bahkan segala bentuk bantuan, apakah hanya karena sebuah masa lalu aku akan menghapus segala hal baik yang telah kau torehkan padaku? Tidak tuan Lau!”

 

            “Tidakkah kau mengetahui segala cinta itu tumbuh murni dan buta, asal kau bahagia bersamanya walaupun seburuk apapun dirinya kau akan tetap bertahan untuknya, hanya karena kau mencintainya dan itulah yang terjadi padaku Henry-ah”

 

            “Mwo?” seru Henry terkejut, tak menyangka bahwa Han Mi juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Sejujurnya semenjak pertama kali bertemu gadis itu, setiap sikap lembut gadis itu telah mampu menggetarkan hatinya, dan memacunya untuk bisa menjadi Henry yang lebih baik. Henry yang bisa membuatnya pantas bersanding dengan yeoja itu.

 

            Karena itulah dia juga meminta bantuan psikiater ternama Nona Kim yang tempo hari ke apartementnya untuk menerapi dirinya, menghilangkan jiwa kelam yang dulu menyelimuti masa lalunya. Dan hanya karena alasan mencintai gadis itulah Henry mati-matian berusaha menyembunyikan masalalunya yang kelam.

 

            “Saranghae Han Mi-ya” ucap namja itu, dipeluknya tubuh Han Mi.

 

            “Nado saranghae Henry-ah” Han Mi menangis bahagia dipelukan namja itu, cinta tulusnya berbalas indah.

 

            “Terimakasih telah menerimaku apa adanya”

 

            “Hiks, tentu Henry-ah”

 

            “Tapi, bagaimana kau tahu tentang masa laluku chagie-ya?”

 

            “Aku mengetahuinya dari Si Won oppa”

 

“Oppa, boleh aku menanyakan suatu hal?”

 

            “Tentu, kenapa tidak”

 

            “Apa kau mengingat namja yang bersamaku tempo hari? Yang kau panggil dengan nama Liu Xian Hua?”

 

            Han Mi juga menyadari bahwa yeoja tadi memanggil Henry dengan sebutan Liu! Sama dengan nama yang diucapkan Si Won oppa tempo hari.

 

            “Iya, kenapa dia Han Mi-ah?”

 

            “Dia, . . emm, apa kau mengenalnya secara pribadi?”

 

            “Tentu saja, dia dulu adalah pemilik apartement yang sekarang kau tempati, namun setelah pada suatu malam dia yang saat itu tengah berada dalam pengaruh alcohol tanpa sengaja menyebabkan semua anggota keluarganya meninggal”

 

“ aku yang tinggal tepat di sebelah apartement mereka mengetahui dengan jelas saat Henry dimarahi oleh appa, eomma, bahkan kakak laki-lakinya karena sifat dan kebiasaanya yang buruk, hingga dengan kalap Henry menembak mereka satu persatu dan menyebabkan dia harus mendapat hukuman penjara selama dua tahun lamanya” lanjut Si Won oppa menjawab misteri yang menyelubungiku.

 

Han Mi menceritakan pembicaraannya dengan Si Won oppa, hal yang membuatnya mengerti alasan Henry bersikap aneh dan tidak mempunyai teman disekolah mereka.

 

“Kita mulai semua dengan lembaran baru, okeh? Dan aku yang akan menemanimu merajut indahnya masa depan yang menanti kita” ucap Han Mi pada Henry, membuat namja itu tersenyum dan tak hentinya bersyukur bisa mendapatkan cinta tulus dari yeoja itu.

 

Mungkin masa depan tidak akan pernah hadir tanpa masa lalu,.

Tapi itu bukan berarti kita harus terpacu pada apa yang terjadi di masa lalu bukan?

Selalu ada kesempatan untuk menjadi manusia yang lebih baik kedepannya

Selama jantung masih berdetak, dan selama darah masih mengalir apa yang tidak mungkin  kita lakukan untuk mencapai kemilau masa depan yang indah?

Selalu ada jalan, percaya dan berusahalah!

 

The End

 

NB : maaf buat keterlambatannya >_< selama puasa ngetik jadi mud”an! *Ngik*

 

Dpast

2 thoughts on “D’ Past // Oneshoot

Tinggalkan komentar