WAITING FOR YOU part 1

Cast :

@ Hyun young Rainbow

@ Donghae Super Junior

@ Minho Shinee

@ Hyuna 4Minute

Author : OREN (FB: Ulfa Mutmainnah kissmelf)

Genre : romance

Lenght : two shoot

Backsound : beautiful by super junior donghae

Anneyong…

Author oren comeback stage (^o^).v *apaan sih bahasanya??*

isi FF ini masih menyangkut masalah cinta-cintaan. Biasalah…^^

Jangan lupa tinggalkan komen kalian ya,author sangat mengharapkan itu..

Sekedar mengingatkan,baca FF ini sambil dengerin lagunya donghae biar lebih seru….

Aku lg sk bnget ma lgu ini,bkin ketagihan..

Nb : tolong ya,FF ini jangan dicopas karena ini hasil pemikiran author sendiri. Tolong dihargai..

Yang meng-copas FF tanpa izin dari author sama saja dengan tidak punya imajinasi sendiri alias PLAGIATOR!

Ok deh,cuap-cuap author mpe disini dulu,berikutnya…..silahkan membaca^^

***

‘hei..awas!!!’ seseorang tiba-tiba menarik tanganku dan menarikku kepelukannya.

Aku sontak terkejut karena hampir saja salah satu mobil yang sedang melaju kencang,menabrakku. Masih sempat kudengar teriakan terkejut hyuna diseberang sana,tidak jauh dari tempatku berdiri bersama orang yang tadi menyelamatkan nyawaku. Kenapa jangtungku tiba-tiba berdetak dengan kencang seperti ini?kenapa aku merasa nyaman dipelukan orang ini? pertanyaan itu terus muncul dipikiranku. Tapi kenapa pelukan orang ini terasa erat?atau hanya perasaanku saja?

‘kau tidak apa-apa?kau ini bodoh ya!!apa kau sudah bosan hidup?!’ tanya orang yang tadi menarik tanganku sambil melepaskan pelukannya dengan kasar. Aku hanya diam dan melihat wajah orang itu,mataku langsung membulat begitu melihatnya. Pria ini,bukankah dia…kenapa wajahnya sangat tidak asing? Aku terus menatapnya tak berkedip. Dia terus saja membentakku,diwajahnya terlihat jelas sangat mencemaskanku bahkan menurutku terlalu berlebihan untuk orang yang baru pertama kali bertemu.

‘hei..apa kau mendengarku?’ tanyanya kesal melihatku memandanginya terus.

Aku tersadar dari lamunanku,’eh..?apa kita pernah bertemu?’ tanyaku dengan polos.

‘apakah kau ini bodoh?kau hampir saja mati tadi tapi kau malah bertanya apakah kita pernah bertemu…kau benar-benar..’ dia tidak melanjutkan kata-katanya,sepertinya dia sangat kesal padaku.

‘apa aku salah?baiklah..terima kasih karena sudah menyelamatkan nyawaku.apa sekarang sudah benar?kau tidak perlu sekasar itu padaku..’

Pria itu hanya menatapku dengan kesal dan langsung meninggalkanku begitu saja tanpa berkata apapun.

‘huh,padahal kan aku hanya bertanya padanya tapi kenapa dia langsung kesal seperti itu?huh..’ cibirku sambil terus melihat pria itu menghilang dari pandanganku.

‘hyun young!’ panggil hyuna. Aku membalikkan badanku melihat hyuna yang sedang berlari ke arahku dengan wajah cemas. ‘apa yang kau lakukan tadi?!apa kau sudah gila?!seenaknya saja menyebrang jalan seperti itu..’

‘hyunaa..aku baik-baik saja,lihatlah..’ kataku sambil berputar-putar didepannya untuk memastikan kalau aku masih baik-baik saja tanpa luka  lecet sedikitpun.

Kulihat hyuna sedikit bernafas lega melihatku baik-baik saja. ‘kau ini kenapa?kenapa menyeberang jalan tanpa melihat dulu tanda untuk jalan?aku tadi takut sekali melihat mobil itu,tapi untunglah seseorang langsung menolongmu…eh,pria yang menolongmu tadi mana?apa dia sudah pergi?’ Hyuna langsung celingak-celinguk mencari-cari pria yang tadi menolongku.

Pertanyaan hyuna langsung mengingatkanku pada pria yang tadi sempat menolongku. Wajahku langsung berubah cemberut. Hyuna yang melihatku,heran dengan ekspresi wajahku.

‘pria yang aneh!’ aku mendengus kesal.

Dahi hyuna berkerut,’ada apa?’

‘dia memang sudah menolongku tapi dia kasar sekali’

Hyuna hanya menggelengkan kepalanya.

‘hyun young…’ panggil hyuna.

‘hm?’ aku langsung menghentikan langsung menghentikan langkahku dan berbalik menatap hyuna yang sepertinya ingin bertanya sesuatu padaku tapi dia terlihat ragu.

‘ada apa?’

‘kau belum menceritakan padaku,kenapa kau tiba-tiba menyeberang jalan seperti itu?’

Aku terdiam sejenak dan menarik nafas sebelum mengatakan kepadanya.’aku seperti melihat seseorang yang kukenal.., ucapakanku terhenti sejenak. Hyuna kini terlihat serius mendengarkanku.

‘saat melihat orang itu,aku merasa pernah melihatnya oleh sebab itu aku mengejarnya seperti orang gila sampai tidak melihat tanda lalu lintas..aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa seperti itu,tubuhku langsung bergerak begitu saja..hyuna,apakah kau tahu siapa orang itu?’

Hyuna terlihat gugup mendengar pertanyaanku yang tiba-tiba padanya,’a-aku?ah..aku tidak tahu,tapi mungkin itu berhubungan dengan masa lalumu’

‘benarkah?kenapa sampai saat ini aku masih tidak bisa mengingatnya?’ mataku menerawang ke jalan didepanku. Kurasakan kepalaku mulai sakit lagi. aku memegang kepalaku menahan sakit.

‘kau tidak apa-apa?apa perlu kita kerumah sakit sekarang?’ tanya hyuna khawatir.

Aku mencoba menahan sakit di kepalaku,’tidak apa-apa…’

‘hyun young..jangan berusaha mengingatnya,kepalamu akan tambah sakit jika kau terus berusaha mengingat masa lalumu’

‘aku tahu..tapi akhir-akhir ini,kenangan-kenangan masa lalu yang sepertinya milikku itu selalu muncul begitu saja,meskipun aku tidak berusaha mengingatnya,bahkan kini lebih sering dibanding dulu..’

‘ini sudah 3 tahun,kurasa itu wajar..mungkin perlahan-lahan kau bisa mengingat kenangan itu lagi.. ‘sebaiknya kita langsung pulang,kau butuh istrahat..’

Aku hanya mengangguk.’hyuna..’ panggilku pelan

Hyuna memandang ke arahku sambil tersenyum,’ada apa?’

‘kenapa aku tidak bisa mengingatnya?sepertinya itu kenangan yang sangat penting,tapi kenapa aku tidak bisa mengingatnya?’ ucapku pelan. ‘terkadang aku merasa,kenangan-kenangan yang muncul itu milikku tapi setelah aku berusaha mengingatnya,kenangan itu semakin menjauh dan bahkan tidak terlihat sama sekali.aku jadi ragu,apakah kenangan itu benar-benar milikku atau bukan,karena jika itu milikku,aku pasti bisa mengingatnya’ saat itu kurasakan mataku mulai berkaca-kaca dan dalam hitungan detik,air mataku sudah membasahi pipiku.

Hyuna memandangku dengan sedih,dia meraih bahuku dan memelukku.’sudahlah..suatu saat kau pasti akan mengingatnya..aku yakin itu,tanpa kau berusaha mengingatnya,kenangan itu pasti akan kembali padamu..’

Aku hanya mengangguk dan terus menangis.

***

‘hujan…’ gumamku sembari menengadahkan wajahku ke atas melihat hujan yang jatuh dari langit. Ada rasa hangat saat melihat hujan itu dan tanpa sadar tanganku sudah menyentuh hujan yang jatuh dari atas mengenai atap tempatku berlindung. Aku menadahkan kedua tanganku menampung hujan. Sesaat kemudian,aku sudah asyik memainkan hujan yang jatuh ke tanganku. Hujan itu indah. Begitulah pendapatku.

‘kau sepertinya sangat menyukai hujan’

Aku tersentak kaget dan langsung berbalik ke arah suara itu. aku tertegun melihat pria yang sekarang berdiri di depanku dan melihatku. pria itu adalah pria yang pernah menolongku saat sebuah mobil hampir menabrakku.

‘kau?’ aku menatapnya heran. Kenapa pria itu ada disini?apakah dia juga kuliah di kampus yang sama denganku?.

‘kenapa?kau tidak perlu bereaksi seperti itu’ katanya cuek. Dia berjalan menghampiriku dan berdiri disampingku tanpa memandangku.

‘kenapa kau bisa ada disini?apa kau mengikutiku?’ aku masih tak percaya kalau pria itu adalah dia.

‘mengikutimu?’ dia tersenyum sinis memandangku,‘jangan berlebihan..aku juga kuliah di kampus ini’

Aku hanya mencibir padanya mendengar jawabannya. Kulirik jam tanganku dan kembali melihat keluar halaman yang basah karena hujan. Pandanganku beralih padanya,kulihat dia juga sedang asyik menatap hujan. Pandangannya saat melihat hujan sangat berbeda,dia terlihat senang sepertiku saat melihat hujan itu.

30 menit berlalu,kami hanya berdiri dan tidak satupun yang mengeluarkan suara. Hujan pun belum berhenti. Akhirnya,aku memutuskan untuk menerobos hujan ini sampai ke halte bis. Jarak halte dengan kampus tidak terlalu jauh,meskipun sedikit basah tapi aku sudah bertekad daripada menunggu lama ditempat ini. aku mengambil buku dari tas untuk kujadikan sebagai pelindung agar kepalaku nanti tidak basah.

‘apa kau ingin menerobos hujan dengan keadaan seperti itu?’ tanyanya sembari melihatku yang sudah memegang bukuku bersiap untuk pergi.

‘apa boleh buat,aku tidak mungkin menunggu disini tanpa melakukan apapun kan?’

‘kau bisa sakit’

Aku tidak peduli dengan kata-katanya dan langsung mengambil ancang-ancang untuk berlari tapi tiba-tiba saja dia langsung menarik lenganku. ‘kenapa?’ tanyaku kesal.

‘kau benar-benar keras kepala’ baru saja aku ingin membantahnya,dia sudah melepaskan mantelnya dan langsung memakaikannya di kepalaku.’pakai ini,ini bisa menutupi kepalamu daripada buku itu..’ ucapannya terdengar lembut. aku tidak tahu harus berkata apa dengan sikapnya yang tiba-tiba itu.

‘kenapa diam saja?’

‘kau tidak ikut bersamaku?’

‘aku juga bisa pergi sendiri’

Aku tersenyum,buku yang tadi kupegang kembali kusimpan didalam tasku. Ku ambil mantel diatas kepalaku dan memayungi kepalanya juga dengan mantel itu. dia sedikit terkejut.

‘kalau begitu,ayo pergi bersama-sama..mantel ini muat dipakai berdua’ kataku tersenyum.

‘tidak usah..kau pakai saja sendiri’ tolaknya dan melepaskan mantel itu dari kepalanya.

‘jangan membantah,pakai saja.kalau kau menolak,aku juga tidak akan memakainya!’ ancamku,dia terdiam. Sepertinya,ancamanku berhasil. Aku langsung menarik tangannya dan memakaikan kembali mantel itu dikepalanya.

‘ayo..’ ajakku sembari tersenyum. Wajahnya terlihat kesal tapi akhirnya dia juga ikut berjalan bersamaku.

Kami setengah berlari menuju halte bus. Walaupun sedikit basah,akhirnya kami sampai juga di halte itu. aku langsung mengusap tubuhku yang sedikit basah karena hujan sepanjang perjalanan tadi. Begitupun dengannya.

Perlahan-lahan kurasakan badanku mulai kedinginan. Seperti mengetahui kondisiku,dia langsung menggosok-gosokkan kedua tangannya kemudian memegang tanganku. Tangannya sangat hangat. Jantungku tiba-tiba berdetak kencang dengan perlakuannya yang tiba-tiba itu. hatiku merasa hangat bersamanya. aku menatapnya,terus menatapnya namun dia tidak ikut memandangku. Dia hanya diam dan menatap ke depan.

‘kenapa..?’ pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulutnya tanpa melihatku.

‘apa..?’ sedikit ragu dengan pendengaranku

Dia melihatku dengan tatapan datar,’kenapa kau menyukai hujan?’

‘entahlah..aku menyukainya tapi aku juga tak tahu kenapa aku menyukainya’

Aku melihat ekspresi wajahnya yang tiba-tiba menjadi serius.

‘sepertinya itu sudah lama sekali.., aku menghentikan kata-kataku sejenak. Kuulurkan satu tanganku memainkan hujan yang jatuh didepanku dengan jemari tanganku.

‘hujan..seperti mengingatkanku pada seseorang,walaupun aku tak tahu siapa dia tapi aku merasa mengenalnya..dan perasaanku menjadi hangat..’ lanjutku.

Pria itu sedikit tersentak mendengar perkataanku. sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu tapi ada keraguan dalam hatinya sehingga dia memilih untuk diam.

‘kau juga sepertinya..menyukai hujan..’ kataku ragu-ragu. Hening. Tak ada tanggapan darinya. Kulihat dia hanya menatap langit yang kini telah berubah warna menjadi sedikit hitam.

‘aku menyukai hujan karena gadis itu..’ akhirnya dia membuka suara. Aku sedikit terkejut dengan ucapannya.

‘gadis itu?’ kuberanikan diri untuk bertanya tentang gadis yang ia maksud walaupun dalam hatiku sempat bertanya-tanya apakah gadis itu adalah kekasihnya.

Ekspresi wajahnya kembali serius. ‘dia gadis yang kusayangi..dia juga menyukai hujan sepertimu..’ dia terlihat senang saat mengatakan tentang gadis yang disayanginya itu karena kini dia terlihat tersenyum. sepertinya aku baru pertama kali melihat senyumnya tapi perasaanku mengatakan kalau aku pernah melihat senyuman itu.  stop hyun young!kau tidak boleh memaksakan diri untuk mengingatnya! Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Untungnya dia tidak melihatnya.

‘lalu gadis itu sekarang dimana?’

Dia memandangku sekilas kemudian mengalihkan pandangannya ke depan jalan. Hujan semakin deras.

‘entahlah..dia mungkin sudah tidak mengingatku atau bahkan mungkin sudah melupakanku..’

‘kenapa?bukankah kau sangat menyayanginya?tidak mungkin dia bisa melupakanmu begitu saja’

Lagi-lagi dia terdiam mendengar ucapanku.

‘bagaimana gadis itu bisa setega itu…, belum sempat aku meneruskan perkataanku,tiba-tiba kepalaku terasa berat dan sakit. Aku merasa pusing. Aku memegang kepalaku menahan sakit.

Dia sangat terkejut melihatku seperti itu. samar-samar aku melihat kenangan-kenangan itu lagi. semuanya tampak kabur. Aku berada disuatu tempat. Ada seseorang disana,tapi aku tidak bisa melihat wajahnya.

Siapa?apakah itu aku? Aku terus menahan sakit. Bayangan itu muncul lagi. siapa orang itu?siapa orang yang bersamaku itu? aku masih sempat melihat gadis yang wajahnya mirip denganku itu terlihat bahagia bersama orang itu. belum sempat aku melihat wajah orang itu,pandanganku langsung berkunang-kunang dan akhirnya aku tidak mengingat apa-apa lagi. samar-samar kudengar pria itu memanggilku. Hyun young..!hyun young…!… dan perlahan-lahan suara itu menghilang.

***

Aku bermimpi. Menurutku itu mimpi buruk sekaligus mimpi yang aneh. Keringatku membasahi pakaian yang kukenakan. Mimpi itu membuatku ketakutan. Aku langsung terbangun dari tidurku. Dengan nafas yang tersengal-sengal dan jantungku yang langsung berpacu dengan cepat,aku mencoba mengingat kembali mimpi yang baru kulihat. Siapa gadis itu?apakah dia adalah aku?apakah ingatan itu milikku?

Kesadaranku belum sepenuhnya pulih dan kepalaku terasa pening. Aku memandang seisi ruangan tempatku berbaring. Aku mengenali ruangan ini,kamarku. Yah,aku berbaring diranjang kamarku sendiri. Tapi kenapa aku bisa sampai disini? Aku mencoba mengingat-ingat bagaimana bisa aku sekarang berada di kamarku. Aku memutar-mutar otakku untuk mengingatnya,tapi kepalaku seperti tidak menginginkannya. Setiap aku mencoba untuk mengingat,kepalaku akan terasa nyeri. Yang muncul dalam ingatanku hanya saat aku jatuh pingsan dan seseorang yang memanggil namaku.

Tok..tok..tok..!

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah pintu kamarku. Cklek! Pintu kamarku terbuka,ibu tersenyum padaku dan masuk kedalam kamarku sambil membawa sebuah nampan yang sudah terisi makanan. Aku berusaha mencoba duduk di atas ranjang.

‘kau sudah sadar..kau pasti sangat lapar sekarang’ ibu meletakkan nampan itu di atas pangkuanku.

Tidak berapa lama kemudian,hyuna juga ikut masuk ke dalam kamarku.

‘kau sudah bangun?kau tidak apa-apa?’ hyuna mencemaskanku,setelah melihatku benar-benar  baik-baik saja,wajahnya langsung berubah. ‘hhh,aku tak percaya kau sampai pingsan di halte bis..sudah berapa kali kukatakan padamu,jangan berusaha mengingatnya…!’ aku tahu hyuna benar-benar mencemaskanku makanya dia berkata seperti itu padaku.

‘maafkan aku sudah membuatmu cemas…’ ucapku dengan perasaan bersalah.

‘sudahlah hyuna,biarkan dia memakan makanannya dan kembali istrahat..’

Wajah hyuna langsung cemberut. Dia tidak berkata apa-apa lagi dan langsung pergi dari kamarku. aku tersenyum kecut melihat tingkahnya.

‘ibu tahu siapa yang telah membawaku kesini?’ tanyaku. Ibu sedikit ragu untuk mengatakan padaku,seperti ada sesuatu yang disembunyikannya.

‘ibu…apa ada yang ibu sembunyikan dariku?’

‘kenapa kau bertanya seperti itu?’

‘entahlah..aku hanya merasa ibu dan hyuna menyembunyikan sesuatu dariku..’

‘yang membawamu kemari adalah temanmu katanya dia sekampus denganmu…’

‘benarkah?ibu bertanya siapa namanya?’ tanyaku antusias. Aku langsung teringat pada pria yang memberikan mantelnya untukku dan ikut menunggu bis bersamaku. Walaupun aku pernah berbicara dengannya tapi sampai saat ini aku belum tahu namanya. Aku merasa aku pernah bertemu dengannya sebelumnya,untuk itulah aku sangat ingin tahu namanya.

Ibu terlihat ragu-ragu tapi kemudian dia berkata,’dia tidak menyebutkan namanya..’

Aku menelan kekecawaanku. ‘…benarkah…?’ semangatku langsung hilang begitu saja.

Ibu hanya terdiam memandangku.

‘sudahlah…jangan terlalu dipikirkan,tanyakan saja besok padanya.bukankah kalian satu kampus?’ ibu mencoba menghiburku.

Aku hanya mengangguk pelan.

***

‘kau sudah sehat?’

Aku menoleh kebelakang dan melihat seorang pria yang sekarang sedang berjalan mendekatiku.

Dahiku berkerut. Dari mana dia tahu kalau aku sakit?apa dia mengenalku?

Kecelakaan 3 tahun yang lalu membuatku tidak ingat orang-orang di sekitarku ataupun orang-orang yang pernah mengenalku. Aku saja sampai lupa dengan ibu dan juga hyuna di awal kecelakaan itu.

‘maaf,apa kau mengenalku?’ tanyaku memandang pria yang kini duduk disampingku.

Pria itu hanya tersenyum memandangku. aku menjadi semakin bingung.

‘choi minho..kau bisa memanggilku donghae…’ pria di depanku langsung mengulurkan tangannya sembari tersenyum manis.

‘tentu saja..aku tidak mungkin memanggilmu oppa,kita kan seumuran’ aku berkata dengan nada ketus. Walau begitu,kuulurkan juga tanganku.’hyun young..’ balasku.

‘tapi minho..apa kau mengenalku?’ tanyaku sedikit penasaran,darimana dia tahu kalau aku sakit.

‘kita kan sudah berkenalan…’ jawabnya dengan santai.

Aku mencibir,’itu,aku tahu…!’ dia malah tertawa melihatku.’darimana kau tahu kalau aku sakit?’ tanyaku lagi.

‘aku mengenalmu,hanya saja kau sudah melupakanku’

‘benarkah?apa kita pernah bertemu sebelumnya?’

Minho hanya mengangguk pelan. Wajahnya kini berubah serius,aku tak tahu apa yang membuatnya seperti itu dan aku juga tidak berani bertanya lebih lanjut walaupun dalam hatiku sedikit penasaran dengannya. apa kita memang pernah bertemu sebelumnya? Aku melirik sekali lagi padanya,tapi dia tidak menyadarinya. Wajahnya tetap serius,seperti memikirkan sesuatu.

***

Akhir-akhir ini aku tidak pernah lagi melihat pria itu. sejak saat aku jatuh pingsan,aku juga tidak pernah bertemu dengannya lagi sampai saat ini. aku juga tidak pernah melihatnya di kampus.

‘hhh,apa dia benar-benar kuliah disini..?’ desahku.

Tiba-tiba pundakku seperti di sentuh oleh seseorang. Aku langsung berbalik dan melihat donghae sedang tersenyum manis padaku. Aku membalas senyumannya.

‘sepertinya kau sedang menunggu seseorang..dari tadi aku melihatmu melirik kesana kemari seperti sedang mencari sesuatu..’ kata minho yang sekarang sudah duduk disampingku.

‘apa?ah..tidak,aku hanya merasa bosan saja’ jawabku gugup

‘huh,benarkah?’ minho menatapku tanpa berkedip menggodaku yang membuatku salah tingkah.

‘benar…tidak ada apa-apa!’ aku berusaha menyembunyikan apa yang sedang kupikirkan saat ini. berhasil,minho tidak lagi mendesakku. Dia duduk tenang lagi disampingku. Aku menarik nafas lega.

‘aku juga sedang bosan’

‘hei minho..kau bisa mencari tempat yang lain?aku sedang ingin sendirian..’

‘kenapa?apa aku juga tidak boleh duduk disini?lagipula aku malas ke tempat lain..sepertinya pemandangan dari sini cukup bagus..dan aku mau menemanimu disini’ ucap minho tersenyum. aku benar-benar sedikit terkejut dengan jawabannya. Dia selalu berkata tanpa memikirkan perasaan orang. Selalu berbicara terbuka.

‘ish..apa-apaan dia..berkata seperti itu..’ aku hanya menggerutu dalam hati. Dan lagi-lagi dia hanya tersenyum melihatku yang mencibir padanya.

Hening.

‘aku tahu kau mengalami kecelakaan 3 tahun yang lalu…’ ucapnya setelah tak ada satupun dari kami yang berbicara.

Aku berbalik melihatnya. Ternyata dia juga tahu tentang kecelakaan itu..

Minho kini memandangku sambil tersenyum,’tatapanmu padaku seperti sedang berkata kalau aku juga tahu tentang kecelakaan yang menimpamu..’

Aku langsung mengalihkan pandanganku ketempat lain.

‘kau pernah bilang padaku apa aku mengenalmu,dan aku berkata ya..aku memang mengenalmu hyun young..jauh sebelum kecelakaan itu,tapi sekarang kau malah tidak mengingatku..aku sedikit kecewa’

Sedikit terkejut dengan pengakuannya,aku menatapnya dengan pandangan shock. Aku tak menyangka kalau dia sudah mengenalku sebelum kecelakaan itu. selama ini,minho tidak pernah mengatakan apapun padaku dan sekarang…

***

Udara pagi benar-benar membuat hati terasa nyaman. Sebentar lagi musim dingin tiba jadi pasti tidak ada waktu lagi untuk berolahraga seperti ini. Aku terus berlari-lari kecil disekitar taman. Untunglah hari ini hari libur jadi aku bisa sedikit bersantai. Setelah merasa lelah,kuputuskan untuk beristrahat sebentar di bangku taman sembari menikmati sekeliling taman ini. tiba-tiba,mataku terpaku pada sosok pria yang sangat kukenal. Pria yang selama ini selalu berputar-putar di pikiranku. Dia juga sedang memandang kearahku. Mata kami saling bertatapan. Sepertinya dia juga berolahraga di sekitar sini.

Aku beranjak dari tempat dudukku dan ingin menyapanya tapi pria itu seperti menghindariku. Dia berlalu begitu saja tanpa memperdulikanku. Aku terpaksa harus mempercepat langkahku agar bisa mengejarnya.

‘hei!tunggu…!tunggu aku..!’ aku berlari mengejarnya. Pria itu tidak berlari tapi aku merasa lelah mengejarnya. Mungkin rasa lelahku belum hilang tadi dan sekarang ditambah lagi dengan mengejar pria itu.

‘hei!!…’ teriakku hampir kehabisan nafas. Hosh.hosh.hosh. aku sudah tidak tahan,kuputuskan untuk tidak lagi mengejarnya.’hei!!..hhh,aku lelah mengejarmu!..hhh..berhenti sebentar…apa..apa kau tidak kasihan padaku…?!!hhh…’ aku terduduk sambil memegang perutku yang terasa kram. Pria itu tiba-tiba berhenti dan berbalik melihatku. dia berjalan menghampiriku.

Aku mendongakkan kepalaku melihatnya. Pria itu sudah berdiri disampingku.

Aku tersenyum menyapanya,’hai..kita bertemu lagi…’ kataku. Sepertinya basa basiku tidak mempan karena dia sama sekali tidak bergeming dan hanya menatapku dengan ekspresi wajah datar.

‘oh ya..apa yang kau lakukan ditempat ini?apa kau tinggal disekitar sini?’ tanyaku lagi tak menyerah.

‘iyya..’ hanya itu yang keluar dari mulutnya. Tapi aku cukup senang mendengarnya setidaknya dia menjawab pertanyaanku.

Aku mencoba bangkit walaupun perutku masih agak sedikit kram.

‘kau tidak apa-apa?’ tanyanya. Wajahnya terlihat khawatir,tapi aku senang melihatnya mengkhawatirkanku.

Aku menggeleng.’aku juga tinggal disekitar sini’

‘aku tahu’

Aku sedikit terkejut dengan perkataannya. Dia tahu kalau aku juga tinggal disekitar sini?tapi,darimana dia tahu?’. ‘bagaimana kau tahu aku tinggal disini?’

‘aku hanya tahu saja’ jawabnya santai

Walaupun sedikit penasaran,aku tidak berniat untuk bertanya lagi. jika ini diteruskan,kami akan terlihat seperti tanya jawab yang membosankan karena dia hanya menjawab dengan sepatah dua kata.

Dia berbalik berjalan meninggalkanku tapi kali ini sepertinya dia sedikit memperlambat langkahnya sehingga aku bisa berjalan bersamanya.

Lagi-lagi dia menjadi pendiam. Saat terakhir bertemu dengannya,dia mengacuhkanku dan kali inipun seperti itu. seperti sudah menjadi kebiasaannya. Pria ini terkadang membuatku kesal. dia terkadang-kadang bisa berubah hangat tapi terkadang bisa berubah dingin dalam waktu sekejap.

‘mmm..terima kasih kau sudah mengantarku waktu itu..’ ucapku berusaha memulai percakapan dengannya,tapi dia sama sekali tidak menoleh padaku dan hanya terus berjalan. Pria ini benar-benar…

‘hei…’ aku menghentikan langkahku dan memanggilnya. Pria itu berbalik,seperti mengatakan ada apa?

‘apa kau tidak mendengarkanku?’ tanyaku kesal

‘aku mendengarnya,kau mengatakan terima kasih karena sudah mengantarmu kan?’

Wah,dia benar-benar mendengarnya. ‘aku pikir..kau tidak mendengarkanku’ aku langsung cemberut.

‘aku selalu mendengarkanmu…’

Aku tersentak kaget dengan ucapannya. Wajahnya terlihat serius. Pria itu menatapku dengan lembut. Deg! Tatapan ini…kenapa dengan tatapan ini..jantungku tiba-tiba berdetak kencang..

Aku menyentuh dadaku yang kini berdegup kencang. Perasaan apa ini?kenapa aku tiba-tiba merasa seperti ini?

‘hei..’ panggilnya membuyarkan lamunanku. ‘kau tidak apa-apa?’ tanyanya cemas

Aku hanya menatapnya tanpa berkata apapun dan entah kenapa,tiba-tiba air mataku jatuh begitu saja tanpa kusadari. Meskipun dia terlihat acuh tak acuh,tapi kenapa sikapnya padaku terkadang membuatku bisa merasakan kehangatannya?tatapannya saat mencemaskanku terlihat tulus.

‘kau tidak apa-apa?’ tanyanya lagi. ‘jangan menangis..tolong jangan menangis..apa aku berbuat salah padamu?tolong jangan menangis…’pintanya. Nada suaranya terdengar lembut.

Aku menggeleng dan terus saja menangis. Aku juga tak tahu kenapa air mataku tidak bisa berhenti menangis. Ucapannya yang lembut itu membuat hatiku sakit. Aku seperti pernah mendengar ucapan itu sebelumnya. ‘aku juga tak tahu kenapa aku menangis,air mataku jatuh begitu saja..hatiku tiba-tiba merindukan seseorang dan aku sedih karena tidak bisa mengingatnya…’

Tiba-tiba pria itu langsung memelukku. Aku tersentak kaget dengan perlakuannya dan entah kenapa tubuhku juga tidak menolaknya.

‘kumohon jangan menangis lagi..hatiku ikut sakit jika kau seperti ini…’ ucapnya lembut sembari mengusap kepalaku,berusaha menenangkanku. Meskipun aku tidak mengerti maksud ucapannya,entah kenapa ucapannya bisa membuatku sedikit tenang.

‘kau tidak perlu berusaha mengingatnya jika memang kau tidak bisa’ ucapnya lagi. ‘sebaiknya,kau tidak usah memikirkanku atau mencariku lagi…’ pria itu melepaskan pelukannya dan pergi begitu saja meninggalkanku. aku hanya diam terpaku ditempatku.

***

‘dasar bodoh hyun young..!bodoh.bodoh.bodoh…!kenapa kau tidak menanyakan namanya?kalian lama berbicara tapi kenapa kau sampai lupa menanyakan namanya?!dasar bodoh!’ aku berulang kali memukul-mukul kepalaku dan menggerutu tidak karuan.

‘hei..ada apa denganmu?apa kau tidak kasihan dengan kepalamu?aku saja kasihan melihatnya..’

Aku tersentak kaget dan menyadari kalau minho kini sudah ada disampingku melihatku bertingkah bodoh.

‘bukan urusanmu..’ kataku kesal sembari membuang muka menahan malu karena minho sudah melihatku.

‘kau tidak perlu malu seperti itu…’ goda minho. Aku mencibir.

‘sudah kubilang itu bukan urusanmu…!’

‘baiklah..baiklah…aku mengerti..’ minho tersenyum.

***

Dddrrt..!dddrrt..! Aku merogoh sakuku dan mengeluarkan ponsel dari dalam mantelku. Sebuah pesan masuk. Pengirimnya tidak diketahui. Aku langsung saja membaca pesan itu.

Hari ini ditaman jam 5,kita bertemu.

Aku mengernyitkan dahiku. Siapa yang menulis pesan seperti ini?kenapa orang ini seenaknya saja menyuruhku ke taman?apa dia mengenalku?ish..dasar orang yang aneh..

Sekali lagi kutatap nomor yang tidak kukenal itu di layar ponselku.‘Apa mungkin minho?ah..tidak mungkin,tidak mungkin dia..aku kan tahu nomornya’ kataku pada diriku sendiri.

Aku meletakkan ponselku begitu saja. lebih baik pesan itu kuabaikan saja. mungkin hanya orang yang iseng atau salah kirim.

‘hyun young…!’ aku mendengar suara hyuna yang mendekat ke kamarku.

Tidak sampai dalam hitungan menit,pintu kamarku terbuka dan kulihat sosoknya berdiri didepan pintu sambil tersenyum lebar padaku. Aku membalas senyumnya.

‘kau datang…’

‘ya ampun!kau masih belum berdandan?!’ serunya setengah kesal. aku langsung teringat kalau sejam yang lalu hyuna menelponku,katanya dia ingin mengajakku jalan-jalan sekalian ingin menunjukkan sesuatu padaku. Tapi,tadi kepalaku tiba-tiba sakit lagi sehingga aku membaringakan diri diranjang sampai akhirnya ketiduran dan baru bangun saat sebuah pesan yang masuk ke ponselku.

‘hehehe,maaf ya..aku ketiduran tadi…’ aku menjulurkan lidahku menggodanya.

Tampangnya cemberut tapi kemudian berubah kembali ceria.’ya sudah..cepat sana mandi dan bersiap-siap,hhh..kau benar-benar membuatku kesal…’

‘ok’ ucapku dan langsung melangkah menuju kamar mandi.

Aku melirik ke arah jam tanganku. Tinggal 15 menit lagi,hampir jam 5. Daritadi yang kukerjakan hanyalah melirik ke arah jam tanganku itu. entah apa yang kupikirkan tapi,pesan tadi membuatku penasaran dengan pengirimnya.

‘ada apa?apa kau punya janji hari ini?’ tanya hyuna. Sepertinya dia menyadari kalau dari tadi aku tidak terlalu menikmati acara jalan-jalan kami.

‘apa?ah..tidak,aku tidak punya janji hari ini’ bantahku. Walaupun dalam hatiku merasa gelisah.

‘benarkah?daritadi kau terus melihat jam tanganmu,jadi kupikir mungkin kau ada janji dengan seseorang..’

Aku benar-benar tidak bisa membohongi hyuna. ‘mm..bisakah…,

‘aku mengerti..kau boleh pergi sekarang’

‘tapi..aku…,

‘tidak apa-apa,aku tahu itu penting bagimu.jadi,pergilah..’ ucapnya sembari tersenyum. aku menjadi merasa bersalah padanya tapi melihatnya tersenyum seperti itu,perasaanku sedikit lega.

‘baiklah..aku pergi…tapi,kau bilang akan menunjukkan sesuatu padaku.apa itu?’

Hyuna terlihat berpikir sebentar dan kemudian tersenyum padaku.’mungkin ini belum saatnya..kau pergi saja,kapan-kapan aku akan memberitahukannya padamu’

‘hm..baiklah,aku pergi..!’ pamitku meninggalkan hyuna.

Hyuna terlihat menyembunyikan sesuatu dan sepertinya itu merupakan hal yang penting. Aku menggelengkan kepalaku,suatu saat hyuna pasti akan memberitahukannya padaku.

Aku berlari-lari kecil menuju taman. Dari jauh kulihat seorang pria yang sedang menunggu seseorang,tidak terlihat jelas karena aku hanya bisa melihat punggungnya. Setelah semakin dekat,aku berjalan pelan ke arahnya. Sepertinya dia mengetahui keberadaanku,dia berbalik. Aku terkejut melihat siapa orang yang sudah berdiri didepanku sekarang,pria itu lagi!dia menatapku,tapi aku langsung memperlihatkan kekesalanku padanya dan ingin pergi dari tempat itu,tapi dia langsung menahanku.

‘jangan pergi,kau sudah datang kemari jadi kenapa ingin cepat pergi?’ tanyanya santai.

Aku mendelik tajam ke arahnya.’siapa yang bilang kalau aku tidak usah mencari atau memikirkanmu lagi?apa kau lupa?’

Pria itu hanya tertawa. Ku akui melihatnya tertawa seperti itu membuatku melupakan rasa kekesalanku padanya. lagi-lagi jantungku berdetak dengan kencang. Ada apa denganku?pria ini selalu membuat jantungku berdetak kencang.

‘apa kau yang mengirim pesan untukku?’

Pria itu hanya mengangguk.

‘darimana kau tahu nomor ponselku?’

‘dari seorang teman..’

‘teman?siapa?’

‘nanti juga kau akan tahu sendiri’

Wajahku langsung cemberut,’huh,apa hal itu juga aku tidak boleh tau?’

‘kau terlalu banyak tanya hyun young…’

Aku terkejut mendengarnya menyebut namaku.’k-kau..kau tahu namaku?’ ingatanku langsung kembali ke saat dimana aku pingsan dan kudengar suara orang memanggil namaku.

‘tentu saja…itu suatu kebetulan’ dia menjawab dengan santai.

Aku diam saja mendengar jawabannya. Ku alihkan pandanganku ke arah lain.

‘namaku donghae..’ ucapnya pelan. Aku masih tidak menatapnya. Tapi entah kenapa,dada ini terasa sesak mendengar namanya. Nama itu seperti tidak asing lagi bagiku,aku mencoba untuk mencari-cari kenangan tentang nama itu tapi tidak berhasil,yang ada malah kepalaku yang sakit.

‘ada apa?apa kepalamu sakit lagi?’ tanyanya saat melihatku memegang kepalaku. Aku hanya mengangguk lemah. Dia langsung memapahku menuju bangku taman.

Suasana kembali hening. Kami diam dan asyik berkutat dengan pikiran kami masing-masing.

‘kenapa kau memanggilku kemari?’ aku membuka percakapan diantara kami.

Dia terdiam sejenak. ‘aku ingin bertemu denganmu untuk yang terakhir kalinya’

Aku terperangah mendengar jawabannya. Tidak percaya dengan apa yang kudengar.’apa maksudmu?’

Belum sempat dia menjawab pertanyaanku,tiba-tiba hujan turun deras sekali. Dia langsung menarik tanganku mencari tempat untuk berlindung. Kami benar-benar basah kuyup.

‘kau belum menjawab pertanyaanku’ aku kembali mengingatkannya tentang pertanyaanku tadi.

Dia tersenyum. ‘sudah lama sekali…sudah tiga tahun aku menunggunya disini..’

Aku benar-benar bingung dengan apa yang dia katakan,tapi aku tetap mendengarkannya.

‘tiga tahun waktu yang sangat lama kan?yah..gadis itu sudah melupakanku,melupakan semua kenangan tentangku dan aku..selama tiga tahun ini aku selalu menunggunya,berharap dia akan mengingatku dan menghampiriku tapi,semuanya sia-sia..’

Aku hanya mendengarkan setiap ceritanya walaupun sebenarnya aku belum mengerti apa yang dia katakan padaku. Tapi,melihat tatapan matanya yang seperti menyimpan kesedihan yang mendalam,membuat hatiku sakit.

‘pertama kali aku bertemu dengannya saat hujan turun.kami berdua sama-sama menyukai hujan..,dan untuk pertama kalinya aku menyukai seorang gadis seperti dia..’ dia terus membicarakan tentang gadis itu. aku tak tahu harus berkata apa padanya,sepertinya dia benar-benar sangat menyukai gadis itu.

Dia berbalik menatapku. lama sekali. Aku merasa kikuk ditatap seperti itu.

jika kau bertemu dengan gadis itu,katakan padanya kalau aku selalu menyayanginya dan akan selalu menunggunya..’

‘darimana kau tahu kalau aku akan bertemu dengannya?apa aku mengenalnya?’ tanyaku heran dengan sikapnya

‘kau pasti akan mengenalnya..’ ucapnya sembari tersenyum. aku semakin bingung.

‘kenapa bukan kau saja yang memberitahukan langsung padanya?kenapa aku?’

‘karena aku akan pergi jauh,mungkin tidak akan bertemu dengannya lagi’ jawabnya. Tatapannya kembali sedih.

‘kau mau kemana?apa kau akan pindah?’

Dia hanya menggeleng dan hendak pergi dari tempat itu. aku langsung menarik tangannya yang membuat langkahnya terhenti. Dia berbalik menatapku dengan tatapan heran.

‘apa kau sudah menyerah?’ tanyaku.

To be continued…

Tinggalkan komentar