I LOVE MY ANGEL, KYU! Part 3

I LOVE MY ANGEL, KYU! Part 3

Author                       : Whindalee

Cast                            :

–         Park Hye Jae (OC)

–         Kyuhyun as Angel Kyuhyun

–         Leeteuk as Hye Jae’s Oppa

–         Donghae as Donghae

Support Cast            :

–         Park Min Ho as Hye Jae’s appa

–         Park Min Young as Hye Jae’s eomma

–         Bisa kamu temukan sendiri

Genre                        : Family, Romance, Sad, Tragedy, Friendship & Brothership.

Length                       : Continue

Rating                        : PG-15

Sebelumnya..

“Katanya dia akan selalu melindungiku. Tapi, aku malah ditinggal sendiri sekarang! Ish..”, gumamku kesal.

Entah kenapa aku senang setiap dia ada di sampingku. Apa aku menyukainya? Andwe, andwe, dia adalah malaikat yang akan mencabut nyawaku nanti.

Dari kejauhan, aku melihat Donghae oppa sedang menunggu seseorang di depan kelasku. Dia pasti menungguku lagi.

“Sampai kapan dia akan menungguku seperti itu?”, batinku dan kulangkahkan kaki walaupun berat.

Aku merasa sedikit pusing, mungkin wajahku saat ini juga agak pucat. Aku terus berjalan dan tidak memperdulikan kondisiku, sekarang aku hanya ingin tersenyum pada semua orang.

Selanjutnya..

Donghae Pov

Donghae imnida.. ^^. Aku murid kelas 3 SMA dari sekolah Hyon Rim. Saat ini aku sedang menunggu yeoja kelas 2 di depan kelasnya. Ya, setiap pagi aku selalu menunggu dia. Namanya Hye Jae, jujur saja aku menyukai Hye Jae sejak pertama melihatnya. Dan pernah juga aku menyatakan perasaan ini padanya.

Namun, Hye Jae menolakku langsung dengan alasan dia tidak menyukaiku dan jika ia memiliki hubungan denganku maka dia hanya akan menyakitiku dan membuatku terluka nanti.

Aku tahu kenapa Hye Jae memberikan alasan seperti itu, karena dia memiliki penyakit  kelainan jantung dari kecil dan sewaktu-waktu penyakit itu bisa menghilangkan nyawanya. Dia tidak mau aku terluka karena aku akan ditinggal olehnya nanti.

Tapi perasaanku ini begitu tulus pada Hye Jae, aku tidak perduli dia sakit apa dan kapan dia akan pergi dariku, yang ku mau saat ini hanyalah ada disisinya.

“Sunbae, apa yang kau lakukan disini?”, tanya Hye Jae padaku sambil tersenyum.

“Kau menyapa dan tersenyum padaku, Hye Jae? Apa aku mimpi?”, ucapku dalam hati tidak percaya.

“Sunbae!”, panggilnya lagi membuyarkan lamunanku.

“Ah.. Ne.. Aniyo, aku hanya ingin melihatmu setiap pagi Hye Jae!”, jawabku bingung.

“Mwo? Kau mau memastikan kalau aku masih hidupkan, sunbae?”, sahutnya dengan senyuman manis.

“Aniyo aniyo.. Aku hanya..”

“He.. he.. he.. Gwaechanna sunbae! Aku hanya bercanda.”

“Tunggu, kau pucat Hye Jae!”, ucapku cemas saat melihat wajahnya yang pucat.

“Oh, itu hanya perasaan sunbae saja! Sudah sunbae aku masuk dulu.”, ujarnya tanpa menatapku dan meninggalkanku sendiri di pintu.

“Aku menghawatirkanmu, Hye Jae! Tapi aku senang bisa melihatmu tersenyum.”, gumamku pelan.

Meskipun aku merasa ada yang aneh dengannya, karena selama aku menunggu ia disini, Hye Jae tidak pernah menyapa atau tersenyum padaku seperti hari ini.

“Semoga senyummu itu bisa terus ada untukku, Hye Jae..”, ujarku dalam hati sambil berjalan menuju kelas penuh semangat.

Kyuhyun Pov

“Aish.. disini sungguh membosankan!”, ucapku pelan setengah kesal.

“Sebaiknya aku ke kelas Hye Jae! Disana pasti lebih menyenangkan.”, kataku dalam hati. Lalu aku membuat diriku menjadi dua. Satu terlihat dengan diriku yang masih menggunakan seragam dan satunya lagi tidak terlihat dengan wujud asliku berambut putih dan jas hitam rapi.

“Aahhh.. Aku bisa bebas kemana saja!”, ujarku senang. Kemudian akupun menuju kelas Hye Jae.

Saat sampai di sana, kulihat Hye Jae terduduk lemas dikursinya yang paling belakang dan pojok. Akupun menghampirinya dan duduk dikursi sebelahnya yang kebetulan kosong.

“Kau baik-baik saja?”, tanyaku.

“HAH!? Aish.. Kau mengagetkanku saja! Kau mau membunuhku ya?”, ucap Hye Jae dengan wajah yang sangat terkejut sambil memegang dadanya.

“Hye Jae…! Wae geudae?”, tanya Kangin songsaenim pada Hye Jae.

“Aniyo, songsaenim! Tadi hanya ada kecoa yang mengagetkanku!”, ucapnya bohong.

“Arraseo..”, ujar Kangin songsaenim yang kembali melanjutkan aktivitasnya.

“Ish! Enak saja kau menyamakanku dengan kecoa!”, ucapku kesal.

“……”, Hye Jae hanya diam. Aku mencoba membaca pikirannya, tapi aneh dia tidak memikirkan apapun saat ini.

“Hye Jae, wae? Kau sakit?”, tanyaku cemas.

“Kenapa kau disini? Apa mereka bisa melihatmu seperti ini?”, ucapnya mengalihkan pertanyaanku tadi.

“Kau lupa? Aku ini malaikat yang bisa melakukan apapun yang kumau.”, ujarku sambil menyilangkan kedua tanganku.

“Aish! Sudah berapa kali kau katakan itu? Terserah kau saja!”, sahutnya dingin.

Selama pelajaran berlangsung, kuperhatikan Hye Jae hanya diam seribu bahasa, tatapannya juga kosong.

“Kau sedang sedihkan, Hye Jae?”, batinku. Tiba-tiba kulihat Hye Jae meringis kesakitan.

“Benar kau tidak apa-apa? Wajahmu itu semakin pucat, Hye Jae!”, tanyaku khawatir saat melihat ekspresi wajahnya yang menahan sakit.

“Gwaenchanna..”

Ternyata yang memperhatikan Hye Jae bukan hanya aku, tapi teman-teman sekelasnya juga terlihat menghawatirkan keadaan Hye Jae. Walau mereka tidak menunjukannya, aku tahu mereka juga menyayangi Hye Jae.

“Sebaiknya kau kembali kekelasmu.”, ucap Hye Jae sangat pelan.

“Aish! Kau mengusirku? Aku mau disini saja. Kelasku itu membosankan! Arra?”, sahutku sambil memajukan bibirku.

“Kau menghawatirkanku bukan? Aku baik-baik saja. Kembalilah kekelasmu! Jebal..”, ujarnya menyamai bisikan.

“Arraseo.. Aku akan pergi!”, ucapku sambil beranjak dari tempat duduk.

“Pulang nanti kau tidak perlu kekelasku. Kita langsung bertemu di gerbang sekolah saja!”, pintanya.

“Ne..”, ucapku malas dan menghilang dari hadapan Hye Jae. Akupun kembali ketubuhku yang satunya lagi.

“Hye Jae, kau tiak bisa menyembunyikan kesedihanmu didepanku!”, batinku.

“YA! KYUHYUN! Kenapa kau melamun? Tolong kerjakan semua soal-soal ini!”, bentak Siwon songsaenim padaku yang membuat kami semua terkejut.

“Aish.. Sial!!”, dengusku kesal sambil mengaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal ini.

“Ne.. Songsaenim!”, jawabku sambil berjalan ke depan kelas.

Ting… Ting… Ting…

“Ah, akhirnya pulang juga! Aku tidak sabar mengambil video game itu! Kau yakin tidak mau ikut?”, ujar Ryewook merayuku lagi.

“Ne, aku tidak bisa.. Wookie! Mianhae!”, jawabku sambil memasukan buku-bukuku ke tas.

“Arraseo, tapi lain kali kau ikut ya!”, ajaknya lagi.

“Ne, akan kuusahakan! Mian, aku harus buru-buru!”, ucapku tergesa-gesa sambil berlari keluar kelas.

Author Pov

Kyuhyun pun segera berlari ke gerbang sekolah, setelah sampai di sana dia tidak melihat Hye Jae ada di tempat itu.

“Mungkin dia belum keluar kelas.”, batin Kyuhyun.

10 menit… 20 menit… 30 menit…

Sampai mobil Leeteuk datang menjemput mereka.

“Aigo.. Kenapa dia belum juga muncul?!”, ujar Kyuhyun mulai gelisah.

“Kyuhyun, Hye Jae oddieyo?”, tanya Leeteuk.

“Aku juga tidak tahu, hyung! Aku sudah menunggunya 30 menit disini. Kupikir dia ada pelajaran tambahan.”, ucap Kyuhyun seadanya.

“Mwo? 30 menit, Kyu? Kau tidak lihat sekolah ini mulai sepi?”, sahut Leeteuk pada Kyuhyun dengan suara agak tinggi.

“Mianhae, hyung!”, sahut Kyuhyun sambil menunduk merasa bersalah.

“Pabo, kenapa aku tidak kepikiran untuk mencarinya dulu sebelum Leeteuk hyung datang?”, batin Kyuhyun sambil memukul kepalanya sendiri.

“Kajja, kita cari Hye Jae!”

“Ne, hyung!”, sahut Kyuhyun berlari mengikuti Leeteuk.

“Hye Jae… Hye Jae…”, panggil mereka bersamaan. Mereka mencari Hye Jae dikelasnya, ruang songsaenim, dan kantin sekolah. Namun, belum juga menemukan Hye Jae.

“Mian.. Kalian mencari Hye Jae?”, tanya seorang namja yang masih ada di sekolah.

“Ne, kau lihat?”, sahut Leeteuk penuh harapan.

“Ani.. Kukira dia sudah pulang! Aku akan bantu kalian mencari, Donghae imnida!”, ujarnya sambil membungkukan badan.

“Ne, palli! Kita cari lagi, aku takut terjadi hal yang buruk pada Hye Jae.”, kata Leeteuk gelisah.

“Hyung, aku cari di kamar mandi!”, ujar Kyuhyun sambil berlari.

“Aku cari di lantai atas!”, sambung Donghae.

Merekapun sibuk mencari Hye Jae kemana-mana. Sampai…

“HYUNG…!!!”, teriak Kyuhyun sangat keras.

“Wae, Kyuhyun?”, sahut Leeteuk berlari menghampiri asal suara diikuti Donghae dengan nafas yang tersengal-sengal.

Seketika wajah Leeteuk dan Donghae berubah jadi terkejut saat melihat Kyuhyun menggendong Hye Jae dipundaknya dengan keadaan tidak sadar dan wajah yang pucat.

“Hye Jae, wae? Irona! Kyuhyun, kau menemukannya dimana?”, kata Leeteuk panik dan khawatir sambil mengelus-elus kepala Hye Jae.

“Aku menemukannya di kamar mandi, hyung! Saat kutemukan, dia sudah pingsan hyung!”, sahut Kyuhyun tidak kalah panik.

“Sebaiknya Hye Jae segera dibawa ke rumah sakit!”, usul Donghae dengan wajah yang cemas mengingatkan Leeteuk dan Kyuhyun.

“Ne… Palli!”, ujar Leeteuk membantu Kyuhyun yang sedang menggendong Hye Jae menuju mobil.

“Boleh aku ikut?”, tanya Donghae ragu-ragu.

“Arraseo.. Karena kau sudah membantu kami mencari Hye Jae. Gomawo!”, ucap Leeteuk terburu-buru.

“Ne, cheonmaneyo.”

Kyuhyun hanya tersenyum sinis saat mendengar Leeteuk mengucapkan terima kasih pada Donghae.

“Aku yang menemukan Hye Jae dan menggendongnya seperti ini malah dia yang mendapatkan ucapan terima kasih.”, umpat Kyuhyun kesal di dalam hati.

Lalu merekapun bergegas ke rumah sakit. Leeteuk yang membawa mobil pun seperti sedang kerasukan. Dia sama sekali tidak memperhatikan rambu-rambu yang ada, bahkan saat lampu merah pun langsung diterobosnya.

“Hyung, kita semua bisa mati kalau hyung membawa mobil seperti ini!”, bentak Kyuhyun seraya mengingatkan Leeteuk.

“Mian, saeng! Hyung takut kehilangan Hye Jae, jika kita tidak cepat!”, jawabnya yang terus focus ke jalan. Donghae tidak berkata apa-apa, tapi dia tidak pernah melepaskan pandangannya kearah Hye Jae yang ada di kursi belakang bersama Kyuhyun.

“Ya.. Apa yang kau lihat, Hae?”, tanya Kyuhyun ketus.

“Aniyo.. Kyuhyun-ah!”, sahut Donghae salah tingkah.

“Kau menyukainya kan?”, ujar Kyuhyun tanpa basa-basi.

“Mwo? A….. A……!”, kata Donghae gugup.

“Sudahlah! Aku tahu semuanya.”, sambung Kyuhyun kesal, terlihat sekali dari wajah Kyuhyun ada rasa cemburu saat ini.

“……..”, Donghae tidak mengatakan apapun.

Tiba di rumah sakit, Hye Jae pun segera dilarikan ke UGD.

“Uisa, tolong selamatkan dongsaengku! Jebal, uisa!”, pinta Leeteuk pada Uisa Yesung.

“Ne.. Akan kuusahakan yang terbaik, Leeteuk-ssi!”, jawabnya yang kemudian meninggalkan mereka ke dalam ruang UGD.

“Kyu, kau sudah menghubungi ajumma?”, tanya Leeteuk dengan mata yang merah menahan air mata.

“Sudah, hyung!”, sahut Kyuhyun singkat.

Tak lama setelah Kyuhyun menghubungi Park Min Young, dia pun datang dengan wajah yang sungguh cemas.

“Ottokhe? Hye Jae ottokhe? Kenapa bisa seperti ini, Teuki?”, ucapnya sambil menangis dan memukul-mukul Leeteuk.

“Eomma..! Mianhae, aku tidak bisa menjaga Hye Jae dengan baik! Aku ceroboh eomma, ini semua salahku!”, ucap Leeteuk yang kemudian memeluk eommanya.

Kyuhyun dan Donghae hanya bisa terdiam karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini. Pintu UGD pun terbuka, mereka semua menghampiri Uisa Yesung yang baru saja keluar dari ruang UGD.

“Saya harus mengatakan berita buruk ini!”, ujar Uisa Yesung pelan. Seketika semua wajah menjadi sangat terkejut dan seakan-akan tidak menerima apa yang akan dikatakan Uisa Yesung pada mereka semua.

“Tolong bicara yang jelas, uisa.”, ujar Min Young sambil menarik-narik baju Uisa Yesung.

“Ne.. Menurut pemeriksaan Hya Jae tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Hanya donor jantunglah satu-satunya cara yang dapat menolong Hye Jae!”, jelasnya.

“Mwo? Tolong tarik kembali kata-katamu barusan! Kau pasti bohong, uisa!”, sambung Donghae marah dengan menatap tajam Uisa Yesung. Donghae yang daritadi diam, akhirnya mengeluarkan suara juga.

“Mianhae… Memang itulah kenyataannya! Aku bukanlah Tuhan yang dengan mudah menentukan kapan nyawa seseorang akan di ambil. Tapi aku hanya ingin mengingatkan kalian berikanlah yang terbaik yang kalian punya untuk Hye Jae!”, tegas Uisa Yesung pada mereka.

Min Young pun terduduk lemas dan terus menangis setelah mendengar pernyataan Uisa Yesung.

“Ajumma..”, ucap Kyuhyun yang panik saat melihat Min Young terduduk lemas.

“Teuki, Kyuhyun! Aku takut Hye Jae menyusul appanya! Aku tidak mau hal itu terjadi!”, ucap Min Young terisak-isak.

“Na do, eomma!”, sahut Leeteuk sambil memeluk Min Young.

“Aku rasa kita tidak boleh menangis di depan Hye Jae! Dia pasti sedih jika melihat kita menangisinya..”, usul Kyuhyun.

“Ne, kita tidak boleh menangis didepannya!”, ucap Leeteuk sambil membantu Min Young berdiri.

“Kita antar Hye Jae dengan senyuman!”, sambung Kyuhyun lagi sambil tersenyum kecil.

“Banyak orang yang menyayangimu, Hye Jae! Kau sungguh beruntung!”, batin Donghae sambil menyeka air matanya yang diam-diam ikut menangis juga.

“Mianhae, Hye Jae! Jeongmal mianhae.. Tugasku terasa kejam sekarang! Karena kau akan ikut denganku nanti. Sementara disini banyak orang yang sangat menyayangimu…”, ucap Kyuhyun di dalam hati dengan wajah yang merasa bersalah.

Dua hari kemudian

Kyuhyun Pov

Kulihat Hye Jae mulai membuka matanya perlahan-lahan setelah dua hari dia tidak sadarkan diri.

“Hye Jae?”, panggilku dengan lembut.

“Kau mau menjemputku sekarang?”, tanyanya lemas.

“Aniyo.. Hye Jae belum saatnya!”, sahutku serba salah.

“Lalu kapan nyawaku ini segera dicabut? Aku tidak mau orang-orang disekeliling terlalu lama melihatku seperti ini. Aku tidak mau mereka terus menangis karenaku. Aku tidak mau membuat mereka khawatir dan cemas terus menerus! Jebal! Bawa aku sekarang…”, ucapnya dalam tangisan sambil menarik-narik lenganku.

“Mianhae, Hye Jae!”, batinku.

“Boleh aku minta satu permintaan darimu?”, tanyanya padaku dengan air mata yang terus mengalir.

“Mwo, Hye Jae? Apapun itu mungkin bisa kulakukan!”, sahutku berusaha membuatnya sedikit tenang.

“Bisakah kau membuat hidupku lebih lama? Berulang kali kau katakan padaku kalau kau malaikat dan bisa melakukan apapun yang kau mau! Bisakah kau mengabulkan permohonanku ini? Aku tidak mau meninggalkan orang-orang yang aku sayangi! Ottokhe? Kau bisa melakukannya untukku kan?”, ucapnya sambil terisak-isak dengan senyuman yang dipaksakan.

Deg.. Rasanya jantungku seketika berhenti saat mendengar permohonan Hye Jae seperti itu, mataku juga terasa panas karena menahan air mata yang akan jatuh.

“Angel, Kyu!”, panggilnya lagi.

“Kau katakan padaku kalau kau bisa melakukan apapun. Jadi kumohon buatlah hidupku lebih lama lagi.. Jebal!”, sambungnya memohon dalam tangisan yang semakin pecah.

Aku tidak mampu mengeluarkan kata-kata, rasanya mulutku ini sudah terkunci rapat.

“Kyuhyun-ah, kenapa diam saja? Katakan padaku kalau kau bisa melakukannya untukku! Kau itu malaikat kan? Permohonan ini pasti mudah bagimu kan?”, ujarnya yang semakin menekanku.

“Mianhae… Hye Jae! Jeongmal mianhae….”, jawabku pelan.

“Mwo? Mianhae? Bukan itu yang ingin kudengar dari mulutmu!”, sahut Hye Jae dengan melepaskan tanganya dari lenganku.

“Mian, Hye Jae. Kalau itu aku tidak bisa!”, ucapku dengan berat hati.

“Ha… Ha… Ha… Sudah kuduga kau akan mengatakan itu! Kau bohong padaku, kau bukanlah malaikat!”, bentak Hye Jae.

“Aku malaikat, tapi aku bukan Tuhan, Hye Jae! Permohonan ini sungguh tidak masuk akal!”, sahutku emosi.

Hye Jae tidak membalas ucapanku, dia hanya terus menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan aku meninggalkannya sendiri di kamar agar dia bisa menenangkan pikirannya. Saat aku buka pintu, aku terkejut bukan main.

“DONGHAE?!”, ujarku panik dan tak percaya.

Tbc

Waktu part ini dibuat, sebenarnya aku lagi nyiapin ff ku yang lainnya..

Makanya sedikit lama! Mianhae..

RCL nya sangat dibutuhkan loh..

Gomawo! ^^

Tinggalkan komentar